Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sedikitnya delapan orang tewas dan puluhan lainnya hilang setelah tanah longsor melanda lokasi perkemahan di negara bagian Selangor Malaysia, kata para pejabat, dikutip dari BBC News, Jumat (15/12/2022).
Tanah longsor terjadi sekitar pukul 03:00 pada hari Jumat tepat di luar Dataran Tinggi Genting yang berbukit, di utara ibu kota Kuala Lumpur.
Baca Juga
Pihak berwenang masi berusaha untuk menyelamatkan orang-orang yang mungkin terkubur di lumpur.
Advertisement
Lebih dari 90 orang berkemah di lokasi pertanian di pinggir jalan itu.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional Malaysia mengatakan sejauh ini telah menyelamatkan 53 orang, tetapi puluhan lainnya masih hilang.
"Saya berdoa agar korban yang hilang dapat segera ditemukan dengan selamat," kata menteri lingkungan dan sumber daya alam Malaysia Nik Nazmi bin Nik Ahmad di Twitter.
Dia mencatat, tim penyelamat telah bekerja sejak dini hari. Dia dan pejabat pemerintah lainnya akan mengunjungi lokasi bencana hari ini.
Longsor melanda daerah pertanian di Kota Batang Kali, 50 km utara ibukota.
Pusat longsoran terletak sekitar 30m (100 kaki) lebih tinggi dari tempat perkemahan dan mempengaruhi sekitar satu hektar tanah di sekitarnya.
Gambar yang diunggah secara online oleh badan penyelamat Malaysia menunjukkan para kru penyelamat berhelm memanjat tanah yang tidak rata, melewati pohon tumbang, dan puing-puing lainnya.
Tidak jelas apa yang memicu tanah longsor - media lokal mengatakan tidak ada hujan lebat atau gempa bumi menjelang itu.
Banjir Terjang Malaysia Jelang Pemilu, Ribuan Warga Dievakuasi
Bulan lalu, Malaysia juga diterjang bencana lain, yaitu banjir. Ribuan orang di seluruh Malaysia dievakuasi ke tempat penampungan sementara selama akhir pekan, kata para pejabat saat hujan lebat musiman yang memicu kekhawatiran atas pemogokan pemilih dan keamanan pemilu mendatang.
"Perdana menteri dapat mempertaruhkan keselamatan para pemilih dengan mengadakan pemilihan selama musim hujan, dan dengan perubahan iklim. Saya benar-benar takut akan hujan yang lebih lebat di seluruh Malaysia," kata Mahfuz Omar, seorang anggota parlemen oposisi dari negara bagian Kedah utara, dikutip dari laman Today Online, Senin (14/11/2022).
Departemen meteorologi Malaysia memperkirakan badai petir dan hujan akan berlangsung terus-menerus hingga saat 21 juta pemilih memberikan suara mereka pada Sabtu (19 November). Bahkan diperkirakan ada lebih banyak banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan, bahwa enam negara bagian di semenanjung Malaysia telah mengalami banjir bandang. "Sebanyak 2.388 orang telah mencari perlindungan di 25 pusat bantuan," katanya.
"Saya khawatir pemilih tidak dapat memberikan suara mereka jika rumah mereka terendam banjir dan jalan tidak dapat dilalui," kata Mahfuz.
Mahfuz dan pemimpin oposisi lainnya menuduh Perdana Menteri Ismail Sabri melakukan perebutan kekuasaan dengan mengadakan pemungutan suara hampir setahun lebih cepat dari jadwal sementara kekuatan oposisi sedang kacau.
Para pemimpin United Malays National Organisation (UMNO) yang berkuasa yakin pemilihan awal akan menghasilkan mandat yang lebih kuat.
Di sisi lain, para kritikus mengatakan pemilihan dapat mengalihkan perhatian pemerintah dari penenangan efek hujan monsun lebat yang biasanya terjadi di akhir tahun dan membawa banjir mematikan ke pantai timur negara itu.
Tahun lalu, negara di Asia Tenggara itu telah dilanda banjir terburuknya dalam sejarah. Lebih dari 50 orang tewas dan ribuan mengungsi pada Desember 2021.
Advertisement
Status Tanggap Darurat Semeru Belum Dicabut, Begini Alasannya
Sementara itu, bencana juga menerjang Indonesia akhir tahun ini. Pemulihan pasca bencana Cianjur baru dimulai, di saat yang sama gunung terbesar di Jawa erupsi.
Status tanggap darurat erupsi Gunung Semeru masih berlanjut hingga 17 Desember 2022, meski aktivitas Semeru sudah turun level III (Siaga).
Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, status tanggap bencana belum dicabut karena potensi bencana lain seperti banjir lahar dingin masih dimungkinkan terjadi, apalagi saat curah hujan tinggi.
 "Gunung Semeru per 9 Desember 2022 diturunkan statusnya jadi level III Siaga, tapi status tanggap daruratnya masih terus berlaku, meskipun statusnya turun tetapi masih ada potensi perluasan material dari awan panas dan apabila curah hujan tinggi," katanya, Selasa (13/12/2022).
Selain itu, menurut Indah, material yang turun saat banjir lahar dingin diperkirakan mencapai 12 juta ton. Tentu hal tersebut menjadi kewaspadaan yang harus dipahami oleh semua pihak.
“Ini benar- benar harus kita waspadai, bencana pasca erupsi yang tidak kalah pentingnya," tambah Indah.
Menurutnya, dalam erupsi Gunung Semeru kali ini masyarakat sudah lebih waspada dengan situasi yang berpotensi bencana. Sebagian bahkan sudah mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa saat akan evakuasi, sehingga tidak ada lagi korban dalam peristiwa bencana.
"Ini menjadi pelajaran penting untuk kita semua, beruntung masyarakat kita ini sudah tanggap bencana, mereka sudah banyak yang paham tentang cara mengevakuasi diri," pungkasnya.
Â
Â
Â
Tanah Longsor Timbun Sebuah Bus di Kolombia, 34 Orang Tewas
Sementara itu, bencana tak hanya terjadi di Asia. Awal Desember, tanah longsor terjadi di Kolombia.
Sedikitnya 34 orang tewas ketika tanah longsor mengubur sebuah bus di Kolombia barat laut pada Minggu (4 Desember), kata badan bencana pemerintah.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (6/12/2022), tanah longsor, yang disebabkan oleh hujan lebat, menghantam bus di jalan antara desa Pueblo Rico dan Santa Cecilia di Provinsi Risaralda - sekitar 230 km barat laut ibu kota Bogota - kata badan nasional untuk mengelola risiko dan bencana (UNGRD) dalam sebuah pernyataan.Â
Tim penyelamat menggali lumpur untuk mencari korban selamat dan pihak berwenang mengatakan sembilan orang telah diselamatkan hidup-hidup. Salah satunya adalah seorang gadis berusia 7 tahun yang ditemukan menempel pada almarhum ibunya, kata Gubernur Risaralda Victor Tamayo.
Presiden Gustavo Petro menggambarkan insiden itu sebagai tragedi dalam pesan Twitter.
Solidaritas dengan keluarga korban, kata Petro, menjanjikan dukungan dari pemerintah nasional.
Sementara itu, delapan dari korban adalah anak di bawah umur, kata UNGRD.
Tanah longsor biasa terjadi di Kolombia karena medan pegunungan, hujan lebat yang sering terjadi, dan pembangunan rumah yang tidak resmi.
Wali Kota Pueblo Rico Leonardo Fabio Siagama mengatakan kepada wartawan bahwa jenazah dibawa ke stadion olahraga di kota itu.
Bus tersebut melakukan perjalanan dari Cali, kota terbesar ketiga di Kolombia, ke kotamadya Condoto, di Provinsi Choco.
Â
Penulis: Safinatun Nikmah
Advertisement