Liputan6.com, Cape Town - Gedung Parlemen Afrika Selatan dibakar hingga sejumlah bagiannya hancur. Presiden Cyril Ramaphosa berkata hal ini menyakiti rasa demokrasi di Afrika Selatan.
Dilaporkan BBC, Senin (3/1/2022), kebakaran terjadi pada hari Minggu pagi kemarin di Cape Town, tepat sehari setelah pemakaman aktivis pemenang Nobel Perdamaian, Desmond Tutu.
Advertisement
Baca Juga
Api tersulut di lantai tiga gedung tersebut, dan menjalar ke ruang National Assembly tempat yang menjadi basis para anggota.
Sistem sprinkler di gedung itu juga tidak berfungsi dengan baik dan alarm kebakaran baru berbunyi ketika pemadam datang di lokasi.
Butuh usaha keras bagi pemadam kebakaran untuk mengendalikan api tersebut. Tantangan yang dihadapi pemadam adalah lantai gedung yang terbuat dari kayu, serta karpet-karpet.
Tak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut karena para politisi sedang libur.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Desmond Tutu Akan Bersedih
Presiden Cyril Ramaphosa berkata kejadian menyayangkan peristiwa tersebut. Ia juga datang ke TKP dan bertemu para pemadam kebakaran.
Kejadian itu ia nilai sebagai sebuah "kehancuran dari rumah demokrasi" serta akan membuat Uskup Agung Desmond Tutu bersedih.
Aktivis pemenang Nobel Perdamaian, Desmond Tutu, baru dimakamkan sehari sebelumnya pada katedral dekat gedung parlemen.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah artefak-artefak sejarah yang berpotensi rusak.
Pelaku rencananya akan diadili pada Selasa besok. Ia dijerat pasal berlapis, seperti pembakaran, penyelundupan, pencurian, dan UU yang melindungi lokasi yang memiliki kepentingan strategis.
Advertisement