Liputan6.com, Malang - Sepak bola Indonesia berduka pada 1 Oktober 2022. Ratusan nyawa melayang usai menonton pertandingan besar antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Dalam keterangan resmi pada Minggu (2/10/2022) pagi WIB, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyatakan korban jiwa mencapai 127 korban jiwa. Dua diantaranya merupakan petugas kepolisian sedangkan 125 korban lainnya adalah suporter Arema.
Para suporter tewas karena sesak nafas usai terkena gas air mata pada tragedi Kanjuruhan. Aparat keamanan terpaksa melepaskan gas air mata untuk membubarkan suporter yang rusuh usai Arema menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya.
Advertisement
Tragedi Kanjuruhanini sungguh disayangkan karena merusak citra sepak bola Indonesia yang mulai bangkit dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.
Sejumlah negara Eropa telah melakukan sejumlah langkah guna menekan aksi kekerasan dan kerusuhan dalam pertandingan sepak bola. Dikutip dari laman BBC, Minggu (2/10/2022), berikut 5 langkah pencegahannya;
Larangan Alkohol
Pemerintah Prancis pernah mendesak semua kota tuan rumah untuk melarang penjualan alkohol di "daerah sensitif" di dekat venue Euro 2016 misalnya, pada hari pertandingan dan menjelang hari pertandingan.
Larangan alkohol telah dicoba sebelumnya tetapi tidak selalu memiliki efek yang diinginkan. Selama Piala Dunia 1990 terjadi bentrokan antara polisi dan fans Inggris setelah penjualan dihentikan di Cagliari, ibukota Sardinia.
"Kebijakan semacam ini sebenarnya bisa memancing reaksi," kata Geoff Pearson, dosen senior hukum pidana di Universitas Manchester, yang berada di Marseille ketika kekerasan terakhir terjadi.
"Fans bisa marah atau mencari jalan keluar dengan mendapatkan minuman dari sumber lain."
Â
Mulai Pertandingan Lebih Awal
Terkait dengan larangan alkohol, kebijakan lain yang bisa dilakukan yaitu memindahkan pertandingan yang dianggap memiliki risiko tinggi, maju beberapa jam.
Idenya ini dimaksudkan untuk memberi pembuat onar lebih sedikit waktu untuk mabuk selama pertandingan. Asosiasi Sepak Bola juga menyarankan ini sebagai rencana yang memungkinkan.
Stadion kosong
Ketika Manchester City memainkan pertandingan tandang Liga Champions melawan CSKA Moscow pada tahun 2014, tidak ada yang datang untuk menonton. Fans dilarang, karena CSKA dihukum lantaran telah melakukan serangkaian pelanggaran, termasuk nyanyian rasis.
Klub-klub di Turki juga menghadapi sanksi yang sama menyusul perilaku buruk para penggemar dan pemain.
Melarang penggemar masuk stadion adalah "pilihan" untuk skenario terburuk, di mana kekerasan antara pendukung tidak terjadi.
Pemisahan
Asosiasi Sepak Bola mengatakan memiliki area suporter yang terpisah telah secara signifikan mengurangi masalah perilaku buruk penonton di dalam stadion.
Edukasi Bagi Penggemar
Ide-ide yang disebutkan sejauh ini berhubungan dengan gejala daripada penyebab masalah. Dengan pemikiran ini, pada akhir 1980-an klub Standard Liege Belgia memutuskan untuk mendidik para pendukung tentang perilaku yang tepat, mendirikan sebuah program yang dikenal sebagai "pelatihan penggemar".
Ditiru di beberapa negara lain, itu menekankan tindak menghormati oposisi dan wasit serta menerima kekalahan tanpa kekerasan.
Advertisement
Curi Perhatian Media Asing dan Trending di Twitter
Tragedi Kanjuruhan menjadi trending topik di Twitter. Dalam utasnya, netizen banyak menyampaikan belasungkawa terhadap para korban. Tak sedikit pula yang menyuarakan bahwa peristiwa itu tak seharusnya terjadi.
"Tak ada sepak bola seharga nyawa," demikian utas sejumlah netizen dalam gambar pada Minggu (2/10/2022).
Selain itu, tragedi Arema vs Persebaya juga menjadi sorotan media asing. Jumlah korban dalam peristiwa tersebut yang mayoritas mencuri perhatian dalam pemberitaan mereka.
Salah satu yang mengulas isu tersebut adalah media Inggris Mirror.co.uk, melalui artikel bertajuk "127 football fans killed in mass riot involving tear gas as league suspended".
"Sedikitnya 127 suporter sepak bola dilaporkan tewas di Indonesia setelah terjadi kerusuhan menyusul pertandingan liga Arema FC melawan Persebaya Surabaya," tulis media tersebut.
Media Inggris lain yang juga memuat kabar tragedi Kanjuruhan hari ini adalah The Guardian. Dengan artikel "More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match".
"Perkelahian kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan ke lapangan usai timnya kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang," ulas The Guardian.
The Guardian juga memuat laporan yang mengatakan banyak korban terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton, menyebabkan kepanikan di antara pendukung dua kubu di Stadion Kanjuruhan.
Kerusuhan suporter bola itu juga mencuri perhatian media Amerika Serikat (AS), New York Times. Dalam artikel bertajuk "Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead".
"Beberapa orang tewas Sabtu malam setelah pertandingan sepak bola profesional di Malang, Indonesia, menyebabkan kerusuhan di stadion dan gas air mata ditembakkan ke kerumunan yang padat oleh polisi," tulis NY Times mengutip pejabat liga.
Jumlah Korban Bertambah Kian Disorot
Media India, NDTV, juga tak ketinggalan menyorot tragedi Kanjuruhan Malang melalui "127 Killed In Indonesia Stampede After Football Fans "Invade Pitch": Cops".
Sementara situs berita Singapura The Straits Times, memuat update korban jiwa dalam kerusuhan bola di Malang itu dengan "More than 129 people killed after stampede at Indonesia football match".
Media Australia, beberapa di antaranya Sydney Morning Herald, SMH.com.au, adelaidenow, dan sejumlah portal berita Negeri Kanguru juga menyoroti kabar duka dari dunia sepak bola Indonesia tersebut.
Media dari Timur Tengah salah satunya, Al Jazeera, juga turut memuat isu tersebut.
Dari Malaysia, Channel News Asia memuatnya dengan "Indonesia police say 129 people killed after stampede at football match".
Advertisement