DW - Kanselir Jerman Olaf Scholz mendarat di Beijing pada Jumat (04/11) pagi. Ini adalah kunjungan pertama seorang pemimpin negara G7 ke China dalam tiga tahun.
Dilansir DW Indonesia, Sabtu (5/11/2022), Olaf Scholz dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang dalam kunjungan singkat tersebut.
Baca Juga
Kunjungan kontroversial itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Barat dan China terkait berbagai masalah, mulai dari Taiwan hingga dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.
Advertisement
Namun, Scholz telah menjanjikan dialog serius dengan para pemimpin China tentang semua masalah, termasuk invasi Rusia ke Ukraina.
Scholz akan berusaha untuk menekankan perlunya kerja sama ekonomi yang berkelanjutan dengan China, lantaran sektor ekonomi kedua negara saling memengaruhi. Bahkan beberapa pejabat dalam pemerintahan koalisi Scholz khawatir hubungan itu terlalu dekat.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock belum lama ini mengatakan kesalahan yang dibuat di masa lalu dengan Rusia tidak boleh terulang. Namun, Scholz bersikeras bahwa pembicaraan langsung dengan para pemimpin China "lebih penting" setelah sempat terhenti karena pandemi COVID-19.
Satu hal yang disetujui oleh koalisi tiga partai Jerman adalah mengembangkan strategi baru dengan China.
Kunjungan ke China
Kunjungan Scholz ke Beijing diyakini akan mendorong kesepakatan kontroversial untuk memungkinkan perusahaan pelayaran milik negara China, Cosco, membeli 24,9% saham minoritas di salah satu terminal pelabuhan Hamburg.
Negara-negara Baltik dan beberapa negara bekas blok Soviet lainnya juga semakin curiga terhadap pertumbuhan pengaruh ekonomi China di Eropa, terutama mengingat apa yang baru-baru ini disebut Xi sebagai persahabatan "tanpa batas" Beijing dengan Moskow.
Advertisement
Kerja Sama di Tengah Pandemi
Beberapa tahun lalu, Perdana Menteri China, Li Keqiang melakukan pembicaraan secara virtual dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Keduanya sepakat untuk memperdalam rasa saling percaya sekaligus meningkatkan kerjasama segala bidang.
Di tengah pandemi Corona COVID-19, Keqiang mengemukakan kerjasama bilateral China dan Jerman terus berlangsung.
Keqiang menjelaskan, sangat mementingkan hubungan antara China dengan Jerman. China bersedia memperdalam rasa saling percaya, tetap berdialog, dan mempromosikan kerjasama di berbagai bidang dalam kerangka saling menghormati, kesetaraan dan saling menguntungkan yang mendorong kemajuan baru dalam hubungan dengan Jerman.
Sepakat Kerja Sama
Dia juga mengatakan, China bersedia memperkuat kerjasama dengan Jerman untuk memerangi Corona COVID-19.
China bersama Jerman harus melakukan upaya melalui kerjasama multilateral, memperluas keterbukaan dalam menciptakan kemudahan penyelenggaraan bisnis, dan menjaga stabilitas produksi dan rantai pasokan. Hal tersebut dipaparkan Keqiang terkait pemulihan ekonomi setelah pandemi.
Selain itu, Keqiang menyatatan China memberi dukungan terhadap proses integrasi Eropa dan menambahkan bahwa memperdalam kerja sama China-Jerman dan China-Eropa yang saling menguntungkan.
Advertisement