Mendayung ke Antartika, Wanita Ini Raih Rekor Dunia

Seorang wanita asal Austria melakukan ekspedisi perjalanan ke Antartika yang akhirnya menetapkan 10 Rekor Dunia Guinness.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 24 Feb 2023, 19:16 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2023, 18:35 WIB
Pendayung asal Austria, Lisa Farthofer.
Pendayung asal Austria, Lisa Farthofer. (Foto milik Guinness World Records)

Liputan6.com, Antartika - Lisa Farthofer, seorang wanita berusia 31 tahun melakukan aktivitas mendayung perahu sejauh 753 Kilometer di perairan terbuka Antartika selama tujuh hari dimulai pada tanggal 11-17 Januari 2023.

Perjalanan ini menjadikannya sebagai wanita pertama yang mendayung di Southern Ocean dan wanita pertama yang mendayung di perairan terbuka Antartika dalam catatan Guinness World Records.

Farthofer berdayung bersama tim ekspedisinya yang terdiri dari Fiann Paul asal Islandia, Mike Matson dan Brian Krauskopf asal Amerika Serikat, Jamie Douglas-Hamilton asal Inggris, dan Stefan Ivanov asal Bulgaria.

Tim ini melakukan ekspedisi dengan tujuan untuk mengikuti langkah pelayaran yang dilakukan oleh Ernest Shackleton dan krunya dari Elephant Island ke Georgia Selatan pada tahun 1915.

“Saya melihat beberapa hal yang sangat menakjubkan,” ujar Farthofer kepada Guinness World Records.

“Terkadang perjalanannya sulit dan menantang, tetapi ada juga momen yang sangat luar biasa, seperti saat mendayung di tengah kawanan paus sirip, dan juga terasa seperti ada sekawanan penguin yang selalu bersama kami sepanjang waktu."

Farthofer mengatakan bahwa perjalanannya juga menyoroti keindahan alam.

“Ekspedisi ini benar-benar memberi Anda gambaran tentang betapa indahnya dunia kita dan betapa sedikitnya yang kita ketahui. Sehingga membuat Anda ingin melihat lebih banyak lagi. Dan sulit untuk meninggalkan perjalanan tersebut," katanya. 

 

10 Rekor yang Telah Dicetak

Olahraga mendayung
Olahraga mendayung (Pixabay/Mabel Amber)

Lisa Farthofer telah menetapkan total 10 rekor dunia selama partisipasinya dalam misi Shackleton. Dua diantara nya dimenangkan oleh Lisa sendiri, dan delapan lainnya dicapai sebagai tim.

Berikut rekor yang telah dicetak oleh Tim Farthofer:

  • Ekspedisi bertenaga manusia pertama di Samudra Selatan
  • Pendayung tercepat di Samudra Selatan
  • Ekspedisi bertenaga manusia pertama di Laut Scotia
  • Ekspedisi bertenaga manusia pertama dari Antartika
  • Pendayung Kutub tercepat
  • Jarak terjauh mendayung di Samudra SelatanEkspedisi bertenaga manusia pertama dari Selatan ke Utara dengan titik mula paling selatan dari seluruh ekspedisi mendayung.

Lisa sendiri merupakan atlet dayung profesional yang sudah berpartisipasi dalam World Rowing Cup.

Pendayung Gondola Venesia, Profesi Bergengsi

Para pendayung gondola atau gondolier menunggu penumpang di salah satu dermaga yang berada di depan sebuah hotel mewah di Venesia (Marco Tampubolon / Liputan6.com)
Para pendayung gondola atau gondolier menunggu penumpang di salah satu dermaga yang berada di depan sebuah hotel mewah di Venesia (Marco Tampubolon / Liputan6.com)

Selain mendayung sebagai atlet olahraga professional, olahraga ini juga sangat populer di negara Venesia. Gondola dan Venesia tidak bisa dipisahkan. Perahu-perahu lancip dengan berbagai hiasan ini merupakan moda transportasi yang sudah berabad-abad lamanya digunakan warga di sana. Bedanya, saat ini, gondola lebih diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin menelusuri kanal-kanal eksotik di Venesia.

Pendayung gondola sendiri dikenal dengan sebutan gondolier. Tugasnya mendayung dan mengendalikan gondola. Meski terkesan sederhana, pekerjaan ini ternyata tidak mudah. Terutama bila gondolier harus membawa perahu yang panjangnya mencapai 11 meter tersebut menikung di kanal berukuran sempit.

Hingga abad ke-17, gondola menjadi moda transportasi sehari-hari warga di Venise. Saat itu jumlah gondolier masih mencapai 1500 orang. Namun belakangan, angka ini menyusut. Saat ini, jumlah gondolier di Venesia kurang dari 500 orang.

Gondolier bukan sekedar pekerjaan untuk menyambung hidup. Bagi warga Venesia, profesi ini merupakan bagian dari tradisi yang membanggakan.

Tidak semua orang bisa menjadi gondolier. Sebab kemampuan mengemudikan perahu saja tidak cukup. Syarat utama menjadi gondolier haruslah warga lokal. Selain itu, gondolier juga harus memiliki lisensi.

Sulitnya Memperoleh Lisensi Gondolier

Mayangsari
Mayangsari menikmati liburannya di Venesia dengan keliling naik gondola. Memakai dress pink, Mayang terlihat cantik. (instagram.com/mayangsari_official)

Lisensi yang sudah didapat bisa diwariskan dari ayah kepada anaknya. Namun banyak yang kemudian mendapatkannya dengan cara magang untuk menggantikan gondolier sepuh yang tidak punya anak atau tidak tertarik dengan pekerjaan ini.

Lisensi bakal kembali ke pemerintah kota saat gondolier meninggal dunia. Surat izin ini selanjutnya akan diberikan kepada pelamar pertama yang sudah dinyatakan lulus ujian kemampuan mendayung.

Seiring kian eksklusifnya moda transportasi gondola, maka proses mendapatkan lisensi bagi gondolier pun semakin rumit. Untuk menjadi gondoliers profesional, warga harus masuk sekolah gondola.

Tidak lagi sekedar berlatih mengemudikan gondola, siswa juga belajar bahasa asing, sejarah dan seni Venesia. Setelah kursus calon gondoliers harus mengikuti ujian yang diadakan oleh Ente Gondola.

Setelah lulus, gondoliers masih harus magang selama 6-12 bulan. Selanjutnya mereka kembali melewati ujian praktek di hadapan 5 hakim gondoliers. Bila dinyatakan lulus, barulah berhak mendapat lisensi.

Profesi ini bukan untuk pria saja. Bahkan faktanya, gondolier pertama yang mendapatkan lisensi pada 2010 lalu adalah wanita bernama Giorgia Boscolo. Meski sempat ditentang gondoliers pria, Giorgia berhasil melewati semua ujian dan mewujudkan mimpinya menjadi gondolier seperti ayahnya.

Infografis Atlet Wanita olimpiade
Infografis Atlet Wanita olimpiade (Liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya