Liputan6.com, Jakarta Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden menunjuk Xavier Becerra untuk menjadi Menteri Kesehatan (Menkes) AS. Xavier Becerra sebelumnya adalah Jaksa Agung di California.
The New York Times melaporkan, Senin (7/12/2020), keputusan Joe Biden memilih Xavier Becerra baru muncul selama beberapa hari terakhir. Keputusan itu mengejutkan sebab Becerra lebih akrab dengan isu kriminal dan imigrasi.
Sebelumnya, ia diperkirakan akan menjadi Jaksa Agung AS. Sebagai Jaksa Agung di Califonia, Xavier Becerra dikenal sebagai pendukung jaminan kesehatan Obamacare. Ia juga mendukung kesehatan perempuan.
Advertisement
Wapres terpilih, Kamala Harris, juga pernah menjabat sebagai Jaksa Agung di California.
Jubir tim transisi Joe Biden masih menolak berkomentar. Pemilihan Becerra membantah rumor yang menyebut Biden akan memilih Gubernur Partai Demokrat.
CNBC menyebut pemilihan Xavier Becerra masih terkait keputusan Joe Biden untuk memiliki kabinet yang terdiri atas figur dari berbagai kalangan. Xavier Becerra akan menjadi latino latino pertama yang memimpin Kemenkes AS.Â
Xavier Becerra akan melanjutkan tugas Menkes Alex Azar untuk melawan COVID-19 di AS. Kasus di AS adalah yang tertinggi di dunia dan totalnya 14,7 juga kasus.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Surgeon General
Joe Biden akan memilih Dr. Vivek Murthy sebagai surgeon general di pemerintahannya. Surgeon general adalah pemimpin pasukan berseragam di bidang kesehatan.Â
Dr. Murthy merupakan orang lama yang dekat dengan Biden. Ia memegang jabatan serupa di pemerintahan Barack Obama.
Jeffrey D. Zients, seorang konsultan, akan menjadi pemimpin vaksin di Gedung Putih. Zients juga orang dekat Obama.Â
Saat ini, surgeon general dijabat Jerome Adams, dan Dr. Moncef Slaoui menjadi pemimpin program vaksin di Gedung Putih.
Advertisement
Kepala WHO dan Mantan Presiden AS Siap Disuntik Vaksin COVID-19 di depan Publik
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersedia mendapatkan vaksinasi Corona COVID-19 di depan kamera untuk membangun kepercayaan publik.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, seorang peneliti kesehatan masyarakat Ethiopia dan Kepala WHO sejak 2017, mengatakan selama briefing bahwa dia "dengan senang hati" secara terbuka menunjukkan dirinya menerima vaksin COVID-19 begitu tersedia untuknya.
"Itu ide yang bagus, dan saya mendukung tawaran mereka," kata Tedros ketika ditanya tentang mantan Presiden AS George Bush, Bill Clinton, dan Barack Obama yang berkomitmen untuk divaksinasi di depan umum.Â
"Saya akan senang melakukan hal yang sama, tetapi pada saat yang sama, saya juga perlu memastikan bahwa ini giliran saya karena saya tidak ingin mengambil vaksin siapa pun."
Ketiga mantan presiden setuju untuk mendapatkan vaksinasi di depan kamera untuk membangun kepercayaan Amerika terhadap obat tersebut.
Presiden terpilih Joe Biden mengatakan dia akan mengambil vaksin setelah ahli penyakit menular Anthony Fauci memutuskan itu aman.
Data survei menunjukkan orang Amerika skeptis terhadap vaksin Corona COVID-19, demikian dikutip dari laman Bussines Insider.
Sepertiga dari responden Amerika dalam jajak pendapat WHO menunjukkan bahwa mereka tidak akan divaksinasi.
Orang kulit hitam Amerika, yang menghadapi tingkat kematian COVID-19 lebih tinggi daripada warga kulit putih, sangat ragu untuk divaksinasi, mungkin karena ketidakadilan historis dalam sistem perawatan kesehatan.
Infografis COVID-19:
Advertisement