Liputan6.com, Moskow - Pasukan Ukraina disebut sedang fokus di Kherson. Media pemerintah Rusia, TASS, melaporkan bahwa ada banyak tank dan kendaraan lapis baja yang mendekati area tersebut.
Hal itu diungkap oleh pejabat tinggi kawasan Kherson, Kirill Stremousov, Minggu (6/11/2022). Ia menyebut semakin banyak kendaraan lapis baja yang datang.
Advertisement
Baca Juga
"Banyak unit-unit perlengkapan yang dikonsentrasikan, semakin banyak lagi kendaraan lapis baja, tank, yang dibawa," ujar Kirill Stremousov.
Stremousov berkata bahwa rakyat masih bisa melakukan evakuasi.
Stremousov adalah pengkhianat dari Ukraina yang kini menjabat sebagai kepada deputi Kherson untuk Rusia. Ia diburu oleh polisi karena mengkhianati negara.
Kherson merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran invasi Rusia. Daerah itu lantas sempat disebut Administrasi Militer-Sipil Kherson.
Kemudian, Kherson secara resmi dianeksasi oleh Rusia melalui referendum yang tak diakui internasional. Daerah itu lantas dianggil Kherson Oblast. Oblast merupakan sebutan bagi daerah Rusia.
Kejahatan Perang Rusia di Ukraina
Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina, yang dibentuk oleh PBB, melaporkan pada bulan September bahwa kejahatan perang telah dilakukan oleh pasukan Rusia termasuk eksekusi singkat terhadap warga sipil dan tindakan "kekerasan berbasis gender seksual" oleh "beberapa" tentara.
Ukraina sendiri mengatakan telah mengidentifikasi puluhan ribu kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Rusia. Namun Rusia membantah sengaja menyerang warga sipil dan menuduh pasukan Ukraina menargetkan warga sipil di wilayah yang dikuasai separatis negara itu dengan artileri, yang dibantah Ukraina.
Komisi PBB mengatakan telah menemukan "dua contoh perlakuan buruk terhadap tentara Federasi Rusia oleh tentara Ukraina" tetapi jumlah tuduhan kejahatan perang terhadap Rusia "jelas jauh lebih besar".
Rusia dan Ukraina Gelar Pertukaran Tawanan, 214 Tentara Dibebaskan
Rusia dan Ukraina pada Kamis (3/11) kembali bertukar tahanan, dan kali ini ada 214 personel yang dibebaskan melalui langkah itu.
Banyak di antara personel yang dipertukarkan itu adalah tentara-tentara Ukraina yang terluka saat berupaya mempertahankan Kota Mariupol pada April dan Mei.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam satu pernyataan bahwa Ukraina sudah membebaskan 107 personel Rusia, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (11/5).
Para personel Rusia itu akan dibawa ke Moskow untuk mendapatkan "bantuan medis dan psikologis yang diperlukan".
Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina, mengatakan Rusia sudah membebaskan 107 petempur Ukraina, termasuk 74 orang yang dulu mempertahankan pabrik baja Azovstal.
Pabrik tersebut menjadi pijakan terakhir Ukraina di Mariupol.
"Kami berhasil mempertukarkan (para petempur) yang luka berat dan terbaring di tempat tidur, dari Mariupol dari Azovstal," kata Yermak.
"Mereka yang terkena pecahan peluru di tangan dan kaki, mengalami luka akibat tembakan di berbagai bagian tubuh," katanya menambahkan.
Advertisement
Survei: 80 Persen Rakyat Rusia Masih Percaya Vladimir Putin
Survei di Rusia menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Vladimir Putin. Angka kepercayaan bahkan tembus 80 persen meski Putin dikecam berbagai negara karena invasi Rusia terhadap Ukraina.
Berdasaran laporan media pemerintah Rusia, TASS, Jumat (4/11), survei dilaksanakan All-Russian Public Opinion Research Center dan sebanyak 80,1 persen memiliki kepercayaan terhadap Presiden Putin.
Tingkat persetujuan kepada Putin juga mencapai 76,5 persen. Survei itu berasal dari 1.600 responden berusia 18 tahun ke atas. Survei digelar pada 24-30 Oktober 2022.
"Ketika ditanya mengenai kepercayaan terhadap Putin, 80,1 persen responden menjawab secara positif," tulis pihak pollster.
Angka 80,1 persen itu hanya turun 0,3 persen pada sepekan terakhir.
Anehnya, kepercayaan pada pemerintah Rusia hanya 50,3 persen. Kepercayaan pada Mikhail Mishustin yang menjabat sebagai perdana menteri adalah 63,4 persen.
Tak hanya itu, kepercayaan terhadap partai Rusia Bersatu yang berkuasa di negara tersebut juga sangat rendah, yakni 40,3 persen saja. Padahal Rusia Bersatu (Yedinaya Rossiya) adalah partai pendukung Vladimir Putin.
Dukungan terhadap partai-partai lain juga rendah, misal Partai Demokrat Liberal hanya 8,5 persen, partai Rusia Adil hanya 6,1 persen, dan partai Rakyat Baru mendapat 4,2 persen dukungan.
Vladimir Putin berada di puncak kekuasaan Rusia selama dua dekade lebih. Ia pertama menjadi perdana menteri pada tahun 1999, kemudian menjadi presiden pada 2000-2008, kemudian menjadi perdana menteri lagi selama empat tahun, kemudian sambung lagi menjadi presiden sejak 2012 hingga kini.
Jelang KTT G20, Vladimir Putin Belum Putuskan Hadir
KTT G20 di Bali akan digelar 15-16 November 2022. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin masih belum memberikan keputusan apakah ia akan hadir.
Berdasarkan artikel di media Uni Eropa, Euractiv, Rabu (2/11), Presiden Vladimir Putin juga belum memutuskan siapa pejabat tinggi yang akan dia kirim ke Indonesia.
Kedutaan Besar Rusia di Indonesia juga masih belum memberikan pengumuman tegas apakah Presiden Putin akan datang. Namun, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa Presiden Putin akan hadir.
Sementara, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah dipastikan hadir di G20. Presiden Biden akan di Jakarta pada 13-16 November 2022.
"Presiden akan berada di Bali, Indonesia pada 13 November hingga 16 November untuk G20 Leaders' Summit," ujar Karine Jean-Pierre dalam konferensi pers, dikutip dari situs resmi Gedung Putih.
"Di Bali, Presiden akan memuji kepemimpinan G20 Presiden Widodo dan menyorot komitmen AS kepada forum paripurna ini untuk kerja sama ekonomi dengan negara-negara yang mewakili lebih dari 80 persen GDP dunia," jelas Jean-Pierre.
Dijelaskan bahwa Presiden Biden ingin membahas perubahan iklim, dampak global perang Vladimir Putin di Ukraina, serta isu pangan dan energi.
Pihak Kedutaan Besar Uni Eropa di Indonesia juga telah memberikan konfirmasi bahwa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen akan hadir di G20 Bali.
Presiden Joko Widodo juga telah memberikan undangan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, akan tetapi pemimpin Ukraina itu berkata tak akan hadir jika Rusia masih menyerang.
Advertisement