Liputan6.com, Moskow - Rusia akan menggelar parade militer pada 9 Mei 2022. Peringatan terebut digelar setiap tahun untuk memperingati kemenangan Uni Soviet dalam Perang Patriotik Raya melawan Nazi Jerman.
Dalam sesi latihan untuk parade Hari Kemenangan 9 Mei, tampak sebuah pesawat Il-80 Rusia, yang akan berfungsi sebagai pos komando strategis pada "hari kiamat" perang nuklir, yang juga akan ikut serta dalam parade militer.
Baca Juga
Bersama dengan pesawat tempur dan pengebom strategis, Il-80 yang dikawal oleh dua jet MiG-29 terbang di atas Kota Moskow, seperti dikutip dari Antara, Jumat (6/5/2022). Delapan pesawat MiG-29SMT terbang melewati Lapangan Merah dalam formasi berbentuk "Z" untuk mendukung pasukan Rusia yang berpartisipasi dalam operasi militer khusus di Ukraina.
Advertisement
Sekitar 11.000 orang, 131 jenis senjata dan peralatan militer, serta 77 pesawat akan berpartisipasi dalam parade utama di Lapangan Merah tahun ini untuk menandai peringatan 77 tahun kemenangan, kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu.
Secara keseluruhan, parade militer 2022 akan diadakan di 28 kota di Rusia, dengan melibatkan hampir 65.000 orang, sekitar 2.400 jenis senjata dan peralatan militer, serta lebih dari 460 pesawat, tambahnya.Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fakta 9 Mei
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, dan sejak itu Presiden Vladimir Putin bersikeras bahwa pasukannya melakukan "operasi militer khusus" alih-alih perang.
Tetapi spekulasi berkembang bahwa ini bisa berubah dalam beberapa hari mendatang. Para pejabat Barat percaya bahwa Putin dapat secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina segera pada 9 Mei, bertepatan dengan hari simbolis bagi Rusia, membuka jalan baginya untuk melakukan kampanyenya.
Sejauh ini Rusia telah menepis spekulasi bahwa mereka akan menyatakan perang habis-habisan di Ukraina dalam beberapa hari mendatang sebagai "omong kosong".
Dilansir BBC, Kamis 5 Mei 2022, Moskow sampai sekarang membantah sedang berperang, dan hanya menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus". Namun para pejabat Barat berspekulasi bahwa Presiden Vladimir Putin dapat menggunakan Parade Kemenangan 9 Mei untuk mengumumkan eskalasi aksi militer.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, bagaimanapun, mengatakan tidak ada kebenaran dari rumor itu "sama sekali".
Berikut ini fakta di balik 9 Mei, hari di mana rumor soal Vladimir Putin bakal deklarasikan perang Rusia Ukraina besar-besara, mengutip CNN, Jumat (6/5/2022):
Â
Advertisement
Apa Itu 9 Mei?
9 Mei dikenal sebagai Victory Day atau Hari Kemenangan di Rusia, memperingati kekalahan negara itu dari Nazi pada 1945.
Ini ditandai dengan parade militer di Moskow, dan para pemimpin Rusia secara tradisional berdiri di makam Vladimir Lenin di Lapangan Merah untuk memberikan penghormatan.
"9 Mei dirancang untuk pamer ke penonton tuan rumah, untuk mengintimidasi oposisi dan untuk menyenangkan diktator saat itu," kata James Nixey, direktur Program Rusia-Eurasia di Chatham House kepada CNN.
Para pejabat Barat telah lama percaya bahwa Putin akan memanfaatkan signifikansi simbolis dan nilai propaganda hari itu untuk mengumumkan pencapaian militer di Ukraina, eskalasi besar permusuhan -- atau keduanya.
Presiden Rusia memiliki mata yang tajam untuk simbolisme, setelah meluncurkan invasi ke Ukraina sehari setelah Defender of the Fatherland Day atau Hari Pembela Tanah Air, hari militer penting lainnya di Rusia.
Narasi Kremlin
Mobilisasi dapat berarti memperpanjang wajib militer bagi tentara yang saat ini berada di angkatan bersenjata, memanggil pasukan cadangan atau membawa masuk pria-pria usia pertempuran yang telah menjalani pelatihan militer, kata Ignatov. Tapi itu juga akan mewakili risiko besar bagi Putin.
"Itu akan mengubah seluruh narasi Kremlin," kata Ignatov, mencatat bahwa langkah itu akan memaksa Putin untuk mengakui bahwa invasi ke Ukraina tidak berjalan sesuai rencana. Mobilisasi skala penuh juga dapat merusak ekonomi Rusia yang sedang berjuang, katanya.
Selain itu, hal itu dapat mengurangi dukungan untuk Putin di dalam negeri, karena beberapa orang Rusia mendukung invasi ke Ukraina tanpa ingin secara pribadi pergi dan berperang, kata analis itu.
"Jika mereka menyatakan mobilisasi skala penuh, beberapa orang tidak akan menyukainya," kata Ignatov.
Masih mungkin bagi Putin untuk memberlakukan undang-undang mobilisasi tanpa secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina, kata Ignatov lagi.
Putin juga dapat memberlakukan darurat militer di Rusia, menangguhkan pemilihan umum dan lebih lanjut memusatkan kekuasaan di tangannya, kata Ignatov.
Ini akan memberlakukan aturan seperti pembatasan pada pria usia pertempuran meninggalkan negara itu, yang juga bisa terbukti tidak populer, tambahnya.
Pada hari Rabu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan "tidak ada kemungkinan" Putin akan menyatakan perang pada 9 Mei.
Advertisement