Liputan6.com, Beijing - China pada Selasa (20/7) melaporkan kasus baru COVID-19Â tertinggi sejak Januari 2021, yang didorong oleh lonjakan kasus impor di provinsi Yunnan barat daya, yang berbatasan dengan Myanmar.
China mencatat 65 kasus baru yang dikonfirmasi per 19 Juli 2021, dibandingkan dengan 31 infeksi pada hari sebelumnya, menurut pernyataan dari Komisi Kesehatan Nasional negara itu, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (20/7/2021).
Kasus impor menyumbang sebagian besar infeksi baru COVID-19 yang dilaporkan di China pada 19 Juli, dengan Yunnan yang mencatat 41 kasus baru yang berasal dari luar negeri.
Advertisement
Dari 41 kasus baru tersebut, semua pasien merupakan warga negara China yang baru saja kembali dari Myanmar.
Provinsi Yunnan di China mulai berjuang menghadapi kenaikan kasus COVID-19 pada 4 Juli 2021, yang sebagian besar terjadi di Ruili dan Longchuan, yang merupakan dua kota kecil di perbatasan China dengan Myanmar.
Kedua kota itu telah dilanda peningkatan tajam infeksi Virus Corona  COVID-19 sejak Juni 2021.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Kota Ruili di China Laporkan 7 Kasus Lokal Baru COVID-19
Ruili, yang berjuang melawan wabah COVID-19 keempat sejak awal pandemi, melaporkan tujuh kasus lokal baru pada 19 Juli, sementara Longchuan mencatat satu pasien baru.
Ruili adalah titik transit darat utama untuk Yunnan, yang berbatasan 4.000 kilometer dengan Laos, Myanmar dan Vietnam.
Wabah di Yunnan menandai kelompok infeksi kedua di China yang melibatkan Virus Corona varian Delta yang sangat menular, menyusul wabah di provinsi Guangdong selatan pada Mei hingga Juni 2021.
Untuk kasus COVID-19 tanpa gejala, China mencatat 19 kasus baru pada 19 Juli.Â
Total kasus COVID-19 di negara tersebut kini telah mencapai 92.342, dengan jumlah kematian yang tidak bertambah, yaitu sebanyak 4.636 jiwa.
Advertisement