Lonjakan Tes COVID-19 di Australia Picu Amarah Warga

Warga Australia tengah kecewa di tengah kekurangan persediaan alat tes COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Jan 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2022, 17:00 WIB
FOTO: Sydney Lockdown Antisipasi Penyebaran COVID-19 Varian Delta
Warga berjalan dekat Gedung Opera di Sydney, Australia, Sabtu (26/6/2021). Pihak berwenang melakukan lockdown beberapa area pusat kota terbesar di Australia untuk menantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 varian Delta yang sangat menular. (Saeed KHAN/AFP)

Liputan6.com, Canberra - Warga Australia telah menyatakan kemarahannya karena menghadapi kekurangan alat tes COVID-19 dan kenaikan harga saat negara itu memerangi infeksi yang paling meluas.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (4/1/2022), bulan lalu Australia mencabut sebagian besar pembatasan domestiknya yang ketat setelah mencapai target vaksinasi 90%.

Tetapi varian Omicron telah memicu lonjakan kasus, dimana sekarang berjumlah lebih dari 25.000 per hari. Itu memberi tekanan kuat pada pengujian dan sistem rumah sakit hingga menyebabkan kecemasan di seluruh negeri.

Sebelumnya, tes PCR selalu tersedia secara luas di Australia, tetapi minggu lalu pemerintah mulai membatasi siapa yang berhak menerimanya secara gratis. Hal ini pun berdampak terhadap puluhan ribu orang yang menghabiskan berjam-jam mengantri di luar klinik pengujian menjelang Hari Natal. Akibatnya, laboratorium pengujian melonjak dan hasil tes tertunda.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tes COVID-19 Tak Lagi Gratis

Australia Laporkan Tak Ada Kasus Baru Virus Corona
Polisi berpatroli dengan menunggang kuda di sepanjang St Kilda Esplanade di Melbourne (26/10/2020). Australia telah menghabiskan berbulan-bulan di bawah pembatasan yang berat setelah menjadi episentrum gelombang kedua negara itu. (AFP Photo/William West)

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan aturan baru bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sistem.

Tapi itu telah meningkatkan ketergantungan pada tes aliran lateral - yang dikenal secara lokal sebagai tes antigen cepat (RAT) - yang mengharuskan orang untuk bayar.

Pemerintahan Morrison telah banyak dikritik karena kekurangan pasokan, dan banyak contoh pencongkelan harga telah dilaporkan.

Pemerintah telah menolak seruan dari badan medis dan lawan politik untuk membuat tes tersedia secara bebas, seperti di banyak negara.

Morrison berpendapat bahwa apotek memerlukan kepastian bahwa akan ada pihak swasta yang menyediakan tes tersebut.

Para kritikus mengatakan pedoman baru ini semakin merugikan mereka yang berpenghasilan rendah, membuat mereka lebih terpapar saat virus menyebar.

Sekitar satu dari lima orang yang datang ke klinik pengujian publik di Victoria dan New South Wales (NSW) - dua negara bagian terpadat - sekarang dinyatakan positif.

Sementara itu, banyak rumah sakit yang berjuang untuk mengatasinya karena jumlah pasien yang datang meningkat, menurut media lokal.


Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya