Indonesia Ajak Negara Pasifik Bersama Pulih dari Pandemi COVID-19

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengajak negara-negara di kawasan Pasifik untuk bersama-sama menuju pemulihan pascapandemi COVID-19.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Okt 2021, 11:32 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 11:32 WIB
Menlu Retno Marsudi
Rupanya, gaya modisnya yang nyentrik sering ia terapkan di sejumlah kesempatan. Ia juga pernah menggunakan aksesori kalung dengan aksen bunga besar nuansa oranye dan hijau. Menambah kesan playful pada penampilannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pacific Exposition resmi dibuka. Acara tersebut digelar secara virtual pada 27-30 Oktober 2021.

Pacific Exposition adalah pameran perdagangan, investasi dan pariwisata terlengkap di Pasifik, sekaligus menjadi ajang perdagangan terbesar yang diselenggarakan Pemerintah Indonesia di luar negeri.

Diperkirakan ada 18 negara di Kawasan Pasifik dan teritori, serta ratusan perusahaan baik dari Indonesia maupun Negara Pasifik yang terdaftar dalam pameran ini.

Dalam pembukaan acara tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengajak negara-negara di kawasan Pasifik untuk bersama-sama menuju pemulihan pascapandemi COVID-19.

Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi adalah melalui penyelenggaraan Pacific Exposition.

"Selain perdagangan dan investasi, kita juga harus memperkuat kerja sama di bidang infrastruktur kesehatan, pariwisata pascapandemi, ekonomi digital, dan ekonomi hijau serta biru," kata Menlu Retno dalam pembukaan pameran tersebut, Rabu 27 Oktober seperti dikutip dari Antara.

Pada saat yang sama, kata Retno, Indonesia dan kawasan Pasifik juga harus menggunakan semua platform yang tersedia untuk mendorong kerja sama dalam isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS) adalah salah satu platform yang dimanfaatkan Indonesia untuk terus mengadvokasi kerja sama di bidang strategis, seperti perubahan iklim dan perikanan.

"Tahun depan saat Indonesia memegang Kepresidenan G20, kami akan memberikan perhatian khusus kepada negara-negara pulau kecil dan memastikan suara mereka didengar dalam upaya kita untuk 'Pulih Bersama dan Pulih Lebih Kuat'," tutur Menlu Retno.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Event Kedua Kalinya

Menlu Retno Marsudi dalam press briefing mengenai kunjungannya ke Turki, Selasa (12/10/2021).
Menlu Retno Marsudi dalam press briefing mengenai kunjungannya ke Turki, Selasa (12/10/2021).

Diselenggarakan untuk kedua kalinya tahun ini, Pacific Exposition disebut sebagai terobosan yang menggabungkan pameran perdagangan, pertunjukan budaya, serta forum guna membahas isu ekonomi dan budaya.

Pada gelaran pertama Pacific Exposition 2019, Indonesia membukukan total transaksi sebesar 70,3 juta dolar AS atau setara dengan Rp1 triliun.

Tahun ini, Indonesia menargetkan peningkatan nilai transaksi hingga Rp 2 triliun dengan pertimbangan lebih banyak peserta dapat mengikuti kegiatan tersebut secara virtual, dibandingkan penyelenggaraan tahun 2019 yang berlangsung secara fisik.

Tercatat, 200 gerai dari 312 perusahaan telah mengonfirmasi keikutsertaannya di Pacific Exposition 2021.

“Mereka mencakup berbagai bisnis, mulai dari makanan dan minuman, seni dan kerajinan, perhotelan, hingga manufaktur. Nama-nama besar seperti Fonterra, Miraka, Samoa Water, Livingstone dan Garuda Indonesia ikut ambil bagian,” kata Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.

Indonesia melibatkan enam provinsi di bagian timur dalam Pacific Exposition 2021, yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.

Acara tersebut akan melibatkan partisipasi dari 18 negara yaitu Indonesia, Australia, Selandia Baru, Kepulauan Cook, Fiji, Papua Nugini, Nauru, Kaledonia Baru, Samoa, Timor Leste, Palau, Tuvalu, Niue, Kepulauan Solomon, Tonga, French Polynesia, Kiribati, dan Guam.

Hampir seluruh negara mengirimkan perwakilan perusahaannya, di antaranya 11 perusahaan dari Australia, enam dari Kepulauan Cook, 15 dari Fiji, 28 dari Kaledonia Baru, tujuh dari Papua Nugini, empat dari French Polynesia, tiga dari Timor Leste, satu dari Tonga, dan satu dari Samoa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya