Kapal Indonesia Ditolak Australia Akibat Awak Positif COVID-19

Seorang awak kapal dari Indonesia positif COVID-19. Alhasil, satu kapal dilarang masuk Australia.

diperbarui 09 Jul 2021, 20:29 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2021, 20:29 WIB
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Perth - Kapal kargo asal Indonesia ditolak Australia setelah salah satu awak kapal positif COVID-19. Mereka baru boleh kembali lagi jika sudah mengganti awak dan melakukan pembersihan. 

Dilaporkan ABC Australia, Jumat (9/7/2021), awak kapal pria berusia 50-an sempat dibawa ke darat untuk diperiksa di Rumah Sakit Geraldton, sebelum diterbangkan ke Rumah Sakit Umum Kota Perth, awal pekan ini.

Menteri Utama (Premier) Australia Barat, Mark McGowan memastikan kapal MV Emerald Indah  telah meninggalkan wilayah perairannya, setelah otoritas kesehatan memerintahkan untuk tidak mengizinkan kapal masuk, Senin kemarin (5/7).

"Hal ini yang kami inginkan. Keputusan yang aman dan masuk akal untuk memastikan kesehatan dan keselamatan warga Australia Barat terlindungi," ujarnya.

"Kapal itu nanti bisa kembali, setelah mengganti awak dan melakukan pembersihan menyeluruh," kata Premier McGowan.

Ia juga mengungkapkan jumlah orang yang berada di Rumah Sakit Geraldton ketika awak kapal tersebut dirawat di sana ternyata lebih banyak daripada yang diumumkan sebelumnya. Kota Perth saat ini juga sedang menjalani lockdown.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Melindungi Petugas Kesehatan

Kota Perth Lockdown Empat Hari
Seorang pria melintasi Saint Georges Terrace, jalan raya utama kota di Perth (29/6/2021). Beberapa kasus positif virus corona Covid-19 telah menyebabkan empat hari penguncian wilayah metropolitan Perth. (AFP/Trevor Collens)

Premier McGowan menyebutkan ada 51 orang yang berada di Unit Gawat Darurat pada saat itu, terdiri atas 25 staf, 18 pasien, dan delapan orang pengunjung.

Para staf rumah sakit telah dites dan sekarang mereka diminta untuk melakukan isolasi sampai hasilnya keluar.

"Penjelasan dari pejabat tertinggi bidang medis menyebutkan risiko bagi masyarakat umum sangat kecil," katanya.

"Tapi karena pertimbangan untuk berhati-hati, semua staf telah dites dan akan dikarantina sampai hasil tes mereka semua negatif," kata Premier McGowan.

Para staf rumah sakit dapat kembali bekerja, tetapi mereka akan diwajibkan mengenakan masker dan melakukan tindakan pencegahan. Mereka juga akan menjalani tes air liur setiap hari.

"Mereka akan di-swab dan tes ulang pada hari ketujuh. Jika negatif, tidak lagi diharuskan menjalani tes air liur setiap hari, tapi harus tetap memakai masker. Kemudian akan menjalani tes terakhir hari ke-11 sebelum dinyatakan sembuh," jelasnya.

Menteri Utama Australia Barat menegaskan sekecil apa pun risikonya, pihaknya tidak ingin lalai demi menjaga kepercayaan publik.

Premier McGowan mengatakan 18 pasien dan delapan pengunjung rumah sakit tersebut juga telah dihubungi, dan dianggap berisiko sangat rendah tapi telah diminta untuk tetap melakukan isolasi mandiri.

Mereka akan dites kembali pada hari ketujuh dan ke-11 setelah menjalani tes awal.

"Mereka ini dianggap berisiko sangat rendah dan karena kami telah bertindak lebih awal, ini tidak akan menyebabkan penularan," katanya.


Infografis COVID-19:

Infografis Penimbun Saat Pandemi Covid-19 Terancam Pidana. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Penimbun Saat Pandemi Covid-19 Terancam Pidana. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya