Liputan6.com, Seoul - Para pejabat pemerintah dinyatakan tidak bersalah dalam tragedi Itaewon pada Oktober 2022. Kesalahan di tragedi Itaewon tersebut ada di pihak berwenang level lokal.
Keputusan polisi ini menggugurkan ancaman jeratan hukum kepada pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Kota Seoul.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan Yonhap, Rabu (4/1/2022), investigasi menyimpulkan bahwa polisi, pemadam kebakaran, dan pemerintah area distrik Yongsan (Yongsan-gu) yang dianggap tanggung jawab. Itaewon berada di Yongsan.
Angka terbaru menyebut ada 159 orang meninggal di Itaewon saat festival Halloween pada 29 Oktober 2022. Mayoritas korban berusia 20 tahunan.
Berdasarkan aturan Manajemen Bencana dan Keselamatan, pihak Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah metropolitan Seoul tidak bertanggung jawab untuk membuat respons bencana di Itaewon.
"Dinilai bahwa persiapan dan respons bencana seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah lokal usai meninjau ketentuan-ketentuan dan tujuan dari Manajemen Bencana dan Keselamatan," ujar seorang pejabat yang ikut serta dalam investigasi khusus tersebut.
Menteri Dalam Negeri Lee Sang Min yang bertanggung jawab memantau kepolisian juga diperkirakan tidak akan dijerat. Meski demikian, ia dikritik keras karena dituding tanggung jawab.
Wali Kota Seoul, Oh Se Hoon, juga diprediksi tak dijerat.
Pihak-pihak yang berpotensi terjerat hukum adalah para pemimpin Stasiun Kepolisian Yongsan, Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan dan Kantor Distrik Yongsan.
Di lain pihak, oposisi pemerintahan di Korea Selatan ingin ada perpanjangan pemeriksaan terkait tragedi Itaewon. Pemeriksaan Itaewon sejatinya berlangsung 45 hari saja dan berakhir pada pekan ini, tapi oposisi meminta perpanjangan 10 hari.
Itaewon Sepi Bagai Kota Hantu Jelang Natal dan Tahun Baru 2023
Sebelumnya dilaporkan, menjelang malam Natal dan pergantian Tahun Baru 2023, Itaewon tampak sepi.
Pasalnya, orang-orang yang masih berduka atas 158 orang yang tewas dalam tragedi desak-desakan pada perayaan Halloween.
Banyak restoran dan toko Itaewon telah memasang pohon dan ornamen Natal, tetapi gang-gang belakang yang merupakan area klub malam dan bar di distrik itu kini sangat sepi, dikutip dari NST.com.my, Desember 2022.
Biasanya ada hiruk pikuk. Kini ada banyak catatan dan poster yang mengungkapkan rasa belasungkawa di dinding bangunan di wilayah tersebut.
Kebanyakan para korban berusia 20 hingga 30 tahun.
Selain meninggal, ada 196 orang lainnya yang terluka pada insiden mematikan tersebut.
"Itaewon dulunya adalah tempat untuk pesta Natal, dengan banyak hiasan di jalan, tapi sekarang menjadi lokasi yang sunyi dan suram," kata penduduk lokal Lee Jun-hee.
Warga lain, Kim Kyeong-nyeon yang berusia 65 mengatakan, beberapa bisnis di Itaewon mencoba untuk mencerahkan suasana Natal, tetapi rasanya terlalu cepat untuk membuang rasa sedih saat kejadian.
“Orang-orang masih berduka. Kami mungkin membutuhkan lebih banyak waktu,” katanya.
Advertisement
Konsumsi Berkurang
Kementerian keuangan mengatakan bahwa konsumsi di tiga department store besar di Itaewon tercatat melambat bulan lalu. Ini mengidentifikasi ada faktor di balik tragedi itu.
Banyak orang mencari tempat lain untuk merasakan semangat Natal, seperti kawasan wisata tradisional Myeongdong, tempat department store Shinsegae dan Lotte.
Untuk mencegah kecelakaan, polisi memasang penghalang di area pandang dekat toko untuk mengendalikan massa. Pemerintah kota Seoul sekarang memiliki tim untuk mengelola jumlah orang dalam angka besar.
"Ini terus-menerus mengingatkan akan tragedi itu," kata Jeon Ye-hyang seorang penduduk lokal di Myeongdong. "Itu berarti kita tidak akan bisa sepenuhnya menikmati suasana Natal tahun ini."
Seorang manajer kedai hamburger lokal mengatakan, bisnisnya masih redup akibat insiden tersebut. Begitu pula restoran dan bar lain di dekatnya.
"Sekarang pelanggan kami sangat sedikit yang datang, dan jalanan sepi," katanya, meminta untuk tidak disebutkan nama.
"Ini belum Natal, tapi kurasa Natal tidak akan jauh berbeda."
Tuntutan Pecat Mendagri
Parlemen Korea Selatan mengeluarkan mosi yang menyerukan pemecatan menteri dalam negeri atas tanggapan pemerintah terhadap tragedi Itaewon.
Lee Sang-min menghadapi tekanan yang terus meningkat untuk memintanya mundur menyusul insiden yang menewaskan 156 orang dan melukai 152 lainnya pada 29 Oktober.
Dikutip dari BBC, Senin (12/12/2022) pihak oposisi berupaya untuk meloloskan mosi pada Minggu kemarin.
Namun Presiden Yoon Suk Yeol diperkirakan akan menolak seruan pengunduran diri menterinya.
The Democratic Party mengancam akan memakzulkan menteri jika presiden menolak mosi tersebut, lapor Kantor Berita Yonhap.
Kementerian Dalam Negeri mengawasi polisi Korea Selatan, yang telah dikritik atas tanggapan mereka terhadap insiden di Itaewon.
Itaewon adalah distrik kehidupan malam yang populer di Seoul dan wilayah ini punya jalan-jalan sempit dan gang-gang yang dipenuhi bar dan restoran.
Tragedi desak-desakan itu terjadi saat orang banyak berkumpul untuk merayakan Halloween untuk pertama kalinya sejak COVID-19.
Yoon Hee-keun, kepala polisi negara itu mengatakan bahwa tanggap darurat "tidak memadai" dan berjanji akan melakukan penyelidikan penuh atas apa yang telah terjadi.
Lee Sang-min juga meminta maaf di Majelis Nasional, dengan mengatakan: "Sangat menyedihkan bagi saya sebagai seorang ayah yang memiliki seorang putra dan putri. Sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata betapa menyakitkan situasi ini, dan sulit untuk menerimanya."
Advertisement