Cara Unik Perusahaan Israel Bantu Sediakan Air Bersih untuk Gaza, Diekstrak dari Udara

Sebuah perusahaan Israel membantu menyediakan air bersih untuk Gaza yang diekstrak dari udara.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Jan 2021, 10:02 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 10:02 WIB
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Jalur Gaza yang berpenduduk padat telah lama kekurangan air minum yang cukup, tetapi sebuah proyek baru membantu mengurangi kekurangan tersebut dengan proses bertenaga surya untuk mengambil air minum langsung dari udara.

Tidak seperti biasanya, proyek yang beroperasi di daerah kantong Palestina yang dikelola kelompok Islam, yang telah diblokade Israel dan Mesir sejak 2007 adalah gagasan miliarder Rusia-Israel, Mikhail Mirilashvili. Demikian seperti mengutip Times of Israel, Kamis (7/1/2020).

Perusahaan yang dipimpinnya, Watergen, telah mengembangkan generator air atmosferik yang dapat menghasilkan 5.000 hingga 6.000 liter (1.300 hingga lebih dari 1.500 galon) air minum per hari, tergantung pada kelembapan udara.

Dengan hanya beberapa mesin yang beroperasi di Gaza, Watergen masih jauh dari memenuhi permintaan dua juta orang yang tinggal di daerah kantong pantai yang padat yang terjepit di antara Israel, Mesir dan Laut Mediterania.

"Tapi, ini sebuah permulaan," kata Fathi Sheikh Khalil, seorang insinyur dari kelompok masyarakat sipil Palestina Damour, yang mengoperasikan salah satu mesin tersebut karena perusahaan Israel tidak dapat bekerja di Gaza.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Dipengaruhi Masalah Ekonomi

FOTO: Suasana Sepi Jalur Gaza saat Kembali Lockdown
Suasana jalan utama yang kosong selama lockdown untuk menahan pandemi virus corona COVID-19 di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (18/12/2020). Lockdown parsial di Jalur Gaza mulai diberlakukan sejak awal bulan Desember. (AP Photo/Khalil Hamra)

Jalur Gaza yang diganggu oleh kesengsaraan ekonomi yang parah dan kekurangan listrik rutin, juga telah menghadapi krisis air yang memburuk selama bertahun-tahun.

Akuifer yang digunakan secara berlebihan telah terdegradasi oleh intrusi air asin dan terkontaminasi oleh polutan, membuat sebagian besar air yang tersedia menjadi asin dan berbahaya untuk diminum dan memaksa impor air kemasan.

Hanya tiga persen dari air Gaza sendiri yang memenuhi standar internasional, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang pada tahun 2012 telah meramalkan bahwa tekanan ekologi akan membuat Gaza "tidak dapat ditinggali".

Berbagai penelitian telah mengaitkan peningkatan penyakit batu ginjal dan tingginya angka penyakit diare di Gaza dengan konsumsi air di bawah standar.

Beberapa pemain sedang bekerja untuk mengatasi kekurangan air, termasuk Uni Eropa, yang mendukung pabrik desalinasi air laut yang sangat besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya