Bukti Baru Enceladus Si Bulan Planet Saturnus Layak Dihuni Manusia

Para peneliti menemukan, wilayah laut Enceladus kemungkinan kaya akan fosfor larut, elemen kehidupan yang penting tetapi sebelumnya tidak terdeteksi di planet yang berada di tata surya ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2022, 19:10 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2022, 19:10 WIB
Saturnus (NASA)
Saturnus (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Studi baru mengungkap potensi kelayakan Enceladus, Bulan di planet Saturnus, untuk dihuni manusia. Para peneliti menemukan, wilayah laut Enceladus kemungkinan kaya akan fosfor larut, elemen kehidupan yang penting tetapi sebelumnya tidak terdeteksi di planet yang berada di tata surya ini. 

Enceladus, Bulan kedua yang ditemukan di sekeliling Saturnus, memiliki cangkang es tebal di tengah lautan subglasial, membentuk gumpalan yang berdasarkan penemuan para ilmuwan mengandung lima elemen dasar kehidupan, yaitu karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan belerang. Namun, unsur esensial fosfor belum ditemukan, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (11/10/2022).

Karena tidak adanya unsur fosfor, yang merupakan komponen penting dari tulang, membran sel, dan DNA pada manusia serta hewan, Enceladus sebelumnya dianggap tidak dapat dihuni oleh komunitas ilmiah internasional.

Namun, sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin sejumlah ilmuwan China mematahkan temuan sebelumnya dengan mengklaim bahwa mereka menemukan unsur fosfor dalam bentuk fosfat di wilayah laut Bulan tersebut.

Dalam studi tersebut, para peneliti menciptakan model interaksi air laut-batuan untuk menyimulasikan geokimia dasar laut berbatu Enceladus.

"Air laut di planet ini diketahui mengandung alkali yang tinggi (sangat asin) dan tidak mengandung oksigen, mirip dengan air soda yang diminum orang-orang di Bumi," kata kepala peneliti Hao Jihua dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China.

 

Telah Ada Selama 100 Juta Tahun Lebih

Saturnus
Foto resmi planet Saturnus yang diunggah NASA (Sumber: Gizmodo)

Dalam lingkungan "soda" seperti itu, dibutuhkan sekitar 100.000 tahun bagi fosfor untuk larut dari batuan Enceladus ke laut.

Hao mengatakan, lautan air cair kemungkinan telah ada selama lebih dari 100 juta tahun di Enceladus. Mengingat potensi riwayatnya yang lama, batuan di planet ini diperkirakan akan melepaskan fosfor dalam jumlah besar ke lautan.

Studi ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America yang telah melalui penelaahan sejawat (peer review).

Kendati fosfor belum ditemukan secara eksplisit, penelitian ini memberikan referensi ilmiah untuk eksplorasi di masa depan mengenai potensi kehidupan di bulan dari planet Saturnus, Enceladus, menurut para peneliti.

Berapa Banyak Lapisan Cincin Saturnus?

Saturnus
Saturnus. (NASA/ESA, A. Simon/GSFC/M.H. Wong/University of California, Berkeley/OPAL Team)

Dari semua planet yang dikelilingi cincin, Saturnus adalah yang paling terkenal. Cincin-cincin planet ini cukup masif sehingga Galileo dapat melihatnya menggunakan teleskop sederhana pada 1610.

Sejak itu NASA menyebut Saturnus adalah planet dengan karakteristik yang paling dikenal di dunia mana pun yang ada di tata surya, seperti dikutip dari laman Mentalfloss.com, Selasa 8 Februari 2022.

Jadi, berapa banyak lapisan cincin yang dimiliki Saturnus? Jika melihatnya dari gambar, pasti ada banyak, atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Para ilmuwan tidak tahu pasti berapa banyak cincin yang dimiliki Saturnus. Ada delapan kelompok cincin utama yang membentang sepanjang 175.000 mil, tetapi ada yang menyebut itu lebih dari delapan cincin.

Sistem ini dinamai dengan huruf-huruf alfabet, sesuai urutan penemuannya. Para astronom telah mengetahui tentang kelompok cincin A, B, dan C sejak abad ke-17, sementara yang lain adalah penemuan lebih baru ditemukan pada 2009.

Cincin yang dapat kita lihat dalam gambar planet ini -- bahkan gambar beresolusi tinggi -- bukanlah cincin tunggal, tetapi sebenarnya terdiri dari ribuan cincin kecil yang berbeda dan dapat sangat berbeda dalam penampilan, menunjukkan riak tidak teratur dan kekusutan. Partikel-partikel es yang tebal yang membentuk cincin Saturnus bervariasi dalam ukuran dari sekecil debu hingga sebesar gunung.

Sementara celah antara cincin Saturnus kecil, Keeler Gap selebar 26 mil cukup besar untuk menampung beberapa bulan, meskipun sangat kecil.

 

Penemuan Cincin Baru

Saturnus
Foto terakhir Planet Saturnus yang dibidik Cassini. (Foto: NASA Jet Propulsion Laboratory)

Sistem cincin terbesar yang ditemukan pada tahun 2009 dimulai 3,7 juta mil jauhnya dari Saturnus sendiri dan materialnya mencapai 7,4 juta mil, meskipun hampir tidak terlihat tanpa bantuan kamera inframerah.

Para peneliti masih menemukan cincin baru serta wawasan baru tentang fitur-fitur sistem cincin Saturnus yang sudah dikenal.

Pada awal 1980-an, misi Voyager NASA mengambil gambar resolusi tinggi pertama Saturnus dan cincinnya, mengungkapkan kekusutan yang sebelumnya tidak diketahui di salah satu cincin yang lebih sempit, yang dikenal sebagai cincin F.

Pada 1997, NASA mengirim pengorbit Cassini untuk melanjutkan studi badan antariksa dari planet cincin, yang mengarah ke penemuan cincin baru, begitu samar sehingga mereka tidak diketahui sampai kedatangan Cassini pada tahun 2006.

Sebelum Cassini dikirim dan terbakar di atmosfer Saturnus di September 2017, butuh 22 kali penyelaman melalui ruang antara planet ini.

Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana
Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya