Thailand Khawatirkan Masalah Kesehatan dari Kebakaran Pabrik Kimia

Otoritas Thailand berusaha mencegah dampak masalah kesehatan dari kebakaran yang terjadi di pabrik kimia.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 08 Jul 2021, 11:05 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 11:05 WIB
Ilustrasi kebakaran
Ilustrasi kebakaran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bangkok - Kebakaran di sebuah pabrik kimia di luar ibu kota Thailand yang terjadi pada Selasa (6/7),  akhirnya berhasil dipadamkan oleh para petugas pemadam.

Kobaran api berhasil dikendalikan sepenuhnya setelah lebih dari 24 jam.

Dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (8/7/2021) kebakaran di pabrik kimia dekat Bandara Survanabhumi di Thailand itu bermula dari ledakan yang merusak rumah-rumah di dekatnya.

Evakuasi luas pun dilakukan karena awan asap beracun yang ditimbulkan kebakaran itu. Meski api sudah padam seluruhnya pada Selasa pagi, para petugas pemadam kebakaran terus menyiramkan air dan busa di atas lokasi.

Upaya itu dilakukan untuk mencegah bahan kimia styrene monomer yang sangat mudah terbakar menyala kembali.

Penyebab musibah tersebut kini masih dalam penyelidikan.

Lebih dari 60 orang terluka dalam musibah itu, termasuk 12 petugas pertolongan darurat.

Lebih dari 30 orang menjalani perawatan di rumah sakit. Seorang pria berusia 18 tahun, yang diidentifikasi sebagai relawan petugas pemadam, tewas dalam usaha memadamkan kobaran api itu.

Penduduk Setempat Dihimbau Tidak Hirup Asap Kebakaran

Rumah Keluarga Juragan Ikan Terbakar, 6 Orang Tewas
Ilustrasi kebakaran. Foto: Pixabay.com

Selain itu, otoritas setempat juga memerintahkan evakuasi untuk daerah dalam radius 5 kilometer dari pabrik pembuatan pelet busa dan plastik itu.

Penduduk setempat diperingatkan agar tidak menghirup asap yang ditimbulkan kebakaran itu, karena jika terhirup, dapat menyebabkan pusing dan muntah, serta kanker dalam jangka panjang.

Pada Selasa (6/7), Attapol Charoenchansa, yang mengepalai departemen pengendalian polusi negara itu, mengatakan bahwa timnya sedang menguji kualitas udara dan air di area pabrik, dan sedang mempertimbangkan untuk mempersempit zona evakuasi untuk memungkinkan beberapa penduduk kembali ke rumah.

Namun, Attapol Charoenchansa juga mengingatkan hujan yang diramalkan akan turun bisa menghanyutkan bahan kimia berbahaya ke sumber-sumber air, dan bila itu terjadi akan sulit dikendalikan.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha pun menyatakan telah memerintahkan otoritas untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang tingkat kontaminasi tanah, air tanah, air minum dan udara kota.

Upaya itu penting untuk mengurangi dampak kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala COVID-19

Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala COVID-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya