Gambar Ayah dan Anak Hangus Terbakar Serangan Rudal Houthi di Yaman Tuai Kritik

Bocah berusia lima tahun itu termasuk di antara sedikitnya 21 orang yang tewas ketika sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi menghantam sebuah pompa bensin di distrik padat penduduk di Marib Yaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2021, 13:56 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2021, 13:56 WIB
Salah seorang anggota pasukan militan Houthi yang berperang dengan pemerintah Yaman (AFP Photo)
Salah seorang anggota pasukan militan Houthi yang berperang dengan pemerintah Yaman (AFP Photo)

Liputan6.com, Alexandria - Beredar gambar-gambar mengejutkan yang menunjukkan tubuh hangus seorang ayah dan anak perempuan yang tewas dalam serangan rudal Houthi di Kota Marib, Yaman tengah. Hal itu memicu kemarahan di dalam dan luar negeri, di tengah seruan untuk "menyebut dan mempermalukan" milisi atas serangan brutalnya terhadap warga sipil.

Melansir Arab News, Senin (7/6/2021), bocah berusia lima tahun itu termasuk di antara sedikitnya 21 orang yang tewas ketika sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi menghantam sebuah pompa bensin di distrik padat penduduk di Marib pada hari Sabtu, kantor berita Saba melaporkan.

Seorang sumber medis mengatakan ada anak lain, Hassan Al-Hubaishi yang berusia 10 tahun, juga tewas dalam serangan itu, dan beberapa orang lainnya terluka.

Serangan itu terjadi ketika puluhan mobil sedang menunggu di stasiun untuk mengisi bahan bakar, kata saksi mata.

Bocah lima tahun yang malang itu, yang diidentifikasi sebagai Lian Taher, berada di dalam mobil ayahnya di luar pom bensin ketika rudal itu menghantam.

Pekerja darurat yang bergegas ke tempat kejadian menjadi sasaran drone bermuatan bahan peledak yang ditembakkan oleh Houthi, menyebabkan banyak warga sipil jadi korban meninggal.

Setelah rekaman memilukan ayah-anak itu dibagikan secara luas di media sosial, aktivis hak asasi manusia Yaman, pejabat pemerintah dan diplomat Barat mengutuk keras serangan Houthi dan menuntut milisi dihukum karena menargetkan warga sipil di Marib.

 

Serangan Tersebut Mengancam Puluhan Ribu Orang Terlantar yang Tinggal di Kota

Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman (AP Photo)
Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman (AP Photo)

Gubernur Marib Sultan Al-Arada memperingatkan bahwa serangan rudal dan pesawat tak berawak Houthi mengancam puluhan ribu orang terlantar yang tinggal di kota, dan mendesak organisasi lokal dan internasional untuk mengutuk serangan itu.

“Otoritas lokal menyerukan kepada semua orang Yaman dari seluruh spektrum politik dan sosial untuk berdiri bersama dalam menghadapi terorisme milisi Houthi, yang masih menjadi penyebab sebagian besar tragedinya,” katanya.

Ali Al-Lahabi, seorang anggota parlemen Yaman, menuduh Houthi melanggar norma-norma agama dan suku yang melarang penargetan warga sipil.

“Kejahatan hari ini terhadap warga sipil dan anak-anak di Marib melanggar norma kesukuan di Yaman dan semua norma kemanusiaan Arab dan internasional,” katanya dalam sebuah posting Twitter.

Marah dengan gambar warga sipil yang tewas, Abdul Malik Al-Mekhlafi, penasihat Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi, mendesak mereka yang percaya Houthi dapat bekerja sama dengan upaya perdamaian untuk mengubah pikiran mereka.

“Serangan itu sekali lagi menegaskan wajah buruk Houthi, yang telah menolak semua upaya internasional untuk menghentikan perang,” kata Al-Mekhlafi di Twitter.

Di lapangan, komandan tentara Yaman yang memerangi Houthi di Marib dan Hodeidah mengatakan bahwa serangan mematikan oleh milisi akan berlanjut sampai dukungan militer dan keuangan dari Iran berakhir.

“Kejahatan perang tidak akan berhenti kecuali rezim Iran dihalangi, dan Houthi yang membunuh anak-anak dan wanita dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional,” Sadeq Dewaid, juru bicara Pasukan Perlawanan Nasional di provinsi barat Hodeidah, mengatakan.

 

Kesedihan dan Kemarahan Utusan Barat Atas Kematian Warga Sipil

Kelompok Houthi di Yaman (AFP)
Kelompok Houthi di Yaman (AFP)

Utusan Barat untuk Yaman juga menyuarakan kesedihan dan kemarahan mereka atas kematian warga sipil, menuntut Houthi berhenti menyerang warga sipil dan terlibat dengan proposal perdamaian yang ditengahi PBB.

Kedutaan Besar AS di Yaman menggambarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak Houthi di Marib sebagai “kekerasan tidak manusiawi.”

Cathy Westley, kuasa usaha kedutaan, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami ngeri dengan laporan bahwa Houthi menggunakan rudal balistik untuk menghancurkan sebuah pompa bensin di Marib, membunuh dan melukai warga sipil. Houthi dilaporkan kemudian menggunakan pesawat tak berawak untuk menyerang kru ambulans yang datang untuk membantu yang terluka. Kekerasan tidak manusiawi ini harus diakhiri.”

Utusan Inggris untuk Yaman, Michael Aron, mengatakan di Twitter bahwa dia terkejut dengan laporan serangan itu, menambahkan bahwa hanya gencatan senjata nasional yang akan mengakhiri korban jiwa.

“Houthi harus menghentikan serangan Marib mereka dan terlibat secara serius dengan PBB. Kesepakatan tentang gencatan senjata nasional akan mencegah kerugian tragis seperti itu dan memungkinkan tindakan kemanusiaan,” katanya.

Pejabat dan pakar Yaman memperingatkan bahwa serangan milisi dapat menghancurkan upaya diplomatik internasional yang intensif untuk mengakhiri perang.

Hooria Mashhour, mantan menteri hak asasi manusia, mengatakan kepada Arab News bahwa Dewan Keamanan PBB harus memberlakukan rencana perdamaian yang menyerukan segera diakhirinya pertempuran di Yaman.

"Sementara perang berlanjut dan tidak ada niat tulus untuk mencapai gencatan senjata yang komprehensif, kita akan melihat puluhan bahkan ribuan mayat anak-anak dan orang dewasa hangus," kata Mashhour.

Reporter: Lianna Leticia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya