Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan bersejarah ke Irak pada Maret 2021, menurut laporan Vatikan pada Senin 7 Desember 2020.
Kunjungan ini adalah yang pertama dilakukan oleh seorang paus, sekaligus akan mencakup perjalanan ke Mosul.
Pria berusia 83 tahun itu telah lama berbicara tentang keinginannya untuk mengunjungi negara Timur Tengah, di mana konflik telah menyebabkan jumlah umat Kristen turun drastis selama dua dekade terakhir. Demikian seperti melansir laman Channel News Asia, Selasa (8/12/2020).
Advertisement
Baca Juga
Diperkirakan sekitar tanggal 5 dan 8 Maret pada tahun depan, Paus Fransiskus akan "mengunjungi Baghdad, dataran Ur ... Kota Erbil, serta Mosul dan Qaraqosh di dataran Niniwe", kata juru bicara Matteo Bruni dalam sebuah pernyataan.
Kunjungan Paus Fransiskus ke kota kuno Mosul di Irak utara akan menjadi sangat penting, sebagai bekas benteng kelompok Negara Islam.
Komunitas Kristen Irak yang bersejarah dan beragam telah hancur dalam perang sektarian berdarah yang mengikuti invasi pimpinan AS tahun 2003 dan kelompok Negara Islam menyapu sepertiga negara itu pada tahun 2014.
Komunitas Asiria, Armenia, Kasdim, Protestan, dan lainnya semuanya menjadi sasaran langsung.
Tidak ada statistik yang dapat dipercaya tentang jumlah orang Kristen yang melarikan diri dari Irak selama gelombang pertumpahan darah berturut-turut ini.
Menurut William Warda, salah satu pendiri Organisasi Hak Asasi Manusia Hammurabi, jumlah orang Kristen yang tetap di Irak mencapai 400.000, turun dari 1,5 juta pada tahun 2003.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jadi Pesan Damai
Perjalanan itu akan menjadi luar negeri pertama bagi Paus Fransiskus sejak wabah Virus Corona COVID-19 melanda Italia. Namun, Vatikan turut mengatakan bahwa program itu akan "mempertimbangkan evolusi keadaan darurat kesehatan di seluruh dunia".
Paus Fransiskus mengatakan pada tahun lalu bahwa Irak ada dalam daftar kunjungannyanya untuk tahun 2020, tetapi dia terpaksa membatalkan semua perjalanan luar negeri pada bulan Juni ketika Virus Corona COVID-19 melanda seluruh dunia.
Pada saat itu, dia mengatakan harapannya bahwa Irak bisa "menghadapi masa depan melalui pengejaran bersama dan damai demi kebaikan bersama di pihak semua elemen masyarakat, termasuk agama, dan tidak jatuh kembali ke dalam permusuhan yang dipicu oleh konflik yang membara di negara itu."
Presiden Barham Saleh secara resmi mengundang paus untuk mengunjungi Irak pada Juli 2019, berharap itu akan membantu negaranya "menyembuhkan" setelah perselisihan bertahun-tahun.
Kementerian luar negeri Irak pada hari Senin pun juga menyambut baik berita perjalanannya, dengan mengatakan: "Itu melambangkan pesan perdamaian ke Irak dan seluruh wilayah."
Advertisement
Merupakan Mimpi Paus Yohanes Paulus II
Mendiang Paus Yohanes Paulus II, juga berharap untuk mengunjungi Irak, tetapi tidak pernah kesampaian melakukan perjalanan itu.
Dia adalah salah satu kritikus paling keras terhadap keputusan Presiden AS saat itu, George W Bush untuk berperang melawan pemimpin Irak Saddam Hussein dalam apa yang dikhawatirkan paus sebagai bentrokan peradaban antara Kristen dan Islam.
Pada tahun 1999, Yohanes Paulus II ingin mengunjungi kota kuno Ur Kasdim di Irak selatan. Menurut Alkitab, di situlah Tuhan pertama kali berdoa kepada Abraham.
Tetapi ada kekhawatiran yang signifikan tentang keamanan, dan Amerika Serikat serta Inggris juga khawatir Saddam akan memanfaatkannya untuk tujuan propaganda.
"Kunjungan Paus akan datang sebagai realisasi dari mimpi pendahulunya, Paus St. Yohanes Paulus II," menurut portal berita Vatikan.
Paus Fransiskus telah meningkatkan hubungan antara Kristen dan Islam sebagai landasan kepausannya.
Tahun lalu, dia mengunjungi Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, di mana dia menjadi tuan rumah misa publik bersejarah untuk sekitar 170.000 umat Katolik di sebuah stadion, dan Maroko.
Paus telah mengunjungi beberapa negara Muslim pada tahun-tahun sebelumnya, termasuk Turki pada 2014, Azerbaijan pada 2016, dan Mesir pada 2017.