Presiden Brasil Jair Bolsonaro Sebut Gubernur yang Terapkan Lockdown COVID-19 Sebagai Tiran

Jair Bolsonaro secara konsisten menentang tindakan karantina, dengan alasan dapat mengakibatkan ekonomi Brasil yang lebih buruk daripada efek virus itu sendiri.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 22 Mar 2021, 14:33 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2021, 14:33 WIB
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)

Liputan6.com, Brasilia - Presiden Brasil Jair Bolsonaro menggambarkan para gubernur negara bagian sebagai "tiran" lantaran melakukan lockdown akibat pandemi COVID-19. Menurut KBBI, tiran berarti raja atau penguasa yang lalim dan sewenang-wenang.

Berbicara kepada pendukungnya pada perayaan ulang tahunnya di Brasilia, Brasil dia mengatakan pemerintahnya telah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membuka kembali perekonomian.

Pekan lalu, lembaga kesehatan terkemuka negara itu Fiocruz memperingatkan runtuhnya layanan kesehatan Brasil dalam sejarah. Dikatakan unit perawatan intensif di rumah sakit kehabisan kapasitas, seperti dikutip dari BBC, Senin (22/3/2021).

Bolsonaro secara konsisten menentang tindakan karantina atau lockdown, dengan alasan dapat mengakibatkan ekonomi Brasil yang lebih buruk daripada efek virus itu sendiri. Awal Maret 2021,ia mengatakan kepada warga Brasil untuk "berhenti mengeluh" tentang pandemi.

Penanganan wabah yang dilakukan Bolsonaro telah memicu kecaman luas baik di dalam maupun luar negeri.

Saksikan Video Berikut Ini:


Brasil Beli Banyak Vaksin

Aksi Menuntut Pengunduran Diri Presiden Brasil
Demonstran ambil bagian dalam aksi protes terhadap Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan penanganan pandemi virus corona di Brasilia, pada Minggu (31/1/2021). Di antara mereka bahkan banyak yang menuntut pengunduran diri atau pemakzulan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. (Sergio LIMA/AFP)

Dalam perkembangan terpisah, kementerian kesehatan Brasil mengatakan pada Minggu 21 Maret bahwa pihaknya mencabut persyaratan bagi otoritas lokal untuk menyimpan setengah dari persediaan vaksin mereka untuk dosis kedua.

Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengatakan, tujuannya adalah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin untuk jumlah maksimum orang secepat mungkin. Brasil telah berjuang dengan peluncuran program vaksinasi di seluruh negeri secara luas.

Sejauh ini, Brasil sudah menggunakan vaksin Oxford-AstraZeneca dan China CoronaVac, keduanya membutuhkan dua suntikan. Brasil juga telah memesan vaksin Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan Sputnik V.

Brasil memiliki jumlah kematian terkait COVID-19 tertinggi kedua di dunia, di belakang AS. Lebih dari 294.000 orang telah meninggal sejak dimulainya pandemi, dengan hampir 12 juta infeksi yang dikonfirmasi, menurut Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat.

Lebih dari 2.200 orang rata-rata meninggal karena COVID-19 di Brasil setiap hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya