Filipina Perketat Aturan Pembatasan COVID-19 Usai Temuan Varian Baru Omicron

Otoritas Filipina memperketat sejumlah aturan pembatasan COVID-19 akibat temuan varian baru COVID-19 Omicron.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Nov 2021, 09:27 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2021, 08:34 WIB
FOTO: Filipina Mulai Suntikkan Booster Vaksin COVID-19 kepada Pekerja Garis Depan
Petugas kesehatan bersiap untuk disuntik dengan vaksin COVID-19 Pfizer di National Kidney and Transplant Institute, Quezon City, Filipina, 17 November 2021. Pemerintah Filipina mulai menyuntikkan booster vaksin COVID-19 kepada pekerja garis depan. (AP Photo/Aaron Favila)

Liputan6.com, Manila - Filipina pada Minggu (28/11) semakin memperketat kontrol perbatasan untuk mencegah varian baru Omicron dari virus corona, menambahkan tujuh negara Eropa ke larangan perjalanan yang awalnya mencakup tujuh negara Afrika.

Varian Omicron terus menyebar di seluruh dunia pada hari Minggu, dengan 13 kasus ditemukan di Belanda dan masing-masing dua di Denmark dan Australia. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (29/11/2021). 

Gugus tugas virus corona Filipina menempatkan Austria, Republik Ceko, Hongaria, Belanda, Swiss, Belgia, dan Italia di bawah apa yang disebut "daftar merah" hingga 15 Desember, melarang masuknya pelancong dari negara-negara ini.

Larangan itu awalnya mencakup Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Swaziland, dan Mozambik.

Pemerintah juga membatalkan rencana untuk mengizinkan masuknya beberapa turis asing yang divaksinasi mulai 1 Desember.

"Perjalanan internasional masuk semua orang, terlepas dari status vaksinasi, berasal dari atau yang pernah ke daftar merah negara/yurisdiksi/wilayah dalam 14 hari terakhir sebelum kedatangan ke pelabuhan mana pun di Filipina, tidak akan diizinkan," ujar penjabat presiden, juru bicara Karlo Nograles dalam sebuah pernyataan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Filipina Terdampak Pandemi Paling Parah

Pandemi COVID-19, Pemakaman di Manila Akan Ditutup
Orang-orang tiba di pemakaman untuk mengunjungi makam kerabat mereka di Manila, Filipina (28/10/2021). Pemerintah setempat akan menutup pemakaman nasional untuk Hari Semua Orang Kudus karena pandemi virus corona Covid-19. (AFP/Ted Aljibe)

Filipina, yang merupakan salah satu negara yang paling parah terkena dampak infeksi, kematian, dan kerugian ekonomi, secara bertahap membuka kembali perbatasan dan ekonominya.

Jumlah kasus harian barunya turun menjadi 838 pada hari Minggu, terendah sejak Desember 2020 - dibandingkan dengan rekor puncak lebih dari 26.000 pada bulan September--setelah sepenuhnya menginokulasi lebih dari 35 juta orang Filipina, atau 46 persen dari populasi yang ditargetkan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah individu yang divaksinasi menjadi 54 juta pada akhir tahun, atau 70 persen dari populasi yang ditargetkan, 77 juta pada akhir Maret 2022, dan 90 juta pada akhir Juni, menurut Carlito Galvez Jr, yang memimpin strategi vaksinasi pemerintah.

Galvez pada hari Minggu mengungkapkan kesepakatan untuk membeli 20 juta dosis tambahan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, yang dimaksudkan untuk suntikan booster dan vaksinasi anak tahun depan.

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19:

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya