Liputan6.com, Naypwidaw - Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi dan Erywan Pehin Yusof, menteri kedua Brunei untuk urusan luar negeri telah tiba di ibu kota Naypwidaw, Myanmar pada Kamis 3 Juni 2021 malam untuk berbicara dengan pemimpin junta militer, Min Aung Hlaing.
Kunjungan itu dilakukan untuk membahas kondisi yang terjadi setelah kudeta militer yang memicu demonstrasi dan bentrok di Myanmar.
Dilansir AFP, Jumat (4/6/2021) Lim Jock Hoi dan Erywan Pehin Yusof rencananya bertemu Min Aung Hlaing pada Jumat (4/6) pagi waktu setempat.
Advertisement
Sementara itu, tim informasi junta mengatakan kepada wartawan bahwa mereka akan segera "mengeluarkan" lebih banyak informasi tentang pertemuan tersebut.
ASEAN telah memimpin upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis yang terjadi di Myanmar.
Adapun langkah dari Uni Eropa dan AS, yang telah meningkatkan sanksi terhadap para jenderal Myanmar.
Tidak Diketahui Apakah Utusan ASEAN akan Bertemu Pejabat Aung San Suu Kyi
Tidak diketahui secara segera jelas apakah utusan ASEAN juga akan bertemu dengan anggota pemerintahan Aung San Suu Kyi yang digulingkan - kebanyakan dari Partai NLD.
Min Aung Hlaing sebelumnya sudah menghadiri pertemuan tentang krisis dengan para pemimpin dari 10 negara pada April 2021 - perjalanan luar negeri pertamanya sejak kudeta di Myanmar.
Setelah pertemuan - yang tertutup untuk media - para pemimpin mengeluarkan pernyataan "lima poin konsensus" yang menyerukan "penghentian segera kekerasan" dan kunjungan ke Myanmar oleh utusan khusus regional.
Namun jenderal militer Myanmar tersebut mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa Myanmar belum siap untuk mengadopsi rencana tersebut dan kekerasan terus berlanjut di seluruh negeri.
Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, hadir di sela-sela KTT pada April 2021, tetapi belum menerima izin untuk melakukan perjalanan ke Myanmar.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah diberitahu oleh junta bahwa sekarang "bukan waktu yang tepat" untuk bepergian ke Myanmar.
Advertisement