Liputan6.com, Hanoi - Ilmuwan dari Universitas Oxford meminta agar masyarakat tidak perlu ragu mendapatkan vaksin COVID-19. Efek samping seperti pusing juga adalah hal biasa.
"Sedikit lelah dan sakit kepala mereka efek samping yang paling umum, tidak hanya vaksin COVID-19, tetapi juga vaksin-vaksin lain. Itu cukup umum. Hal itu menunjukan imun anda merespons vaksinnya dengan baik," ujar Dr. Tu Van dari Oxford University Clinical Research Unit (OUCRU) dalam diskusi virtual bersama Kedutaan Besar Inggris di Vietnam, Kamis (29/4/2021).
Dr. Tu Van berkata efek samping itu juga tidak lama, yakni 48 hingga 72 jam saja.
Advertisement
Baca Juga
Terkait vaksin AstraZeneca yang dibuat Oxford, Dr. Tu Van menjelaskan bahwa jutaan vaksin AstraZeneca pun telah disuntikan di Eropa. Laporan kasus penggumpalan darah juga adalah kasus langka.
"Ini sangatlah langka. Pada titik ini karena kasusnya masih terlalu langka maka kita tidak dapat menarik kesimpulan bahwa vaksin bisa menyebabkan penggumpalan darah atau tidak," jelas Dr Tu Van.
"Tidak ada bukti jelas yang menyebut vaksinnya bisa menyebabkan penggumpalan darah. Jadi saya pikir vaksinnya aman. Itulah kenapa WHO dan bahkan European Medicine Agency (EMA) mereka merekomendasikan lanjut vaksinasi karena benefitnya melebihi risiko," lanjutnya.
Namun, WHO mengingatkan bahwa vaksin bukanlah alat yang bisa menghilangkan pandemi, dan masyarakat diajak untuk hidup sehat.
"Vaksin-vaksin ini bukanlah peluru ajaib untuk mengakhiri pandemi," ujar Dr. Park Kidong, WHO Representative to Vietnam. "Kita harus tetap waspada dan jangan lengah.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
3,8 Juta Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia, Ini Kata Menlu Retno Marsudi
Sebanyak 3,8 juta vaksin AstraZeneca melalui skema multilateral tiba di Indonesia pada hari ini, Senin, 26 April 2021. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi pun berterima kasih ke COVAX-GAVI (Global Alliance for Vaccines and Immunization), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Unicef, dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
"Saya menyampaikan terima kasih kepada COVAX-GAVI, WHO, Unicef, dan CEPI yang telah memberikan kerjasama yang sangat baik, sehingga pengiriman vaksin tetap berlanjut di tengah tantangan baru yang muncul," ujar Retno saat menyambut kedatangan vaksin AstraZeneca di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin, 26 April 2021.
Jumlah vaksin jadi AstraZeneca dari jalur multilateral COVAX Facility yang baru saja tiba sebesar 3.852.000 dosis. Ini merupakan kedatangan batch kedua vaksin AstraZeneca dari COVAX Facility. Indonesia kini punya 4.965.600 juta dosis vaksin jadi dari skema multilateral.
Sejak awal pandemi sampai sekarang, Pemerintah Indonesia mengupayakan ketersediaan vaksin COVID-19 bagi kebutuhan dalam negeri. Indonesia juga turut aktif mengawal isu vaksin.
"Indonesia duduk sebagai salah satu co-chair Covax AMC Engagement Group untuk terus memperjuangkan akses vaksin bagi semua negara," Retno Marsudi melanjutkan.
Advertisement