Liputan6.com, Tovar - Longsor yang dipicu hujan deras di Venezuela menewaskan setidaknya 13 orang di lembah Mocoties, negara bagian Merida. Hujan terjadi selama berjam-jam dan membuat longsor terjadi di daerah sisi pegunungan.
Menurut laporan AFP, Rabu (25/8/2021), Gubernur Merida, Ramon Guevara, berkata ada 11 orang meninggal di desa Tovar. Selain itu, dua anak dilaporkan meninggal di Pinto Salinas.
Advertisement
Merida merupakan daerah perkebunan yang populer bagi turis. Para netizen turut memposting foto-foto di media sosial ketika air menghanyutkan kendaraan di Tovar.
Ada juga foto-foto yang menampilkan mobil-mobil terkubur di lumpur. Gubernur Guevara berkata sungai Mocoties meluap dan membanjiri Tovar. Aliran telepon dan listrik juga terputus.Â
Pada awal Agustus 2021, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sempat merilis laporan kondisi iklim bumi yang semakin parah, serta peran manusia dalam terjadinya perubahan iklim.
Perubahan iklim yang terjadi berpengaruh pada siklus air menjadi semakin intensif, akibatnya hujan deras semakin intens terjadi, sehingga berdampak pada bencana seperti banjir.
Tragedi Berulang
Jalan-jalan di Venezuela juga terblokir akibat hujan yang terjadi.
Jesus Quintero, jurnalis di Merida, menyebut situasi yang terjadi menyedihkan dan putus asa, ditambah lagi dengan kerugian nyawa dan materi.
Situasi banjir dan longsor ini juga dikatakan mirip tragedi di 2005 ketika ada 41 orang meninggal dan 52 menghilang akibat hujan deras di Merida.
Wilayah-wilayah lain juga terdampak hujan deras di Venezuela, termasuk ibu kota Caracas.
Otoritas cuaca setempat telah mengingatkan ada enam sungai yang terancam meluap. Sementara, negara bagian Bolivar, Guarico, dan Zulia sudah mendapat red alert.
Advertisement