WHO: Pandemi COVID-19 Mempersulit Upaya Perang Melawan Obesitas

WHO menyatakan, tidak hanya penyakitnya yang berdampak pada pasien secara langsung, pandemi COVID-19 juga berdampak pada upaya penanganan obesitas di dunia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Mar 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2021, 08:00 WIB
Obesitas atau kegemukan bukan lagi menjadi hal yang aneh di masyarakat kini. Tetapi bukan berarti hal ini bisa dimaklumi atau dibiarkan.
Ilustrasi obesitas (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) mengatakan, pandemi COVID-19 juga berdampak pada upaya memerangi masalah obesitas di seluruh dunia.

Dalam konferensi pers pada Kamis (5/3/2021), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO mengatakan, COVID-19 tidak hanya berbahaya secara langsung pada orang dengan obesitas.

"Ini mempersulit banyak orang untuk terlibat dalam aktivitas fisik, sementara kesulitan ekonomi dan gangguan distribusi telah mengurangi akses ke makanan yang aman dan bergizi," kata Tedros.

"Isolasi juga meningkat secara dramatis, seringkali menyebabkan tekanan psikologis yang memperburuk obesitas," ujarnya seperti mengutip laman resmi WHO.

Tedros menyebutkan, di dunia, obesitas meningkat hampir tiga kali lipat sejak 1975. Pada 2016, lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami kelebihan berat badan, atau sekitar 13 persen dari dewasa di dunia.

Selain itu, prevalensi obesitas pada anak juga meningkat lebih dari dua kali lipat selama dua dekade terakhir.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Bahaya Obesitas

Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

WHO mengingatkan, dibutuhkan strategi yang komprehensif dan koheren untuk pencegahan dan pengelolaan, yang mempengaruhi orang-orang baik di negara kaya maupun miskin.

Obesitas sendiri memiliki dampak yang luas bagi kesehatan, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, depresi, impotensi, penyakit pada orang, komplikasi kelahiran, dan gangguan tidur.

"Anak-anak dengan obesitas lebih cenderung mengalami kecemasan, depresi, dan perundungan, yang dapat menyebabkan lingkaran setan," kata Tedros.

Obesitas, dan penyakit atau kecacatan yang ditimbulkannya, juga berdampak pada ekonomi terkait biaya kesehatan, hilangnya produktivitas, dan hambatan pada pertumbuhan ekonomi.

"World Health Assembly menetapkan telah menetapkan target pengurangan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak, remaja, dan dewasa. Namun jalan kita masih panjang, dan pandemi membuat kita mengalami kemunduran," imbuh Tedros.


Infografis Obesitas

Infografis Obesitas
Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya