Taj Mahal Akan Kembali Dibuka untuk Umum Mulai 16 Juni 2021

Taj Mahal dan monumen lain yang dilindungi ditutup dua bulan lalu setelah gelombang kedua COVID-19, akan dibuka kembali pada 16 Juni.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Jun 2021, 17:20 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 15:02 WIB
Taj Mahal
Taj Mahal (Pawan Sharma / AFP)

Liputan6.com, New Delhi - Taj Mahal yang merupakan ikon dari India akan segera dibuka untuk umum setelah mengalami penutupan selama dua bulan akibat pandemi COVID-19.

Gelombang kedua COVID-19 telah menghantam negara ini dan Taj Mahal akan dibuka kembali pada 16 Juni mendatang, demikian dikutip dari laman indianexpress, Selasa (15/6/2021).

"Taj Mahal dan monumen lain yang dilindungi ditutup dua bulan lalu setelah gelombang kedua COVID-19, akan dibuka kembali pada 16 Juni," kata Survei Arkeologi India (ASI).

Pengunjung akan dapat memesan tiket masuk secara online dan tidak ada fasilitas pemesanan offline yang tersedia, kata seorang pejabat ASI.

"Mempertimbangkan situasi yang ada, telah diputuskan bahwa semua Monumen, Situs dan Museum yang dilindungi (di bawah ASI) akan dibuka mulai 16 Juni 2021," kata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Prahlad Singh Patel.

Dengan munculnya gelombang kedua COVID-19, pemerintah telah memerintahkan penutupan semua monumen dan museum yang dilindungi secara terpusat, termasuk Taj Mahal, Benteng Merah, dan Gua Ajanta, pada 15 April 2021.

Perintah ini dikeluarkan oleh ASI dan kemudian di-tweet oleh Menteri Kebudayaan Persatuan Prahlad Patel.

"Karena situasi CPVID-19 yang berlaku, telah diputuskan untuk menutup semua monumen, situs, dan museum yang dilindungi secara terpusat di bawah ASI dengan segera dan hingga 15 Mei atau hingga perintah lebih lanjut," kata ASI.

Alat Tes COVID-19 Mandiri di India

Pekerja di India Jalani Vaksinasi Corona Dalam Bus Penumpang
Petugas kesehatan bersiap menyuntik pekerja dengan vaksin Covid-19 Covishield di dalam bus penumpang yang diubah menjadi pusat vaksinasi keliling di Kolkata, Kamis (3/6/2021). India telah menderita pandemi yang menghancurkan sejak April, dan baru-baru ini mulai mereda. (Dibyangshu SARKAR/AFP)

Info terbaru, perusahaan start-up India, Mylab Discovery Solutions membuat alat tes COVID-19 yang bisa digunakan di rumah.

Mylab berharap bahwa alat tes mandiri yang murah - yang pertama di India - akan membantu negara itu melacak penyebaran COVID-19 dengan lebih baik di antara 1,3 miliar penduduknya.

Alat tes yang dinamakan CoviSelf itu diluncurkan pada awal Juni 2021, dan merupakan alat tes rumah pertama yang disetujui di India.

"Alat tes ini didesain agar orang-orang bisa menggunakannya di rumah. Jadi isi kitnya sederhana, cara membuangnya sederhana, cara melakukannya pun sederhana,” kata Shrikant Pawar, Head of Serology & Microbiome di Mylab, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (13/6/2021).

Perusahaan yang juga membuat alat tes PCR untuk mendeteksi infeksi HIV itu, mengatakan bahwa akses luas ke CoviSelf - dijual seharga US $ 3,40 (Rp ). 

Alat tes COVID-19 tersebut pun diharapkan akan mengurangi tekanan pada laboratorium yang terbebani dan meningkatkan pelacakan infeksi Virus Corona COVID-19.

Cara menggunakan alat tes ini, adalah dengan mengusapnya di hidung pengguna. 

QR Code pun tersedia pada alat tes untuk terhubung ke aplikasi smartphone pengguna, yang mengungkapkan hasil tes dalam 15 menit, dan mengirimkan detailnya ke Dewan Penelitian Medis India - lembaga ilmiah yang memimpin tanggapan pemerintah terhadap COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya