Virus Nipah Dikhawatirkan Ancam Asia, Ini Gejala, Masa Inkubasi, dan Pengobatannya

Virus Nipah, virus ini sempat menyebabkan wabah pada 1999 di dua negara Asia yakni Malaysia dan Singapura.

oleh Tanti YulianingsihLiputan6.com diperbarui 28 Jan 2021, 17:40 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2021, 17:38 WIB
Tidak ada obat atau vaksin spesifik untuk infeksi virus Nipah.
Tidak ada obat atau vaksin spesifik untuk infeksi virus Nipah(Liputan6/AFP/Sam Panthaky)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi COVID-19 yang belum terlihat ujungnya, Virus Nipah atau Virus NiV dikahwatirkan menjadi ancaman terutama bagi negara di Asia.

Infeksi Virus Nipah adalah penyakit zoonosis, yang ditularkan ke manusia dari hewan.

Dikutip dari situs resmi WHO, Kamis (28/1/21), selain dapat tertular dari hewan, virus ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi dari manusia ke manusia.

Jika terinfeksi, virus tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit. Mulai dari infeksi asimtomatik yang subklinis hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal untuk manusia.

Hewan seperti babi yang terinfeksi juga dapat sakit parah jika terinfeksi.

Virus Nipah bukanlah temuan baru, melainkan virus lama yang ditemukan pada tahun 1999 di Malaysia. Wabah tersebut juga mempengaruhi Singapura.

Selain kedua negara di Asia tersebut, India juga terkena wabah virus tersebut pada 2001, di Bangladesh pada 2004, dan 2018 yang masih berlangsung di negara bagian Kerala, India.

Pada wabah pertama di Malaysia dan Singapura, sebagian besar kasus infeksi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang jaringannya telah terkontaminasi oleh Virus Nipah.

Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan sekresi babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa kondom dengan jaringan hewan yang sakit dan pada wabah di Bangladesh dan India.

Wabah tersebut terjadi karena konsumsi produk buah-buahan, seperti jus kurma mentah, yang telah terkontaminasi dengan urine atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi.

Walau tidak pasti, hal tersebut merupakan sumber infeksi yang paling mungkin.

Penularan human-to-human atau sesama manusia juga dilaporkan antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi.

Tingkat kematian akibat terinfeksi Virus Nipah diperkirakan 40-75%, tetapi angka tersebut bervariasi tergantung pada pengawasasn dan manejemen klinis di daerah yang terkena.

Walau angka tersebut terlihat menyeramkan, kebanyakan dari yang terinfeksi virus ini sembuh total. Walaupun beberapa di antaranya terus mengalami kondisi neurologis sisa ensefalitis akut, dan telah ada laporan beberapa kasus pasien yang terinfeksi kembali.

Saksikan Video di Bawah Ini:

Gejala Terinfeksi Virus Nipah

Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon
Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon

Jika terinfeksi Virus Nipah, pasien dapat mengalami infeksi asimtomatik hingga infeksi pernapasan akut, kejang, dan ensafalitis yang fatal.

Berikut adalah gejala-gejala jika Anda terinfeksi:

1. Demam

2. Sakit Kepala

3. Mialgia atau nyeri otot

4. Muntah

5. Sakit Tenggorokan

Gejala tersebut juga dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Beberapa pasien yang terinfeksi juga mengalami gejala seperti pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut.

Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah yang dapat berkembang menjadi koma dalam 24 hingga 48 jam.

Masa Inkubasi

Masa inkubasi pasien virus Nipah berkisar dari 4 hingga 14 hari. Namun, ada kasus yang dilaporkan harus mengalami masa inkubasi selama 45 hari.

Pengobatan

Untuk saat ini, belum ada obat atau vaksin untuk infeksi Virus Nipah. Namun, WHO telah mengidentifikasi Nipah sebagai penyakit prioritas untuk WHO Research and Development Blueprint.

Walau memang angka kematian dari virus ini berkisar dari 40% hingga 75%, tetapi dapat bervariasi berdasarkan pengawasan dan manajemen klinis di daerah yang terdampak. Mayoritas yang terinfeksi sembuh total, mesk beberapa mengalami kondisi neurologis sisa ensefalitis yang akut. 

Bagi pasien yang terinfeksi, perawatan suportif secara intensif direkomendasikan untuk mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis yang parah.

 

Reporter : Paquita Gadin

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya