10 Ribu Lebih Kasus COVID-19 Baru Terdeteksi di Malaysia Akibat Varian Omicron

Malaysia melaporkan 10 ribu kasus COVID-19 baru akibat Varian Omicron.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Feb 2022, 09:54 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2022, 07:30 WIB
Kasus COVID-19 di Malaysia Tembus 2 Juta
Sebuah LRT (Light Rain Transit) melewati papan bendera Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (14/9/2021). Malaysia pecah rekor tembus dua juta kasus Covid-19 dengan tambahan 15.669 kasus Selasa (14/9/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Jumlah kasus baru COVID-19 di Malaysia pada Minggu 6 Februari melampaui angka 10.000 untuk pertama kalinya sejak 2 Oktober 2021. Kasus baru itu akibat dari lonjakan gelombang COVID-19 varian Omicron.

Sebanyak 10.089 kasus dilaporkan pada siang hari, menjadikan jumlah kumulatif infeksi COVID-19 di negara itu menjadi 2.914.220, kata direktur jenderal kesehatan Noor Hisham Abdullah, seperti dilansir Channel News Asia, Senin (7/2/2022).

Wilayah Lembah Klang mencatat jumlah kasus positif tertinggi dengan 2.549 di Selangor dan 491 di Kuala Lumpur. Disusul 1.582 kasus di Johor dan 1.285 kasus di Sabah. 

Lebih dari 99 persen kasus baru virus corona tidak menunjukkan gejala atau dengan gejala ringan, katanya dalam pembaruan di Twitter.

"77 kasus lainnya bergejala dengan infeksi paru-paru. Empat kasus lainnya membutuhkan bantuan oksigen sementara lima dalam kondisi kritis dengan komplikasi berbagai organ," ungkap Noor Hisham.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gelombang Omicron

Khawatir Virus Corona COVID-19, Warga Malaysia Beraktivitas Pakai Masker
Seorang wanita mengenakan masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Total kematian akibat virus tersebut di Provinsi Hubei hingga Rabu (12/2) mencapai 1.310 orang. (AFP/Mohd Rasfan)

Menurut data pemodelan yang diberikan pada Minggu, Noor Hisham mengatakan Malaysia diperkirakan akan mencapai 22.000 kasus COVID-19 setiap hari pada akhir Maret jika tren saat ini berlanjut. 

“Kami belum keluar dari masalah. Tanggung jawab ada pada kita sekarang untuk bersatu dan menahan lonjakan kasus. Namun, yang lebih penting, kita harus mengantisipasi tingginya jumlah kasus dengan tingkat keparahan yang lebih rendah, rawat inap yang lebih sedikit dan kematian yang lebih sedikit, " katanya.

Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin juga mendesak lebih banyak orang untuk mendapatkan suntikan booster.

"Sepenuhnya ke gelombang Omicron.  Kasus akan segera mencapai 15.000. Masih ada satu juta lansia yang belum menerima dosis booster mereka. Tolong bantu beri tahu orang tua yang Anda cintai untuk segera menerima suntikan mereka," katanya di Twitter. 

Meski vaksin dapat menurunkan penularan, Khairy mengatakan tujuan utama vaksin COVID-19 adalah untuk mengurangi gejala yang serius.

"Dengan dosis booster, perlindungan Anda dari gejala serius yang dapat menyebabkan rawat inap atau masuk (unit perawatan intensif) ditingkatkan."


Infografis Siap-Siap Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari 2022:

Infografis Siap-Siap Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Siap-Siap Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya