Liputan6.com, Roma - Ribuan orang menggelar unjuk rasa, berbaris di Via Veneto yang terkenal di Roma dan jalan-jalan lain pada hari Sabtu. Beberapa di antara mereka menyambangi kantor serikat pekerja dan bentrok dengan polisi, ketika mereka memprotes persyaratan vaksinasi "Green Pass" Italia yang baru bagi karyawan untuk memasuki kantor mereka.
Dikutip dari AP News, Senin (11/10/2021), sertifikasi vaksinasi COVID-19 ini wajib dimulai pada 15 Oktober dan berlaku untuk tempat kerja publik dan swasta.
Baca Juga
Baik karyawan maupun pemberi kerja berisiko terkena denda jika mereka tidak mematuhinya. Pekerja sektor publik dapat diskors jika mereka muncul lima kali tanpa Green Pass.
Advertisement
Pengecekan tanda kesehatan semacam ini sudah diperlukan di Italia untuk memasuki museum, teater, pusat kebugaran, dan restoran dalam ruangan, serta untuk naik kereta jarak jauh dan bus atau penerbangan domestik.
Kartu tersebut menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin COVID-19, atau pulih dari infeksi Virus Corona COVID-19 dalam enam bulan terakhir, atau hasil tes COVID-19 negatif dalam 48 jam terakhir.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Unjuk Rasa Pekerja
Para pengunjuk rasa pertama kali mengadakan protes resmi pada hari Sabtu di Piazza Del Popolo Roma. Kemudian mereka meninggalkan alun-alun yang luas dan bentrok dengan polisi saat mereka menuju Taman Villa Borghese dan menyusuri Via Veneto dalam pawai yang tidak sah.
Beberapa ratus pengunjuk rasa berhenti dan menuju jalan lain di distrik perbelanjaan utama bersejarah Roma yang berakhir di dekat kantor Perdana Menteri Mario Draghi di Istana Chigi. Polisi membentuk barisan, dibantu oleh mobil polisi, dan menyemprotkan air untuk menggagalkan akses ke pusat pemerintahan Italia.
Polisi juga mengayunkan tongkat ke beberapa demonstran. Banyak pengunjuk rasa di garis depan di luar Istana Chigi mengangkat tangan mereka untuk menunjukkan aksi non-kekerasan saat mereka berhadapan dengan polisi.
Yang lain mengepalkan tangan atau mengibarkan bendera Italia dan meneriakkan “Kebebasan!” Satu spanduk bertuliskan “Lepaskan pekerjaan (kami).”
Rai State TV mengatakan demonstran berjumlah setidaknya 10.000, sementara penyelenggara mengklaim 100.000 orang. Setidaknya satu pengunjuk rasa terluka, lapor RAI. Di antara para pengunjuk rasa adalah pendukung kelompok sayap kanan ekstrim, Forza Nuova, media Italia melaporkan.
“Jelas bahwa kelompok neo-fasis bersembunyi di balik apa yang disebut anti-vaxxers,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Carlo Sibilia.
Advertisement