Liputan6.com, Johannesburg - Dokter di Afrika Selatan menjelaskan bahwa gejala varian Omicron dari mutasi COVID-19 ini sangat ringan. Ia bercerita gejalanya hanya sedikit berbeda dari varian sebelumnya.
Hal itu diungkap oleh Dr. Angelique Coetzee kepada BBC. Ia merupakan yang pertama kali mengidentifikasi varian Omicron tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Ini sebenarnya dimulai dari seorang pasien laki-laki yang berusia sekitar 33 tahun," ujarnya. "Ia bilang kepada saya dia luar biasa lelah, selama beberapa hari terakhir, dan tubuhnya nyeri, dan pusing."
Dr. Coetzee berkata pasien itu batuk atau kehilangan indra penciuman. Ia juga tidak kena radang tenggorokan, hanya gatal tenggorokan.
Setelahnya, ia dan keluarganya dites dan hasilnya positif COVID-19.
"Dan semuanya memiliki gejala-gejala yang sangat ringan," kata Dr. Coetzee.
Beberapa hari kemudian, ada lebih banyak orang yang melapor kena gejala serupa. Dr. Coetzee menghubungi komite kesehatan di Afrika Selatan dan ternyata mereka menemukan varian baru.
Namun, ia menegaskan bahwa gejalanya memang sangat ringan di Afsel. Hal serupa juga diungkap oleh kolega-koleganya yang menengani varian ini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sudah Masuk Negara Lain, Tapi Belum Sadar?
Ketika ditanya lebih lanjut apakah negara-negara lain hanya bersikap panik terhadap varian ini, Dr. Coetzee berkata bahwa mungkin kasusnya sudah ada di negara lain.
"Saya pikir kamu sudah memiliki (varian Omicron) di negaramu, tetapi kamu tidak mengetahuinya," jelasnya.Â
Sejumlah negara, termasuk Indonesia, telah memperketat kedatangan dari negara-negara di selatan Afrika akibat varian ini. Kebijakan itu dikritik oleh pemerintah Afsel.Â
Kini, varian Omicron telah muncul di berbagai negara, seperti Singapura, Jepang, Arab Saudi, dan Amerika Serikat.Â
Kasus-kasus tersebut berasal dari luar negeri.
Advertisement
Tips CDC: Vaksin, Booster, Masker
Direktur CDC, Rochelle Walensky, juga menegaskan bahwa lembaganya telah bersiap melawan varian Omicron.Â
Sekarang CDC telah memiliki perlengkapan yang lebih baik untuk melawan varian ini ketimbang tahun lalu.Â
"Mulai dari booster hingga strategi-strategi pencegahan yang kita tahu berfungsi: memakai masker dan jaga jarak fisik," ujar Dr. Walensky.Â
"Ini adalah metode-metode yang berfungsi untuk mencegah pencegahan COVID-19, tak masalah apa variannya," lanjutnya.Â
Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 2,4 juta kasus COVID-19 di AS dalam 28 hari terakhir. Totalnya ada 48,8 juta kasus di negara tersebut.
Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19
Advertisement