Polisi Australia Tangkap 200 Mafia Motor Gede Pakai Jebakan Aplikasi

Para mafia motor gede (moge) ini ditangkap lewat aplikasi.

diperbarui 09 Jun 2021, 09:24 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 08:30 WIB
Barang bukti kejahatan mafia di Australia.
Barang bukti kejahatan mafia di Australia. Dok: AFP via ABC Australia

Canberra - Kepolisian di Australia menangkap setidaknya 200 mafia motor gede (moge) yang terlibat berbagai kasus kriminal. Mereka semua diperangkap di aplikasi khusus pelaku kriminal bernama ANOM.

Dilansir ABC Australia, Selasa (8/6/2021), operasi ini bagian dari kerja sama selama tiga tahun antara Kepolisian Federal Australia (AFP) dan Biro Penyelidik Federal (FBI) Amerika Serikat. Pihak berwenang mengatakan para penjahat ini berhasil diperangkap untuk menggunakan aplikasi pesan yang dibuat oleh polisi.

Aplikasi pesan itu dikenal dengan nama ANOM, digunakan oleh kelompok kriminal terorganisasi di seluruh dunia untuk melakukan eksekusi, mengimpor narkoba dalam jumlah besar dan juga pencucian uang.

Pihak berwenang mengatakan mereka bisa membaca sampai sekitar 25 juta pembicaraan yang ada.

Polisi mengatakan mereka menemukan adanya 21 rencana pembunuhan, menyita lebih dari 3 ton narkoba dan $AUD 45 juta aset dalam bentuk uang dan lainnya.

Menurut AFP, operasi ini berhasil mencegah adanya penembakan massal di kawasan permukiman di Australia, di mana senjata mesin akan digunakan dalam penembakan di sebuah kafe.

Sebuah keluarga yang beranggotakan lima orang juga menjadi sasaran oleh kelompok kriminal.

Hari Senin malam, lebih dari 300 surat izin penggerebekan dilakukan di seluruh Australia, dengan operasi serupa dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan operasi itu "sudah berhasil memberikan pukulan berat terhadap kelompok kejahatan terorganisasi. Tidak saja di negeri ini, tapi juga terhadap kelompok kejahatan di seluruh dunia."

"Ini adalah momen yang menentukan dalam sejarah penegakan hukum di Australia," kata PM Scott Morrison.

"Dukungan kami memungkinkan AFP ambil bagian dalam kemitraan besar dan berperan penting untuk membongkar kelompok kriminal."

Kartel Narkoba, Triad, dan Mafia

Dirut BPR Rokan Hulu Simpan Narkoba di Tumpukan Batu Pekarangan Rumah
Sabu-sabu. Ilustrasi: Dwiangga Perwira/Kriminologi.id

Operasi yang diberi nama Operation Ironside disebutkan berhasil mengungkap para kriminal yang memiliki hubungan dengan kartel dari Amerika Selatan, kelompok triad dan mafia di Asia, dan sindikat kejahatan di Timur Tengah dan Eropa.

Polisi mengatakan belasan anggota kelompok kriminal motorgede (moge) yang sudah dibubarkan Comanchero dan Lone Wolf juga ditahan. 

Sudah ada penahanan di 18 negara, termasuk di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Selandia Baru dengan banyak lagi masih akan ditahan.

Polisi mengatakan ide untuk menggunakan app itu berasal dari pembicaraan antara agen FBI di tahun 2018, sebelum akhirnya polisi menemukan cara untuk membaca semua pesan yang sebenarnya sudah terinkrpisi.

App itu kemudian disebarkan secara tidak sengaja oleh pelaku pengirim narkoba yang sedang dalam pelarian asal Australia Hakan Ayik, setelah dia mendapatkan app itu dari seorang agen yang menyamar.

Ayik (42 tahun) merekomendasikan penggunaan app itu kepada teman-temannya sesama kriminal yang membeli HP yang sudah diisi dengan app ANOM di pasar gelap.

App ini memungkinkan mereka mengirim pesan, merekam video, dan juga mengirim pesan tersembunyi.

Polisi mengatakan dalam beberapa kasus diperlukan waktu beberapa bulan untuk menemukan siapa yang menggunakan peralatan dan app tersebut.

 

Ribuan Lokasi

Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Kepala Kepolisian Australia Commissioner Reece Kershaw mengatakan Ayik sekarang sudah jadi pusat perhatian dan sebaiknya menyerahkan diri kepada pihak berwenang di Australia.

"Melihat ancaman yang dihadapinya, sebaiknya dia menyerahkan diri kepada kami secepat mungkin," katanya.

"Dia salah seorang koordinator dari peralatan ini, jadi pada dasarnya dia yang menjerumuskan teman-temannya sendiri," jelas Commisioner Reece.

Polisi mendatangi empat ribu lokasi minggu ini dalam penyelidikan yang begitu besarnya, sehingga AFP menunda operasi lain, kecuali soal perlindungan anak dan kontraterorisme.

Lebih dari 11 ribu orang menggunakan app ANOM tersebut di seluruh dunia, termasuk 1650 orang di Australia. Sekitar 50 persen dari tindak kriminal yang dideteksi lewat app terjadi di New South Wales. 

Polisi melakukan 210 penggerebekan kemarin, yang merupakan rekor baru sebelumnya, yaitu 50 penggerebekan dalam satu hari.

Commissioner Reece mengatakan para agen FBI sudah banyak memiliki informasi mengenai para kriminal yang menggunakan app.

"FBI yang memimpin semua ini. Kami menyediakan kemampuan teknis untuk membaca semua pesan yang ada."

Ia mengatakan bahwa para kriminal ini begitu 'beraninya' sehingga mereka secara terang-terangan mengirim pesan tanpa berusaha menggunakan kode tertentu.

"Apa yang mereka bicarakan adalah narkoba, kekerasan, saling mnyerang, siapa saja orang tidak berdosa yang akan dibunuh," katanya.

"Semua bisa dilihat di sana."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya