Saat Dunia Merayakan Natal Tahun Kedua Terbelenggu Pandemi COVID-19

Untuk tahun kedua berturut-turut, lonjakan infeksi COVID-19 telah memperumit rencana masa Natal.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Des 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2021, 21:00 WIB
Warga Suriah berkumpul di sekitar pohon Natal di ibu kota Damaskus. (Louai Beshara/AFP)
Warga Suriah berkumpul di sekitar pohon Natal di ibu kota Damaskus. (Louai Beshara/AFP)

Liputan6.com, Sydney - Kebangkitan Omicron telah menandai Natal di tengah pandemi COVID-19 bagi miliaran orang di dunia, dengan kedatangan Santa dan reuni keluarga yang dirindukan dibayangi oleh prospek pembatasan COVID-19 yang lebih banyak lagi.

Lelucon meriah tentang rusa kutub yang memiliki "kekebalan kawanan" dan jutaan orang yang mengasingkan diri dengan film Home Alone mungkin mulai berkurang, tetapi munculnya varian Omicron yang sangat menular berarti pandemi sepertinya belum akan ke mana-mana.

Mengutip AFP, Sabtu (25/12/2021), untuk tahun kedua berturut-turut, lonjakan infeksi COVID-19 telah memperumit rencana masa Natal dari Sydney Australia ke Seville Spanyol.

Di Betlehem -- kota yang diyakini umat Kristen sebagai tempat kelahiran Yesus, para pelaku bisnis perhotelan yang mengharapkan masuknya wisatawan kecewa. Setelah lockdown pandemi hampir total tahun lalu, perbatasan Israel kembali ditutup.

Tahun ini, seperti tahun lalu, misa tengah malam di kota pada Malam Natal akan disediakan untuk sekelompok kecil orang hanya dengan undangan.

Di Eropa, pemerintah menerapkan kembali langkah-langkah keamanan yang menimbulkan kesengsaraan yang menguras kesenangan dari Natal bagi banyak orang.

Belanda kembali lockdown sementara Spanyol dan Italia telah mewajibkan memakai masker di luar ruangan.

Dan dengan Inggris mencatat rekor jumlah infeksi COVID-19 yang tinggi pada hari Kamis 23 Desember, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyarankan untuk mendapatkan suntikan vaksin sebagai hadiah Natal untuk kerabat.

'Sepotong harapan'

Namun, pertemuan Natal akan lebih mudah daripada tahun lalu di banyak tempat lain di seluruh dunia.

Sebagian besar warga Australia diizinkan melakukan perjalanan antarnegara bagian selama liburan untuk pertama kalinya dalam dua tahun, membawa sentuhan kilau Natal bahkan ketika jumlah kasus mencapai rekor tertinggi.

"Kita semua telah menyaksikan adegan mengharukan dari orang-orang di bandara setelah berbulan-bulan berpisah," kata Uskup Agung Katolik Sydney Anthony Fisher dalam pesan Natalnya. Dalam masa-masa gelap seperti itu, Natal adalah seberkas cahaya, secercah harapan."

Dan Paus Fransiskus juga dijadwalkan untuk menyampaikan misa tengah malam tradisional Malam Natal dari Basilika Santo Petrus.

Jutaan orang Amerika juga bergerak selama hari-hari perjalanan yang sibuk sebelum Natal, bahkan ketika infeksi COVID-19 dengan Omicron melampaui puncak gelombang Delta dan rumah sakit kehabisan ruang untuk pasien.

Namun, ribuan dari mereka akan menghadapi liburan akhir pekan yang suram, dengan maskapai besar United membatalkan 120 penerbangan karena jumlah infeksi telah berdampak pada awak penerbangan dan operasi lainnya.

Dalam salah satu pertanda suasana hati orang-orang yang sedih, salah satu acara paling populer di Netflix menjelang Natal ang dihadirkan adalah "The Unforgivable", sebuah kisah yang kurang meriah tentang seorang pembunuh yang dibebaskan dari penjara dan berjuang untuk memenangkan penebusan.

Buku-buku tentang identitas dan perbudakan menduduki puncak buku terlaris New York Times dan kata-kata kasar tentang perpisahan yang buruk memimpin tangga lagu Spotify -- bahkan mengalahkan lagu Natal abadi Mariah Carey "All I Want for Christmas Is You".

Di Inggris, lagu "Killing In The Name" yang sarat distorsi milik Rage Against The Machine terpilih sebagai lagu Natal Number One of all time alias Nomor Satu favorit negara itu sepanjang masa.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Operasi Pengiriman Hadiah Santa

Ilustrasi. (dok. Pixabay.com/Adhita Diansyavira)
Ilustrasi pohon natal. (dok. Pixabay.com/Adhita Diansyavira)

Tetapi kecemasan yang ditimbulkan dari krisis yang tampaknya tak berkesudahan, antrean pengujian yang panjang, penerbangan yang dibatalkan, dan pemberitahuan kontak yang dekat tidak akan mencegah Sinterklas melakukan tugasnya.

"Penyebar kegembiraan liburan yang berbulu dilaporkan telah diizinkan untuk bepergian di wilayah udara Kanada setelah menunjukkan bukti vaksinasi dan tes COVID-19 negatif sebelum penerbangan," kata menteri transportasi Ottawa.

Awak penerbangan Santa - termasuk rusa kutub Rudolph, yang "hidungnya bersinar merah dan cerah (tetapi) memastikan dia tidak memiliki gejala COVID-19-19 sebelum lepas landas" - juga telah dibebaskan.

Dan pihak berwenang Australia mengatakan mereka bekerja sepanjang waktu untuk memastikan "Operation Present Drop" berjalan lancar.

"Dia diizinkan terbang pada ketinggian 500 kaki sehingga dia bisa melewati atap dan mengirimkan hadiahnya dengan cepat dan tenang -- lagipula, kereta luncur ajaibnya bukan armada biasa."

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya