Usai Buka Hannover Messe 2021, Jokowi dan Angela Merkel Bahas Kerja Sama Bilateral

Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel secara virtual

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 14 Apr 2021, 08:08 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 22:11 WIB
Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel
Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel melakukan Pertemuan Bilateral secara virtual. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Bogor - Indonesia didapuk sebagai negara mitra atau partner country dalam Pameran Hannover Messe 2021. Sehari setelah pembukaan pameran, Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel secara virtual di Istana Bogor, Selasa (13/4/2021).

Angela Merkel menyampaikan penghargaan kepada Indonesia yang telah bersedia menjadi negara mitra dalam Hannover Messe 2021 dan menyakini bahwa kemitraan ini akan bermanfaat bagi upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Ia menyampaikan, pada 2022 Indonesia akan menjadi Ketua G-20, sementara Jerman menjadi Ketua G-7.

Diharapkan dapat dilakukan sinergi prioritas kerja dengan baik antara kedua negara. "Suatu kehormatan bagi Indonesia ditunjuk sebagai Negara Mitra Hannover Fair 2021 dan juga nanti di tahun 2023," kata Jokowi.

Dia juga mengapresiasi kepimpinan Merkel selama hampir 16 tahun dalam meningkatkan hubungan bilateral. Kedua pemimpin membahas secara terbuka beberapa isu bilateral, antara lain kerjasama di bidang kesehatan, kerjasama ekonomi dan Perubahan Iklim.

Selain itu, isu Myanmar juga menjadi salah satu topik tukar pikiran mengenai isu kawasan. Dalam pembahasan isu kesehatan, kedua pemimpin melakukan tukar pikiran mengenai penanganan COVID-19 di masing-masing negara.

 

Kekhawatiran Nasionalisme Vaksin

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel melakukan Pertemuan Bilateral secara virtual. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Keduanya menyampaikan kekhawatiran dengan masih terus terjadinya nasionalisme vaksin, yang akan sangat menganggu ketersediaan vaksin dunia dan menggangu kesetaraan akses vaksin bagi semua.

Presiden menyampaikan bahwa kasus positif di Indonesia sudah mulai membaik. Selain disebabkan oleh protokol kesehatan yang terus diterapkan, penurunan angka juga disebabkan karena kebijakan _micro lockdown_ sampai pada tingkat desa.

"Di bulan Januari, angka positif Indonesia sempat mencapai lebih dari 14 ribu dalam satu hari. Sementara dalam dua minggu ini, angka positif berkisar 4-5 ribu per hari," kata Presiden.

Presiden juga menjelaskan mengenai program vaksinasi yang sudah mulai dilakukan di Indonesia. Selain Sinovac, Indonesia saat ini juga memakai vaksin AstraZeneca. Presiden Jokowi menekankan pentingnya kedua negara membangun kerjasama kesehatan ke depan.

Sementara di bidang investasi dan industri, Kanselir Merkel melihat potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk menjadi mitra penting Jerman. Presiden Jokowi menyampaikan investasi memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi.

“Indonesia baru saja mengeluarkan Undang-undang Cipta Kerja yang akan dapat mendukung kerjasama di bidang investasi”, jelas Presiden.

Presiden juga menawarkan kerja sama pengembangan sumber daya manusia melalui sekolah vokasi dan peningkatan investasi industri Jerman untuk membangun basis produksi dan rantai pasok global Jerman di kawasan. “Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman (German Industrial Quarter) di Kawasan Industri Terpadu Batang,” ucap Presiden.

 

Perubahan Iklim

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Mengenai perubahan iklim, kedua pemimpin juga memiliki komitmen yang sama bagi upaya pengurangan emisi sesuai dengan komitmen yang telah disampaikan masing-masing negara. “Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pembangunan hijau”, kata Presiden.

Salah satu contoh adalah upaya yang terus dikembangkan baik restorasi hutan mangrove, maupun upaya pembangunan energi secara berkelanjutan.Terkait dengan isu kawasan, kedua pemimpin melakukan tukar pikiran mengenai isu Myanmar.

Presiden menyampaikan sikap Indonesia sangat jelas dari sejak awal, yaitu meminta dihentikannya penggunaan kekerasan dan mendorong dilakukannya dialog. “Dialog diantara mereka diharapkan dapat segera dilakukan, untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas dan perdamaian di Myanmar”, tambah Presiden.

Indonesia juga telah mengusulkan dilakukannya KTT ASEAN guna membahas isu Myanmar dan saat ini persiapan KTT sedang terus dilakukan.

Jerman adalah salah satu mitra terpenting Indonesia di Eropa. Indonesia telah memiliki kemitraan komprehensif sejak tahun 2012. Jerman merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa, mitra investasi terbesar ke-4 di Eropa dan wisatawan Jerman merupakan ke-3 terbesar dari Eropa.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya