Bom Meledak Saat Jabat Tangan Ulama Pro-Taliban di Masjid Afghanistan, ISIS Dalangnya?

"Sayangnya, ulama populer Afghanistan, Mawlawi Mujib Rahman Ansari telah menjadi martir dalam serangan pengecut selama salat Jumat di Herat," kata seorang juru bicara Taliban di Twitter.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 03 Sep 2022, 09:54 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2022, 09:33 WIB
Ledakan Meledak
Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Herat - Ledakan bom terjadi di luar sebuah masjid di Kota Herat, Afghanistan. 18 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.

Seorang ulama terkemuka pro-Taliban termasuk di antara 18 orang yang tewas dalam ledakan bom di luar sebuah masjid di Kota Herat, Afghanistan.

"Mujib Rahman Ansari meninggal bersama saudara laki-lakinya, anggota keamanannya dan warga sipil yang berkumpul untuk salat dalam dugaan ledakan bunuh diri," kata para pejabat. seperti dikutip dari BBC, Sabtu (3/9/2022).

Sejauh ini belum jelas siapa yang berada di balik serangan itu, yang dikecam Taliban sebagai "jahat" dan "pengecut".

Pembunuhan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian pembunuhan tokoh pro-Taliban terkemuka di negara itu.

Menurut polisi, Ansari tiba di Masjid Gazargah untuk memimpin salat Jumat ketika seorang pelaku bom bunuh diri mencium tangan sang ulama dan meledakkan alat peledak.

Gambar yang belum diverifikasi di media sosial tampaknya menunjukkan sejumlah jasad berlumuran darah tergeletak, di tengah pemandangan kehancuran di luar kompleks masjid di kota Afghanistan barat.

Pejabat setempat mengatakan sedikitnya 23 orang terluka dalam serangan itu, tetapi laporan lokal menunjukkan jumlah korban bisa jauh lebih tinggi.

"Sayangnya, ulama populer negara itu, Mawlawi Mujib Rahman Ansari telah menjadi martir dalam serangan pengecut selama salat Jumat di Herat," kata seorang juru bicara Taliban di Twitter.

 

 

Sosok Ulama Tenar Pendukung Taliban

Ilustrasi Taliban di Kabul, Afghanistan. (AFP)
Ilustrasi Taliban di Kabul, Afghanistan. (AFP)

Mujib Rahman Ansari, ulama itu terkenal di Afghanistan karena dukungannya terhadap pemerintahan Taliban.

Berbicara awal musim panas ini di sebuah pertemuan keagamaan di Kabul, Mujib Rahman Ansari menyerukan agar mereka yang melakukan "tindakan terkecil melawan pemerintah Islam kita" untuk dipenggal.

Menurut kantor berita AFP, dia mengatakan "bendera [Taliban] ini tidak dikibarkan dengan mudah, dan tidak akan diturunkan dengan mudah."

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Jumat, tetapi kelompok militan ISIS sebelumnya telah mengeluarkan video yang mengancam ulama pro-Taliban.

Situasi keamanan di negara itu, yang telah membaik setelah berakhirnya pertempuran setelah pengambilalihan Taliban, terlihat memburuk.

 

Ulama Keempat Pro-Taliban yang Terbunuh 

20151006-Kabut asap
Ilustrasi jenazah (Istimewa)

Ansari adalah ulama Muslim keempat yang dekat dengan Taliban yang terbunuh dalam waktu kurang dari dua bulan.

Beberapa dari serangan itu diklaim oleh IS, termasuk ledakan bom bunuh diri bulan lalu di ibu kota Kabul yang menewaskan pemimpin agama terkemuka pro-Taliban Sheikh Rahimullah Haqqani.

Beberapa hari kemudian 21 orang tewas dalam ledakan di sebuah masjid Kabul.

Meskipun keduanya merupakan kelompok Islam Sunni, ISIS menganggap dirinya sebagai saingan berat Taliban dan secara teratur menantang kekuasaannya atas Afghanistan dengan menggunakan kekerasan.

Bom Masjid Afghanistan Sebelumnya

Sebelumnya, ledakan bom di Kabul, Afghanistan, tercatat menewaskan setidaknya 20 orang. Bom meledak di masjid pada Rabu (17/8) ketika waktu salat Isya. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (19/8/2022), Khalid Zadran, juru bicara Kepolisian Kabul, mengatakan kepada VOA bahwa "terdapat korban cedera dan tewas" akibat ledakan tersebut, tetapi tidak memberi rincian lebih lanjut. 

Namun, beberapa sumber melaporkan bahwa ledakan itu menewaskan sedikitnya 20 jemaah dan menyebabkan puluhan lainnya cedera dalam insiden yang tampaknya merupakan aksi bom bunuh diri.

Maulvi Amir Mohammad Kabuli, seorang ilmuwan Afghanistan dan ulama Islam Sufi yang terkemuka dilaporkan sebagai salah satu korban yang tewas dalam insiden itu.

Situs reliefweb menyebut ada 21 orang meninggal dan 33 terluka.

Kantor berita Associated Press mengonfirmasi bahwa seorang saksi mata dan petugas polisi mengatakan jumlah korban tewas paling sedikit adalah 10 orang, termasuk Kabuli. Pihak Taliban tidak memberi komentar mengenai jumlah korban tewas akibat ledakan tersebut.

Rumah sakit amal EMERGENCY yang dioperasikan Italia di Kabul mengatakan dalam pernyataan bahwa 27 korban telah dibawa ke fasilitasnya dari lokasi ledakan, di mana dua orang dinyatakan tewas di tempat dan pasien ketiga meninggal dalam ruang darurat. Pihak rumah sakit mengatakan sebanyak lima orang anak, termasuk seorang anak berusia 7 tahun, termasuk di antara korban yang mengalami cedera.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengecam serangan mematikan itu, seraya mengatakan bahwa “para pelaku kejahatan dari insiden tersebut akan dibawa ke meja hijau secepatnya dan akan dihukum.”

 

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya