Liputan6.com, Jakarta - Temuan misi yang dipimpin WHO di Wuhan, China dalam menyelidiki asal-usul COVID-19 diperkirakan akan dirilis pada 14-15 Maret mendatang.
Berita tentang WHO yang akan merilis hasil investigasi COVID-19 di Wuhan, China pada 14-15 Maret mendatang menjadi sorotan di top 3 kanal Global Liputan6.com pada Minggu (7/3/2021).
Berita populer lainnya membahas tentang Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang secara tegas mengecam kekerasan di Myanmar serta menuntut agar Aung San Suu Kyi dibebaskan.
Advertisement
Seruan itu disampaikan oleh Presiden Moon Jae-in melalui media sosial.
Adapun berita yang paling disorot lainnya, yaitu langkah PBB dalam mengatasi kudeta militer diragukan rakyat Myanmar.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
1. 14-15 Maret, WHO Rilis Hasil Investigasi COVID-19 di Wuhan China
Temuan misi yang dipimpin WHO ke Wuhan, China untuk menyelidiki asal-usul virus yang menyebabkan COVID-19 diperkirakan akan dirilis pada pertengahan bulan Maret 2021, kata lembaga kesehatan PBB itu pada Jumat 5 Maret 2021.
"(Perkiraan) waktu saat ini adalah pada 14-15 Maret," Peter Ben Embarek, kepala misi, mengatakan kepada briefing berita di Jenewa, dikutip Channelnewsasia, Sabtu (6/3/2021).
Ben Embarek, seorang ahli WHO tentang penyakit vektor hewan ke manusia, telah mengatakan pada akhir misi bulan lalu bahwa virus itu mungkin berasal dari kelelawar, meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana virus itu bisa mencapai manusia.
Dia juga secara efektif mengesampingkan bahwa penyebab wabah yang berawal di Wuhan itu disebabkan oleh kebocoran di laboratorium penelitian setempat.
Advertisement
2. Tegas, Presiden Korsel Minta Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in secara tegas mengecam kekerasan di Myanmar serta menuntut agar Aung San Suu Kyi dibebaskan. Ia turut menulis tagar #JusticeForMyanmar dan #StandForMyanmar.
"Penggunaan kekerasan terhadap rakyat Myanmar harus berhenti sekarang. Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang," ujar Presiden Moon di media sosial, seperti dilaporkan Yonhap, Sabtu (6/3/2021).
Kecaman juga diberikan kepada polisi yang ikut melakukan aksi represif.
3. Tak Bertindak Atasi Kudeta Myanmar, Langkah PPB Diragukan Rakyat Myanmar
Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, masih terus meminta agar dunia internasional bertindak untuk mengatasi situasi di Myanmar. Ia memperingatkan bahwa rakyat perlahan mulai tak percaya PBB.
"Harapan yang mereka taruh pada PBB dan keanggotaannya sedang memudar," ujar Christine seperti dilansir situs UN News, Sabtu (6/3/2021).
"Saya setiap hari mendapatkan sekitar 2.000 pesan yang meminta aksi internasional untuk menangkis serangan yang nyata terhadap kehendak rakyat Myanmar dan prinsip-prinsip demokrasi," lanjutnya.
Advertisement