Liputan6.com, Baghdad - Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi selamat dari upaya pembunuhan setelah pesawat tak berawak yang sarat dengan bahan peledak menargetkan kediamannya di ibukota, Baghdad, dalam sebuah insiden yang meningkatkan ketegangan di negara itu beberapa minggu setelah pemilihan umum yang disengketakan oleh kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran.
PM Irak Al-Kadhimi muncul dalam rekaman video yang diterbitkan oleh kantornya pada hari Minggu, memimpin pertemuan dengan komandan keamanan tinggi untuk membahas serangan drone. Demikian seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (8/11/2021).
Baca Juga
"Serangan teroris pengecut yang menargetkan rumah perdana menteri tadi malam dengan tujuan membunuhnya, adalah penargetan serius negara Irak oleh kelompok-kelompok bersenjata kriminal," kata kantornya dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan.
Advertisement
Sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa setidaknya enam anggota pasukan perlindungan perdana menteri terluka dalam serangan itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Insiden Serangan Drone
Pasukan keamanan di daerah itu menembak jatuh dua pesawat tak berawak, dan yang ketiga mengenai kediaman al-Kadhimi di Zona Hijau Baghdad, yang menjadi tempat bagi lokasi gedung pemerintah dan kedutaan asing, kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Saad Maan kepada televisi pemerintah al-Iraqiya.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Minggu (7/11) itu.
Al-Kadhimi mengatakan bahwa mereka yang berada di balik upaya pembunuhan itu sudah dikenal luas dan akan diungkap.
“Kami akan mengejar mereka yang melakukan kejahatan kemarin; kami mengenal mereka dengan baik dan kami akan mengekspos mereka,” katanya, menurut sebuah pernyataan dari kantor perdana menteri.
Advertisement