Imbas Pembakaran Al-Qur'an, Pesan Erdogan ke Swedia: Jangan Lagi Berharap Dukungan Kami untuk Gabung NATO

Agar dapat bergabung dengan NATO, Swedia harus mendapat persetujuan dari 30 negara anggota, termasuk Turki.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 24 Jan 2023, 09:06 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2023, 09:06 WIB
Keakraban Erdogan, Putin, Rouhani Saat Bahas Perdamaian Suriah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani terkait perdamaian Suriah di Ankara, Turki, Rabu (4/4). (AFP PHOTO/ADEM ALTAN)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Swedia seharusnya tidak lagi mengharapkan dukungan Turki atas keanggotaannya di NATO. Pernyataan Erdogan itu muncul setelah aksi pembakaran salinan Al-Qur'an di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Sabtu (21/1/2023).

"Mereka yang mengizinkan penistaan agama seperti itu di depan kedutaan kami tidak lagi dapat mengharapkan dukungan kami bagi keanggotaan NATO mereka," kata Erdogan seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (24/1).

"Jika Anda sangat mencintai anggota organisasi teroris dan musuh Islam dan melindungi mereka maka kami menyarankan Anda untuk meminta dukungan mereka demi keamanan negara Anda," imbuhnya.

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menolak mengomentari pernyataan Erdogan. Kepada Reuters, Billstrom mengatakan ingin memahami lebih dulu dengan tepat apa yang disampaikan Erdogan.

"Tetapi Swedia akan menghormati kesepakatan yang ada antara Swedia, Finlandia, dan Turki mengenai keanggotaan NATO kami," terangnya.

Swedia Butuh Persetujuan Turki

Protes Pembakaran Al-Quran, Ratusan Warga Turki Datangi Konsulat Swedia di Istanbul
Orang-orang meneriakkan slogan-slogan saat protes di luar konsulat Swedia di Istanbul, Turki, Minggu (22/1/2023). Kemarahan atas protes pembakaran Alquran di Swedia menghasilkan protes hari kedua di Turki, yang membuat ketegangan antara kedua negara. (AP/Khalil Hamra)

Swedia dan Finlandia mendaftar untuk bergabung dengan NATO tahun lalu, tepatnya setelah invasi Rusia ke Ukraina. Namun, agar dapat bergabung, mereka harus mendapat persetujuan dari 30 negara anggota NATO.

Turki, sebelumnya menyatakan, Swedia pertama-tama harus mengambil sikap yang lebih jelas terhadap apa yang mereka sebut sebagai teroris. Pernyataan Erdogan ini merujuk pada kelompok militan Kurdi dan mereka yang menurutnya bersalah atas upaya kudeta pada tahun 2016, di mana Swedia dituduh melindungi mereka.

"Jadi, jika Anda tidak menyerahkan teroris Anda kepada kami, kami tidak dapat meneruskannya (persetujuan) melalui parlemen," kata Erdogan beberapa waktu lalu seperti dilansir VOA.

"Agar ini lolos parlemen, pertama-tama Anda harus menyerahkan lebih dari 100, sekitar 130 teroris ini kepada kami," kata Erdogan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price mengatakan, Finlandia dan Swedia telah siap untuk bergabung dengan NATO, tetapi menolak berkomentar apakah Washington menganggap komentar Erdogan berarti menutup pintu bagi mereka.

"Pada akhirnya, ini adalah keputusan dan konsensus yang harus dicapai Finlandia dan Swedia dengan Turki," kata Price.

AS Kutuk Aksi Rasmus Paludan

Protes Pembakaran Al-Quran, Ratusan Warga Turki Datangi Konsulat Swedia di Istanbul
Wanita meneriakkan slogan-slogan saat protes di luar konsulat Swedia di Istanbul, Turki, Minggu (22/1/2023). Sekitar dua ratus warga di Istanbul turut berunjuk rasa di depan konsulat pemerintahan Swedia. (AP/Khalil Hamra)

Lebih lanjut, Price mengatakan bahwa membakar kitab suci adalah tindakan yang kurang ajar. Dia menambahkan, mereka yang menjadi dalang di balik pembakaran salinan Al-Qur'an di Swedia mungkin dengan sengaja mencoba melemahkan persatuan NATO dan sekutu Washington di Eropa.

"Kami memiliki pepatah... sesuatu bisa saja sah, tetapi mengerikan. Saya pikir dalam kasus ini, apa yang telah kita lihat dalam konteks Swedia termasuk dalam kategori itu," tutur Price.

Pembakaran salinan Al-Qur'an, yang dilakukan oleh ekstremis sayap kanan Rasmus Paludan, telah menuai kutukan dari penjuru dunia. Itu bukan aksi pertama Paludan membakar Al-Qur'an.

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO
Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya