Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingati 200 tahun kematian Napoleon Bonaparte, Rabu (5/5) di ibu kota Paris.
Napoleon Bonaparte adalah kaisar dan panglima Prancis yang terkenal karena memberi negara tersebut kode sipil (undang-undang terkait kepemilikan, keluarga, dan kewajiban).
Tetapi riwayat hidupnya tercemar dalam penilaian banyak kalangan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (6/5/2021).
Advertisement
Emmanuel Macron mengatakan, Rabu (5/5), pemulihan perbudakan oleh Napoleon Bonaparte adalah "pengkhianatan terhadap semangat pencerahan."
Namun, dalam pidatonya Macron juga mengatakan, "Napoleon adalah bagian dari kita," dan Prancis "harus menghadapi sejarahnya secara langsung."
Dengan memberikan perincian seperti itu, Macron tidak bersedia mematuhi mereka yang menolak memberi penghormatan kepada Napoleon Bonaparte.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Sosok Napoleon
Napoleon adalah tokoh paling penting dalam sejarah Prancis dan dikagumi oleh tokoh-tokoh sayap kanan.
Momentumnya tepat untuk Macron yang diduga akan berusaha memperpanjang mandatnya sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan.
Macron kemudian meletakkan karangan bunga di monumen Napoleon, di Les Invalides, sebuah monumen berkubah emas dan terletak di sebuah rumah sakit militer.
Pidato Presiden Macron ini dimaksudkan untuk memperingati dan bukan merayakan tokoh besar Prancis tersebut yang meninggal dalam pengasingan di pulau St. Helena, tepat 200 tahun yang lalu, pada 5 Mei 1821.
Advertisement