Rusia Bakal Hadir KTT G20 Indonesia, AS: Seharusnya Tak Jadi Bagian Pertemuan

Amerika Serikat merespons pernyataan Indonesia perihal Rusia telah mengonfirmasi kedatangannya pada perhelatan G20, yang akan dilangsungkan di Bali pada November 2022 mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2022, 14:09 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2022, 14:00 WIB
Jubir Gedung Putih Jen Psaki.
Jubir Gedung Putih Jen Psaki. (Dok: YouTube The White House)

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat merespons pernyataan Indonesia perihal Rusia telah mengonfirmasi kedatangannya pada perhelatan G20, yang akan dilangsungkan di Bali pada November 2022 mendatang.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Jumat 29 April 2022 waktu setempat mengatakan pemerintahan Biden menilai Presiden Rusia seharusnya tidak ikut ambil bagian dalam KTT G20 di Indonesia pada November mendatang.

"Presiden Biden telah menyatakan secara terbuka terhadap tentangannya atas kehadiran Presiden Putin dalam KTT G20. Kami telah menyambut kehadiran Ukraina untuk menghadiri pertemuan puncak itu. Ini masih enam bulan lagi. Jadi kami tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi," ujar Psaki seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (30/4/2022). 

"Yang kami tahu, dan Anda dapat mengkonfirmasi hal ini pada pemerintah Indonesia, mereka (Indonesia.red) mengundang mereka (Rusia.red) sebelum invasi. Jadi langkah-langkah tambahan di luar hal itu, kami serahkan pada mereka (Indonesia.red). Tetapi kami telah menyampaikan pandangan kami bahwa kami kira (Rusia) tidak menjadi bagian dari pertemuan itu, secara publik atau pribadi," papar Psaki.

Psaki menyampaikan pernyataan ini menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Putih setelah Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri KTT G20 di Bali nanti.

Jokowi, yang menjadi ketua kelompok G20 saat ini, mengatakan telah mendesak kedua pemimpin untuk mengakhiri perang lewat perundingan.

Jokowi mengatakan ia mengundang Putin dan Zelensky ke forum ekonomi dunia itu karena perang di Ukraina telah menimbulkan dampak besar pada perekonomian dunia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rusia Akan Hadir G20 di Indonesia, Ukraina?

Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)

Konfirmasi Rusia

Jokowi mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bakal hadir langsung dalam pertemuan tersebut.

"Presiden Putin menyampaikan terima kasih atas undangan KTT G20 dan beliau menyatakan akan hadir," kata Jokowi dalam keterangan persnya kepada awak media hari Jumat.

Kabar kehadian Putin untuk hadir, diperoleh Jokowi usai keduanya melakukan sambungan telepon. Selain memberi konfirmasi kehadiran, Jokowi juga menyampaikan agar Putin segera mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

"Saya kembali menekankan pentingnya perang segera diakhiri. saya juga menekankan agar solusi damai dapat terus dikedepankan dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut," jelas Jokowi.

Kepada Jokowi, Putin mengaku tengah mengusahakan hal tersebut. Menurut Putin, proses negoisasi terus dilakukan antara kedua pihak.

"Perbincangan bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Rusia memberikan update mengenai situasi di Ukraina termasuk proses negosiasi yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina," Jokowi menutup.

Ukraina Akan Hadir?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku telah diundang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke acara G20.

Hal tersebut diungkap oleh Presiden Zelensky melalui Twitternya. Ia menulis dengan dua bahasa.

"Baru berbicara dengan Presiden Indonesia @jokowi. Berterima kasih kepada dukungan atas integritas kedaulatan dan wilayah, terutama dalam posisi yang jelas di PBB. Keamanan pangan didiskusikan. Menghargai undangan kepada saya ke G20," tulis Presiden Volodymyr Zelensky, dikutip Rabu (27/4/2022).

Isu kedatangan Presiden Zelensky ke Indonesia sebetulnya sudah dibahas sejak beberapa waktu terakhir. Kehadiran Presiden Zelensky tentunya dinantikan oleh negara-negara Barat yang menolak invasi Rusia ke Ukraina.

Gedung Putih Dukung Jokowi Undang Presiden Ukraina ke G20

White House atau Gedung Putih
White House atau Gedung Putih. (AP)

Gedung Putih menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengundang Presiden Ukraina Volodymr Zelensky ke G20. Amerika Serikat adalah pendukung Ukraina dalam melawan invasi Rusia. 

"Kami telah melihat laporan-laporan bahwa Presiden Zelensky telah diundang ke G20 dan kami tentunya menyambut hal tersebut. Seperti yang kamu ketahui Presiden Biden menyebut pada bulan lalu bahwa Ukraina seharusnya dapat berpartisipasi," ujar jubir Gedung Putih.  

Jen Psaki juga menyebut laporan-laporan media terkait undangan Ukraina merupakan hal yang positif.

Lebih lanjut, Psaki mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah menyuarakan agar Rusia tidak diundang ke G20 akibat menyerang Ukraina, namun menjelaskan bahwa keputusan berada di tangan G20.

Gedung Putih juga berjanji akan terus berkomunikasi dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Terkait kehadiran Presiden Biden, pihak Gedung Putih masih belum memberi kepastian sebab agenda pertemuan puncak baru G20 terjadi setengah tahun lalu.

"Masih enam bulan lagi, biasanya presiden hadir, tapi saya tidak bisa mengkonfirmasi tentang perjalanan yang masih enam bulan lagi pada saat ini," ucap Jen Psaki.

 

Negara Barat Tolak Kehadiran Rusia

Logo resmi G20 yang diketuai Indonesia.
Logo resmi G20 yang diketuai Indonesia. (Kemlu RI).

Sebelumnya dilaporkan, Menteri Keuangan Kanada, Jumat 22 April, mengatakan kelompok 20 negara arus ekonomi utama tidak dapat berfungsi secara efektif selama Rusia tetap menjadi anggota.

Selama sepekan, perselisihan atas kehadiran Rusia pada pertemuan sangat mengemuka. Pejabat Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya melakukan ‘walkout’ selama tiga hari berturut-turut, setiap kali pejabat Rusia berbicara.

Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral yang bertemu di Washington pada hari Rabu 20 April, gagal menyepakati komunike tradisional yang menguraikan tujuan kebijakan ekonomi, karena Rusia memblokir protes yang mengutuk invasinya ke Ukraina.

Komite pengarah IMF dan Komite Pembangunan Bank Dunia-IMF juga gagal mengeluarkan pernyataan bersama.

"G20 tidak dapat berfungsi secara efektif dengan (adanya) Rusia di meja (perundingan ini)," kata Chrystia Freeland, Menteri Keuangan Kanada, pada konferensi pers bersama Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenko di Washington.

"Rusia tidak memiliki tempat di meja negara-negara yang telah berkumpul untuk menjaga kemakmuran ekonomi global," kata Freeland, menambahkan Rusia telah melanggar aturan internasional dengan melakukan invasi ke Ukraina selatan. “Anda tidak bisa menjadi pemburu dan penjaga hutan pada saat yang bersamaan."

 

Infografis Negara Penolak Vladimir Putin di G20
Infografis Negara Penolak Vladimir Putin di G20. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya