Ilmuwan Dibuat Bingung Sekelompok Gajah di China Mampu Jelajah Hingga 500 Km

Berkeluyuran hingga ke kota-kota, sekelompok gajah ini membuat ilmuwan kebingungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2021, 21:00 WIB
Kawanan Gajah Tidur Siang
Dalam foto udara yang diambil 7 Juni 2021 ini sekawanan gajah yang bermigrasi beristirahat di hutan pinggiran kota Kunming, di Provinsi Yunnan, China. Kawanan gajah itu diketahui sedang melakukan proses migrasi jauh dari habitat aslinya, cagar alam provinsi Yunnan (Yunnan Forest Fire Brigade via AP)

Liputan6.com, Shije - Pada dasarnya, gajah adalah binatang yang sangat cerdas dan para ahli yang mempelajarinya sudah mengetahui banyak hal tentang mereka. Namun, kelompok gajah di China benar-benar membuat para ilmuwan kebingungan.

Dikutip dari BBC, Kamis (24/6/2021), sekelompok gajah ini melintasi China selama lebih dari satu tahun dan telah menempuh lebih dari 500 kilometer dari habitat aslinya.

Mereka diperkirakan memulai perjalanan musim semi lalu dari Cagar Alam Nasional Xishuangbanna di dekat perbatasan Myanmar dan Laos.

Sekumpulan gajah ini mulai bergerak ke utara dan dalam beberapa bulan terakhir, mereka muncul di sejumlah desa dan kota.

Mereka terlihat mendobrak pintu, merabok toko, "mencuri" makanan, bermain-main di lumpur, mandi di kanal, serta tidur siang di tengah hutan.

Tidak hanya itu, mereka juga terlihat menyapu tanaman di belakang mereka dan berkeliaran di rumah-rumah orang bahkan berbaris di halaman untuk minum air.

Gajah-gajah ini diperkirakan mulai bergerak ke arah selatan dan terakhir terlihat di Shije, sebuah kota dekat Yuxi.

"Yang benar adalah, tidak ada yang tahu. Ini hampir pasti terkait dengan kebutuhan akan sumber daya -- makanan, air, tempat tinggal -- dan ini masuk akal mengingat fakta bahwa, di sebagian besar lokasi di mana gajah Asia hidup di alam liar, ada peningkatan gangguan manusia yang mengarah pada fragmentasi habitat, kehilangan dan pengurangan sumber daya," jelas Joshua Plotnik, asisten profesor psikologi gajah di Hunter College, City University of New York.

Plotnik menambahkan bahwa hal tersebut mungkin ada hubungan dengan dinamika sosial kelompok.


Tidak Ada Konfrontasi yang Membahayakan

Tak Sengaja Minum Anggur Jagung 30 Liter, 14 Gajah Ini Tertidur di Kebun Teh
Potret gajah mabuk di kebun teh milik warga di Yunan, China. (Sumber: Facebook/Epicalyptic)

Gajah secara umum bersifat matriakal dengan betina tertua dan paling bijaksana menjadi pemimpin kelompok.

Setelah pubertas, gajah jantan memisahkan diri atau bergabung dalam kelompok dengan jantan lainnya untuk waktu yang singkat. Mereka hanya berkumpul dengan para betina sementara untuk kawin sebelum pergi lagi.

Namun, kawanan ini ditetapkan sebagai kelompok yang terdiri dari 16 atau 17 gajah -- termasuk tiga jantan.

Para ilmuwan ini sepakat bahwa perjalanan tersebut bukanlah migrasi karena mereka tidak mengikuti rute yang tetap.

Tetapi, China adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia di mana populasi gajah tumbuh berkat upaya konservasi yang ekstensif.

China telah menindak keras perburuan dan sebagai hasilnya, populasi gajah liar di provinsi Yunnan meningkat dari 193 pada 1990-an menjadi sekitar 300 saat ini.

Walau begitu, urbanisasi dan penggundulan hutan telah mengurangi habitat gajah dan menurut para ahli, mereka mungkin mencari rumah baru dengan akses makanan yang lebih baik.

Untungnya, perjalanan ini tidak menyebabkan konfrontasi berbahaya dengan manusia.

"Saya senang bahwa pendekatannya tidak terlalu mengganggu. Kesalahan yang sangat umum adalah mencoba memberi tahu gajah apa yang harus mereka lakukan," kata Campos-Arceiz.

Para ahli juga dapat memantau gajah dan memberi informasi berkualitas tanpa harus mengganggu hewan dengan menggunakan drone yang mengikuti kelompok gajah tersebut.

 

Reporter: Paquita Gadin


Infografis Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak

Infografis  Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya