NATO Summit: China Dianggap Sebagai Tantangan Sistemik

NATO Summit resmi digelar. China disorot sebagai tantangan sistemik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Jun 2021, 09:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Brusel - NATO Summit resmi digelar di Brusel, Belgia, pada Senin 14 Juni 2021. Para pemimpin dunia turut hadir, mulai dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Rusia Vladimir Putin, hingga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

China lantas menjadi sorotan dari pimpinan NATO.

"Pengaruh dan kebijakan-kebijakan internasional China yang bertumbuh dapat memberikan tantangan-tantangan terkini yang kita harus hadapi bersama sebagai Aliansi," ujar pernyataan bersama para kepala negara yang hadir di NATO, dikutip Selasa (15/6/2021).

Para pemimpin negara juga berkata NATO merupakan aliansi militer yang terkuat dan tersukses dalam sejarah.

"Ini menjamin keamanan wilayah dan satu miliar warga kita, kebebasan kita, dan nilai-nilai yang kita bagi, termasuk kebebasan individual, HAM, demokrasi, dan aturan hukum," tulis pernyataan NATO.

Rusia juga disindir oleh pernyataan tersebut karena aksi-aksi agresif mereka yang dinilai mengancam keamanan Euro-Atlantik. Turut pula dibahas masalah kejahatan dari aktor non-negara (non-state actors), serta masalah human trafficking. 

"Tanggung jawab terbesar bagi Aliansi adalah melindungi dan mempertahankan wilayah-wilayah dan populasi-populasi kita dari serangan, dan kita akan menghadapi semua ancaman-ancaman dan tantangan-tantangan yang berdampak kepada keamanan Euro-Atlantik," tulis pernyataan NATO.

 

Iklim dan COVID-19

Ilustrasi Perubahan Iklim
Ilustrasi perubahan iklim. (dok. Unsplash.com/Lucas Marcomini/@lucasmarcomini)

Masalah ancaman teknologi siber juga menadi sorotan, begitu pula senjata pemusnah massal, dan perubahan iklim.

Isu COVID-19 juga tak lupa dibahas. NATO Summit ini digelar di saat pandemi masih terjadi, dan seraya ingin membuktikan resiliensi negara-negara anggota. NATO berkata siap membantu respons sipil terhadap pandemi.

"NATO dan militer sekutu telah mendukung respons sipil terhadap pandemi, serta memastikan pertahanan kolektif dan keefektifan operasi-operasi kita. Kita juga menyediakan bantuan kritikal kepada sejumlah mitra-mira melalui pengiriman bahan-bahan medis yang vital," ujar NATO. 

NATO turut berjanji akan terus melawan terorisme dalam berbagai bentuk. 

"Terorisme dalam semua bentuk dan manifestasinya terus memberikan ancaman langsung kepada keamanan populasi kita, dan stabilitas dan kemakmuran internasional. Kami secara jelas menolak dan mengecam terorisme dengan istilah-istilah yang paling kuat. Aliansi akan terus melawan ancaman ini dengan determinasi, tekad, dan solidaritas."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya