Potong Rambut Sendiri hingga Tak Dandan, 5 Hal yang Berubah Sejak Pandemi COVID-19

Pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk gaya hidup sehari-hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2021, 19:40 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2021, 19:40 WIB
Ilustrasi pandemi Covid-19 (pixabay)
Ilustrasi pandemi Covid-19 (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 yang belum berakhir hingga sekarang nyatanya telah banyak mengubah hidup banyak orang. Mulai dari cara berbelanja yang sekarang menjadi daring, pola makan, kebiasaan, dan masih banyak lagi.

Beberapa di antara mereka berhasil membendung pengeluaran, yang lain justru mengalami "lebih besar pasak daripada tiang".

Inilah beberapa cerita mereka yang behasil menabung uang mereka di masa pandemi, seperti yang dimuat di laman The Guardian, Kamis (19/8/2021):

1. Berhenti Beli Kopi di coffee shop

Ilustrasi coffee shop (pexels)

Masa pandemi dengan pemberlakuan peraturan semakin membatasi gerak masyarakat di ruang publik. Coffee shop, misalnya. Ben Hanson mengaku sejak pertama kali pemberlakuan kuncitara alias lockdown, ia lebih memilih membeli mesin kopi sendiri seharga £ 500 (9,9 juta rupiah) dan hal tersebut merupakan cara terbaik untuk menghabiskan uang.

Ben mengaku masih membeli biji kopi dari coffee shop, sehingga ia tidak merasa bersalah telah menyebabkan bisnis lokal di sana terpuruk. Kebiasaan barunya juga membuat ia membuang lebih sedikit cangkir sekali pakai yang biasa digunakan untuk minum kopi di coffee shop. - Ben Hanson, Hul

2. Membeli dari Toko Bekas dan vintage

Ilustrasi berbelanja baju bekas (pexels)

Pandemi dan kelahiran anak pertama Amanda memberikannya banyak alasan untuk memikirkan krisis iklim. Amanda telah banyak memikirkan tentang tindakan apa yang dapat diambilnya secara pribadi untuk berkontribusi pada masa depan yang lebih baik.

Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti menghabiskan uang untuk membeli pakaian baru dan hanya membeli dari toko barang bekas atau vintage. Hal serupa diberlakukannya untuk mainan dan pakaian bayinya.

Ketika memang sangat perlu membeli barang baru, ia akan membeli hanya dari perusahaan berkelanjutan yang terkemuka yang menjual dari bahan organik atau bebas bahan kimia. – Amanda, seorang pekerja sosial, Wexford

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

3. Beralih dari Makanan Siap Saji

Ilustrasi makanan siap saji (pixabay)
Ilustrasi makanan siap saji (pixabay)

Chloe tidak dapat melihat dirinya beralih ke makanan cepat saji lagi. Sejak pandemi, ia membatasi dirinya sehingga pengiriman makanan adalah pilihan paling aman. Namun, sedikitnya slot yang tersedia membuat Chloe mendapat produk setiap 3-4 minggu sekali.

Chloe menyadari makanan siap saji tidak cocok untuk perjalanan panjang. Maka ia memutuskan untuk membuat semuanya dari awal. Mulai dari pizza bebas ragi dan kroket kepiting, hingga risotto jamur dan paella, semuanya dibuat sendiri di rumah. – Chloe, seorang manajer penjualan media, Bromley

4. Berhenti Potong Rambut di Salon

Ilustrasi salon (pixabay)

Jan Donaldson telah berhenti menghabiskan uangnya untuk potong rambut. Ketika kuncitara pada bulan Maret dimulai, ia mengeluarkan gunting dapur dan pisau cukur, memangkas rambutnya sendiri.

Ia mengaku hal tersebut membantu rambutnya memiliki gelombang alami. Ia juga dapat memangkas rambut suaminya berkat YouTube. Sejak pangkas rambut di rumah, mereka telah menghemat sekiar £500 atau sama dengan 9,9 juta rupiah. – Jan Donaldson, seorang pekerja sukarela, South Ayrshire

5. Foundation Pernah Jadi Bagian dari Rutinitas

Ilustrasi foundation (pexels)

18 bulan terakhir ini, Barbara tidak pernah lagi membeli makeup foundation. Biasanya, ia akan dandan memakai foundation setiap hari, setiap keluar rumah. Hal tersebut sudah jadi bagian dari rutinitas hariannya, tepatnya setelah menyikat gigi pagi hari.

Di suatu hari di tahun 2020, karena malas, Barbara melewati rutinitas pemakaian foundation.

Ia kagum dengan betapa menyenangkan rasanya membiarkan kulitnya bernapas setelah sekian lama. Selama beberapa hari ke depan, ia berhenti melihat warna kulit wajah alami dan ketidaksempurnaan di wajahnya sebagai sesuatu yang harus ditutupi. Ia menerima mereka dan penampilan barunya.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya