Liputan6.com, Shanghai - Pengunjung Shanghai Disney terkena lockdown karena masalah COVID-19. Syarat untuk pulang adalah negatif COVID-19.
Dilaporkan BBC, Selasa (1/11/2022), kebijakan itu diambil setelah Shanghai melaporkan 10 kasus lokal pada Sabtu lalu. Meski sedikit, China memang masih mengikuti kebijakan zero-Covid.
Pengunjung yang terjebak dilaporkan masih bisa menikmati fasilitas di Disney yang notabene masih beroperasional.
Advertisement
Baca Juga
Ketika ada pengumuman lockdown, warga langsung berlarian menuju gerbang taman, akan tetapi gerbangnya sudah dikunci. Melalui WeChat, pemerintah Shanghai berkata pengunjung tak boleh keluar atau masuk kecuali negatif COVID-19.
Selain itu, orang-orang yang mengunjungi taman sejak Kamis lalu harus menunjukkan hasil negatif selama tiga hari berturut-turut.
Penutupan yang mendadak ini terjadi padahal Shanghai Disney baru saja buka dua hari dengan kapasitas terbatas. Ini bukan pertama kalinya taman Disney ini tutup mendadak. Pada November 2021, 30 ribu pengunjung terjebak karena ada tes untuk contact tracing.
Shanghai Disney adalah resor milik Disney. Disneyland termasuk di dalam resor ini.
Di lain tempat, pengunjung Ikea Shanghai juga berlarian karena ada lockdown mendadak karena khawatir terjebak di dalam.
Hingga 24 Oktober 2022, ada 200 lockdown di China yang berdampak pada jutaan orang. Presiden China Xi Jinping juga belum menemukan tanda-tanda ingin melonggarkan aturan COVID-19 yang sangat ketat di negaranya.
Berdasarkan data Johns Hopkins University pada 1 November 2022, kasus baru COVID-19 termasuk rendah dibanding negara-negara Eropa atau Asia Timur lainnya. Pada 28 hari terakhir, ada 178 ribu kasus baru di China.
Covid-19 di Pabrik iPhone Terbesar Dunia
Sejumlah pekerja di perakitan iPhone terbesar di dunia, dilaporkan mulai meninggalkan tempat kerja mereka, setelah wabah kecil Covid-19 mendorong pemberlakuan lockdown di pabrik.
Dilansir dari BBC, Senin (31/10) sebuah video yang beredar di internet menunjukkan sekitar 10 orang melompati pagar di luar pabrik, yang dimiliki oleh pabrikan Foxconn, di pusat kota Zhengzhou China.
Namun, tidak diketahui secara jelas berapa banyak kasus Covid-19 yang telah diidentifikasi di pabrik Foxconn.
Seorang pekerja pabrik Foxconn berusia 22 tahun, yakni Xia, mengungkapkan kepada Financial Times bahwa situasi di asrama pabrik sempat geger karena dia dan rekan-rekannya tidak bisa pulang menyusul temuan kasus penularan Covid-19. "Kami melompati pagar plastik dan pagar logam untuk keluar dari pabrik," ungkapnya.
Dia juga mengklaim area di sekitar pabrik telah dikunci selama berhari-hari, dengan pekerja yang positif Covid-19 akan diminta untuk mengambil tes harian dan menjalani karantina.
Sebagai informasi, Foxconn, pemasok Apple yang berbasis di Amerika Serikat, memiliki ratusan ribu pekerja di pabriknya Zhengzhou dan belum mengungkapkan angka resmi berapa banyak staf yang tertular Covid-19.
Sementara itu, perusahaan yang berbasis di Taiwan itu sebelumnya sudah mengklaim bahwa mereka tidak akan menghentikan pekerja meninggalkan pabrik.
Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di China, pekan lalu melaporkan 167 kasus Covid-19 yang merupakan penularan lokal. Jumlah itu naik dari 97 kasus yang dilaporkan pekan sebelumnya.
Akibatnya, kota berpenduduk sekitar 10 juta orang itu sebagian berada di bawah lockdown, karena China terus masih memberlakukan kebijakan nol-Covid-19 ketat untuk meredam kasus penularan.
Advertisement
Kasus di Foxconn
Pekan lalu, pada 19 Oktober, Foxconn mengumumkan larangan semua katering makan di situs pabrik Zhengzhou, juga mengharuskan pekerja untuk makan di kamar asrama mereka.
Pada saat yang sama, perusahaan mengatakan kepada wartawan bahwa mereka mempertahankan "produksi secara normal" karena pabrik meningkatkan produksi model iPhone 14 terbaru.
"Pemerintah setuju untuk melanjutkan makan di tempat untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan hidup karyawan," kata Foxconn dalam sebuah pernyataan, Minggu.
Perusahaan itu menambahkan bahwa bagi pekerja yang ingin kembali ke rumah, "(pabrik) bekerja sama dengan pemerintah dalam mengatur personel dan kendaraan untuk menyediakan layanan pengembalian tertib point-to-point untuk karyawan mulai hari ini".
Shanghai China Beri Vaksin Booster COVID-19 Oral dengan Cara Hirup
China kini punya model vaksin COVID-19 baru. Tanpa jarum suntik. Dengan cara oral, melalui metode hirup.
Sejak pekan ini, Shanghai, kota di China tersebut mulai memberikan vaksin COVID-19 bebas jarum. Bentuknya kini diubah menjadi aerosol dan dapat dihirup oleh para penerima vaksin.
"Hanya perlu beberapa detik untuk menghirupnya," ujar seorang warga usai pemberian vaksin oral di sebuah lokasi vaksinasi setempat pada Rabu 26 Oktober 2022 seperti dikutip dari Xinhua.
"Ini jauh lebih mudah dibanding disuntik," kata sang penerima vaksin, yang telah menerima dua injeksi intramuskular sebelumnya.
Vaksin penguat (booster) yang dapat dihirup itu merupakan vaksin COVID-19 berbasis vektor adenovirus tipe-5.
Vaksin itu dikembangkan bersama oleh sebuah tim penelitian yang dipimpin Chen Wei, akademisi dari Akademi Teknik China, dan perusahaan bioteknologi China CanSino Biologics Inc. Vaksin tersebut hanya ditawarkan sebagai dosis booster bagi para penerima vaksin COVID-19 sebelumnya.
"Dosis vaksin yang dapat dihirup itu sebanyak 0,1 mililiter. Penerima vaksin hanya perlu memasukkan nosel botol putih ke mulut mereka, menghirup gas yang ada di botol itu dalam-dalam, dan menahan napas minimal lima detik untuk menyelesaikan prosedur tersebut," papar He Jinhui, seorang perawat di rumah sakit setempat, yang menjelaskan instruksi dasar vaksinasi itu.
Kendati dosis vaksin yang dapat dihirup itu hanya sekitar seperlima dari dosis intramuskular biasa, vaksin tersebut diklaim dapat memicu respons imun yang lebih kuat.
Advertisement