Joe Biden Tidak Nonton Sidang Pemakzulan Donald Trump Jilid 2

Presiden AS Joe Biden tidak mengikuti jalan sidang pemakzulan Donald Trump jilid 2.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Feb 2021, 16:06 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 16:06 WIB
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington. (Foto: AP / Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku tidak menonton sidang pemakzulan Donald Trump jilid 2. Gedung Putih menyerahkan proses sidang kepada Senat.

Sidang pemakzulan Trump dimulai pada Selasa (9/2/2021) di Capitol Hill. Trump terancam dimakzulkan lagi karena dituduh memancing kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021.

Ketika ditanya reporter di Gedung Putih, Biden mengaku tak menonton jalannya sidang. Ia berkata fokus pada masalah ekonomi.

"Saya tidak melakukannya," ujar Biden seperti dikutip NPR, Rabu (10/2/2021).

"Banyak anak-anak yang tidur dalam keadaan lapar. Banyak keluarga kekurangan makanan. Mereka dalam masalah. Itu pekerjaan saya. Senat punya pekerjaannya," ujar Biden.

Presiden tertua dalam sejarah AS itu yakin bahwa Senat AS akan menjalankan tugasnya dengan baik. Selama ini, Gedung Putih memang enggan berkomentar soal pemakzulan Trump.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, juga berkali-kali menolak berbicara soal posisi Gedung Putih. Ia selalu berkata bahwa isu pemakzulan dikerjakan oleh Kongres.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

45 Senator Partai Republik Tolak Pemakzulan Donald Trump Jilid II

Donald Trump tanggapi hasil Pilpres AS
Presiden Donald Trump berbicara tentang hasil pemilihan presiden AS 2020 di Gedung Putih, Kamis (5/11/2020). Hingga saat ini proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika masih berlangsung, namun perolehan suara Donald Trump maupun Joe Biden masih bersaing ketat. (AP Photo/Evan Vucci)

Dilaporkan sebelumnya, mayoritas senator Partai Republik menolak pemakzulan Donald Trump jilid II. Senator Rand Paul dari Kentucky berkata agenda sidang pemakzulan di Senat sudah mati.

DPR AS sudah setuju untuk memakzulkan Donald Trump, sehingga kini giliran Senat untuk bersidang. Partai Demokrat butuh 2/3 suara senator, termasuk senator oposisi, agar Trump berhasil dimakzulkan. 

"45 Senator setuju bahwa 'sidang' tipu-tipu ini tidaklah konstitusional. Itu lebih dari cukup untuk menyetop dan kemudian mengakhiri proses pemakzulan partisan ini," ujar Rand Paul via Twitter, dikutip Rabu (27/1).

Rand Paul adalah inisiator pengambilan suara terkait pemakzulan Trump. Ia pun mendeklarasikan bahwa sidang pemakzulan sudah dead on arrival (DOA).

"'Sidang' ini sudah dead on arrival di Senat," ucapnya.

Pemimpin Partai Republik di Senat, Mitch McConnell, turut menolak.

Hanya ada lima senator Partai Republik yang mendukung wacana pemakzulan: Mitt Romney (Utah), Lisa Murkowski (Alaska), Susan Collins (Maine), Ben Sasse (Nebraska), dan Pat Toomey (Pennsylvania). Mereka semua mengkritik Donald Trump atas kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021.

Donald Trump Tolak Ikut Bersaksi

Situasi Capitol Hill usai penyerbuan pendukung Donald Trump
Petugas Kepolisian Capitol berjaga bersama pasukan Garda Nasional di belakang pagar pengendali kerumunan di sekitar Capitol Hill AS di Washington, Kamis (7/1/2021). Peristiwa penyerbuan di gedung Capitol Hill AS dilakukan oleh massa pendukung Donald Trump pada 6 Januari. (Brendan Smialowski/AFP)

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak permintaan dari Partai Demokrat untuk bersaksi pada persidangan pemakzulannya di Senat AS yang akan digelar pekan depan. 

Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (5/2) penolakan itu disampaikan oleh pengacara Trump pada Kamis 4 Februari. 

Anggota Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS menuding Trump menyerukan kericuhan ketika ia meminta para pendukungnya untuk menolak kekalahan dalam pemilu. 

Seruan itu berakhir dengan kericuhan di gedung sebelum mereka menyerbu Capitol Hill, dan terjadinya bentrok antara polisi dan massa. Peristiwa tersebut menewaskan 5 orang,  termasuk seorang petugas polisi Capitol.

"Presiden tidak akan bersaksi dalam proses inkonstitusional," kata penasihat Trump Jason Miller.

Dalam sebuah surat, pengacara Trump, Bruce Castor dan David Schoen, menyebut permintaan itu sebagai "pertunjukan PR".

Para pengacara Trump pekan ini juga menolak dakwaan pemakzulan dan menegaskan klaimnya bahwa kekalahan mantan Presden AS tersebu dicurangi - klaim yang tidak berdasar - dilindungi oleh Amandemen Pertama Konstitusi AS.

Permintaan untuk memberikan kesaksikan kepada Trump dan pengacaranya itu diberikan dalam sebuah surat oleh Anggota parlemen Demokrat, Jamie Raskin. 

"Jika Anda menolak undangan ini, kami memiliki setiap dan semua hak, termasuk hak untuk menetapkan di pengadilan bahwa penolakan Anda untuk bersaksi mendukung kesimpulan yang sangat merugikan mengenai tindakan Anda (dan kelambanan) pada 6 Januari 2021," tulis Raskin.

Dalam tanggapan mereka, pengacara Trump menyampaikan kepada Raskin: "Surat Anda hanya menegaskan apa yang diketahui semua orang: Anda tidak dapat membuktikan tuduhan Anda terhadap Presiden ke-45 Amerika Serikat, yang sekarang menjadi warga negara".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya