Liputan6.com, San Fransisco - Suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Paul Pelosi diserang dan dipukuli oleh seorang penyerang bersenjatakan palu. Pelaku membobol rumah Pelosi pada Jumat 28 Oktober 2022 dini hari waktu setempat, menurut beberapa orang yang mengetahui penyelidikan.
"Paul Pelosi menjalani operasi untuk mengobati retak tulang tengkorak dan luka parah lainnya pada lengan dan tangan kanannya. Dokter mengupayakan pemulihan penuh atas kondisinya," kata kantor Ketua DPR AS mengutip VOA Indonesia, Sabtu (29/10/2022).
Kepala Kepolisian San Francisco mengatakan pada Jumat 28 Oktober bahwa pria yang menyerang Paul Pelosi terus memukulinya dengan palu, bahkan ketika polisi sudah memerintahkannya berhenti.
Advertisement
Kepala Kepolisian San Francisco William Scott mengatakan, polisi tiba di kediaman Pelosi Jumat dini hari. Mereka menemukan pelaku, David DePape, dan Paul Pelosi tengah bergumul di atas tanah untuk memperebutkan senjata tumpul itu.
"Polisi, ketika masih berada di luar ambang pintu, memberi perintah kepada kedua pria itu untuk melepaskan palu tersebut. DePape langsung merebut palu itu dari Pelosi dan menyerangnya secara brutal menggunakan palu," kata Scott.
Nancy Pelosi, yang sedang berada di Washington DC ketika serangan itu terjadi di kediamannya di California, tiba di San Francisco pada Jumat malam dan langsung menuju rumah sakit, di mana suaminya dirawat atas luka-luka yang dideritanya.
DePape, 42 tahun, ditangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan, penganiayaan terhadap lansia dan perampokan, kata polisi.
Scott mengatakan serangan itu “bukan tindakan acak” dan bahwa semua orang patut merasa “jijik” akan serangan terhadap anggota keluarga pejabat terpilih.
Joe Biden Minta Hentikan Kekerasan Politik
Presiden AS Joe Biden menyebut serangan terhadap suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada hari Jumat 28 Oktober, "tercela" dan semua orang harus melawan kekerasan dalam politik.
"Cukup, cukup, cukup. Setiap orang dengan hati nurani yang baik perlu secara jelas dan tegas menentang kekerasan dalam politik kita, terlepas dari apa pun politik Anda,” kata Biden saat berpidato pada kampanye Partai Demokrat di Philadelphia.
"Terlalu banyak kekerasan. Kekerasan politik. Terlalu banyak kebencian. Terlalu banyak perkataan menyakitkan," tambahnya.
Advertisement
Mengingatkan Tragedi Serangan di Gedung Capitol
Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (29/10/2022), penyusup yang menyerang suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi di rumah mereka di San Francisco diketahui mencari pemimpin Partai Demokrat itu sambil berteriak “Di mana Nancy, di mana Nancy?” sebelum kemudian menyerang Paul Pelosi dengan palu.
Teriakan itu membangkitkan kembali kengerian yang terdengar pada peristiwa penyerbuan ke gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021. Pada hari itu, para perusuh yang mencoba menghentikan pengesahan kemenangan Joe Biden pada Pilpres 2020 menggeledah ruangan demi ruangan untuk mencari sang ketua DPR AS dengan meneriakkan ancaman.
Pria berusia 82 tahun itu menderita luka benda tumpul di kepala dan tubuhnya, kata dua orang yang tidak ingin diungkap identitasnya kepada The Associated Press untuk membahas penyelidikan tersebut.
Paul Pelosi, yang kerap menemani Nancy dalam berbagai acara resmi di Washington, adalah seorang investor kaya yang lebih sering menetap di kediaman mereka di pesisir barat AS. Mereka memiliki lima anak dan banyak cucu. Keduanya telah menikah selama 59 tahun.
Awal tahun ini, Paul Pelosi mengaku bersalah atas pelanggaran ringan mengemudi di bawah pengaruh alkohol, terkait sebuah kecelakaan Mei lalu di California dan dihukum lima hari penjara dan tiga tahun masa percobaan.
Keselamatan Anggota Kongres Dipertanyakan
Meskipun perincian peristiwa itu belum jelas, serangan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan para anggota Kongres dan keluarga mereka.
Ancaman kepada para anggota kongres saat ini berada pada level tertinggi hampir dua tahun setelah penyerbuan ke gedung Kongres. Serangan itu terjadi hanya 11 hari sebelum pemilu paruh waktu AS, di mana isu kejahatan dan keamanan masyarakat menjadi perhatian utama rakyat Amerika.
Pada 2021, Kepolisian Kongres menyelidiki sekitar 9.600 ancaman yang dilayangkan kepada para anggota Kongres. Beberapa anggota Kongres telah mengalami serangan fisik dalam beberapa tahun terakhir.
Mantan anggota kongres dari Partai Demokrat, Gabrielle Giffords, ditembak di kepala pada sebuah acara di luar toko swalayan di kota Tucson pada 2011. Kemudian pada 2017, anggota kongres dari Partai Republik, Steve Scalise, terluka parah setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah tim baseball Kongres dari kubu Republik yang sedang latihan.
Para anggota Kongres sendiri telah menerima tambahan anggaran untuk keamanan di kediaman mereka. Beberapa di antara mereka bahkan meminta perlindungan yang lebih besar seiring kemunculan orang-orang di rumah mereka dan meningkatnya jumlah ancaman yang diterima.
Advertisement