Liputan6.com, Jakarta - Badan intelijen Sudan mengatakan lima petugas kontraterorisme tewas dalam serangan di ibu kota yang menargetkan sel yang terkait dengan kelompok bersenjata ISIL (ISIS).
"Dua perwira dan tiga bintara" tewas dalam operasi pada Selasa (28/9) di Khartoum, kata badan itu dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Dilansir dari laman Al Jazeera, Rabu (29/9/2021), pasukan keamanan menangkap "11 teroris asing dari berbagai negara" dalam serangan itu, sementara "empat teroris asing berhasil melarikan diri", tambah pernyataan itu.
Advertisement
"Mereka sedang diburu untuk ditangkap," katanya.
Sebuah rumah dua lantai di lingkungan Jabra Khartoum dikelilingi oleh barisan pasukan keamanan, yang meminta massa untuk menjauh jika bahan peledak tertinggal.
Para tetangga mengatakan kepada AFP bahwa mereka mendengar baku tembak dan melihat orang-orang yang terluka diangkut dengan mobil.
Insiden tersebut terjadi setelah pemerintah Sudan mengatakan pihaknya menggagalkan upaya kudeta pekan lalu yang melibatkan perwira militer dan warga sipil yang terkait dengan pemerintah lama Presiden Omar al-Bashir. Al-Bashir digulingkan oleh militer pada 2019 setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya selama tiga dekade.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Afiliasi ISIL di Sudan
Pada 2019, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memperingatkan risiko ISIL di Sudan.
“Meskipun tidak ada serangan teroris tingkat tinggi, jaringan fasilitasi ISIS tampaknya aktif di Sudan,” katanya dalam laporan negara 2019 tentang terorisme.
Para pejabat Sudan telah "mengakui bahwa ada 'ekstremis' yang terkait dengan ISIS di negara itu", tambah laporan itu.
Di sebelah utara Sudan terletak Mesir, yang selama bertahun-tahun telah memerangi kampanye bersenjata di Semenanjung Sinai yang dipimpin terutama oleh cabang lokal ISIL.
Kelompok ISIL lainnya aktif di Yaman, di seberang Laut Merah dari Sudan.
Advertisement