Keuskupan Roma Minta Maaf Usai Bilang Sinterklas Tidak Ada pada Anak-Anak

Usai menyatakan Sinterklas tak ada, uskup di Italia meminta maaf.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Des 2021, 16:03 WIB
Diterbitkan 12 Des 2021, 16:03 WIB
FOTO: Lengkapi Kebahagiaan Natal, Sinterklas Hibur Pengunjung Mal di Jakarta
Petugas mengenakan kostum Sinterklas saat menghibur pengunjung di Senayan City Mall, Jakarta, Jumat (25/12/2020). Kegiatan tersebut bertujuan untuk melengkapi kebahagiaan Natal tahun 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Roma - Keuskupan Katolik Roma di Sisilia secara terbuka meminta maaf kepada orang tua yang marah setelah salah satu uskupnya memberi tahu sekelompok anak-anak bahwa Sinterklas tidak ada.

Dikutip dari laman Guardian, Minggu (12/12/2021) Uskup Antonio Stagliano mengaku tidak punya bermaksud berkomentar soal itu.

Ia mengatakan, ingin mencoba menggarisbawahi arti sebenarnya dari Natal dan kisah Santo Nikolas, seorang uskup yang memberikan hadiah kepada anak-anak baik, kata Pendeta Alessandro Paolino, direktur komunikasi keuskupan Noto di Roma.

Laporan berita Italia sempat mengutip Stagliano yang mengatakan selama festival keagamaan baru-baru ini bahwa Santa tidak ada dan kostum merahnya dibuat oleh Coca-Cola untuk publisitas.

"Pertama-tama, atas nama uskup, saya mengungkapkan kesedihan saya atas pernyataan ini, yang telah menciptakan kekecewaan pada anak-anak kecil, dan ingin menegaskan bahwa niat Monsinyur Stagliano sangat berbeda," tulis Paolino di halaman Facebook keuskupan.

"Imajinasi anak-anak tentu tidak boleh kita hancurkan, tetapi ambil contoh yang baik dan positif bagi kehidupan," lanjutnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kesulitan di Masa Pandemi COVID-19

FOTO: Sambut Natal, Sinterklas Beri Makan Ikan di Aquaria KLCC Malaysia
Seorang penyelam yang mengenakan pakaian Sinterklas melambaikan tangan kepada pengunjung saat memberi makan ikan dalam tangki di Aquaria KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, 23 Desember 2020. Pertunjukan ini sebagai bagian dari perayaan Natal. (Mohd RASFAN/AFP)

Beberapa pihak meminta uskup untuk fokus pada makna Katolik Natal saja, sementara yang lain menyalahkan Stagliano karena mengganggu tradisi dan perayaan keluarga mereka.

Ada pula yang beranggapan bahwa Stagliano menghancurkan semangat anak-anak ditambah oleh gangguan dari pandemi COVID-19.

"Jadi Sinterklas adalah citra yang efektif untuk menyampaikan pentingnya memberi, kemurahan hati dan berbagi," kata sejumlah orangtua.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19
Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya