Liputan6.com, Yerusalem - Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan kunjungan langka ke Israel pada Selasa 28 Desember 2021. Lawatannya dikabarkan untuk melakukan pembicaraan dengan menteri pertahanan Israel.
Mengutip AP, Rabu (29/12/2021), kunjungan ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian pertemuan pejabat tinggi Israel dengan pemimpin Palestina.
Baca Juga
Perdana menteri baru Israel, Naftali Bennett, menentang kemerdekaan Palestina dan telah mengesampingkan pembicaraan damai formal. Namun dia mengatakan ingin mengurangi gesekan dengan Otoritas Palestina dan meningkatkan kondisi kehidupan di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Advertisement
Terlepas dari janji-janji ini, daerah tersebut telah mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa pekan terakhir, dengan serangkaian serangan Palestina terhadap warga Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur serta gelombang kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina.
Seorang pejabat senior Palestina mengatakan pertemuan larut malam itu berlangsung di rumah Menteri Pertahanan Benny Gantz di Israel tengah. Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia sedang membahas pertemuan tertutup, mengatakan itu adalah pertama kalinya Mahmoud Abbas bertemu dengan seorang pejabat Israel di Israel sejak 2010.
Gantz mengatakan dia berkomitmen untuk memajukan langkah-langkah membangun kepercayaan, seperti yang dibahas dalam pertemuan sebelumnya dengan Abbas, serta memperdalam koordinasi keamanan.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pentingnya Menciptakan Cakrawala Politik
Hussein Al Sheikh, ajudan utama Abbas, mengatakan pertemuan itu "berurusan dengan pentingnya menciptakan cakrawala politik," serta "kondisi lapangan yang tegang karena praktik para pemukim." Dia mengatakan masalah keamanan, ekonomi dan kemanusiaan juga dibahas.
Abbas, yang pemerintahannya mengelola daerah otonom Tepi Barat yang diduduki Israel, mencari negara merdeka yang mencakup semua Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza.
Israel merebut ketiga wilayah tersebut pada tahun 1967, meskipun menarik diri dari Gaza pada tahun 2005. Dua tahun kemudian, gerilyawan Hamas merebut wilayah itu dari pasukan Abbas, membuat Palestina terbagi antara dua pemerintah yang bersaing.
Tidak ada pembicaraan damai substantif antara kedua pihak dalam lebih dari satu dekade.
Advertisement