Liputan6.com, Ulsan - Bagi sebagian besar orang, kotoran tinja hanya sebatas, well, feses yang setiap hari Anda siram di toilet.
Namun, kotoran Anda bisa membuat hidup jauh lebih terjangkau jika Anda seorang mahasiswa di Institut Sains dan Teknologi Nasional Ulsan (UNIST) di Korea Selatan.
Baca Juga
Berkat toilet 'hijau' cerdas yang mengubah kotoran manusia menjadi biogas dan pupuk kandang, murid UNIST menikmati hak istimewa listrik gratis dan berkelanjutan untuk memberi daya pada bangunan mereka.
Advertisement
Siswa juga dapat mengonversi setiap penggunaan toilet, yang dijuluki 'BeeVi', menjadi mata uang digital yang disebut 'Ggool' (ê¿€), yang diterjemahkan menjadi 'Honey', demikian seperti dikutip dari Mashable, Sabtu (10/7/2021).
Toilet BeeVi, yang dirancang oleh profesor UNIST Cho Jae-weon, menembak kotoran melalui pompa vakum ke dalam tangki bawah tanah.
Dari sana, limbah kemudian dipecah menjadi metana, yang bisa dikonversi menjadi energi untuk menyalakan bangunan mereka. Ini berarti daya gratis untuk kompor gas, boiler air panas, dan sel bahan bakar oksida padat.
Nama toilet itu sendiri adalah permainan kata-kata - 'lebah' dan 'visi' - dan siswa yang menyumbangkan kotoran mereka dengan menggunakan toilet hijau dapat mengubah limbah mereka menjadi mata uang digital universitas sendiri, Ggool.
Mereka kemudian dapat menggunakan Ggool yang mereka kumpulkan untuk membayar barang-barang di kampus, seperti secangkir kopi, beberapa ramyeon yang lezat, pisang yang sehat, dan bahkan buku, hanya untuk beberapa nama. Setiap penggunaan toilet BeeVi akan memberikan siswa dengan 10 Ggool sehari.
"Jika kita berpikir out of the box, feses memiliki nilai berharga untuk membuat energi dan pupuk kandang. Saya telah menempatkan nilai ini ke dalam sirkulasi ekologis," kata Cho.
Â
500 Gram Tinja untuk 50 Liter Gas Metana
Sekitar 500 gram kotoran (jumlah yang dihasilkan oleh rata-rata orang) dapat dikonversi menjadi 50 liter gas metana, menurut Cho. Dan dengan 50 liter metana, sekitar 0,5 kilowatt jam (kWh) listrik dapat dihasilkan. Ini cukup untuk menyalakan mobil untuk dikendarai sejauh 1,2 kilometer.
Jadi, ketika Anda memiliki seluruh universitas mahasiswa menggunakan toilet, orang hanya bisa membayangkan jumlah kekuatan kotoran yang dihasilkan. Ini adalah situasi yang menguntungkan bagi universitas dan mahasiswanya.
"Saya hanya pernah berpikir bahwa feses kotor, tetapi sekarang itu adalah harta yang sangat berharga bagi saya," kata lulusan UNIST Heo Hui-jin. "Saya bahkan berbicara tentang feses selama waktu makan untuk berpikir tentang membeli buku apa pun yang saya inginkan."
Advertisement