Liputan6.com, Minsk - - Tokoh oposisi Belarus yang diasingkan mengatakan, sebuah pesawat militer Rusia rusak akibat serangan drone di dekat ibu kota, Minsk.
Pemimpin organisasi anti-pemerintah Belarus, BYPOL, Aliksandr Azarov, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Hal itu disampaikannya melalui Telegram.
Pesawat peringatan udara dan sistem kontrol (AWACS) Beriev A-50 diserang di dekat pangkalan udara Machulishchy. Serangan terjadi di tengah peningkatan kerja sama antara Belarus dan Rusia.
Advertisement
"Serangan itu merusak bagian depan dan tengah pesawat serta radar dan antenanya," kata BYPOL di Telegram seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/2/2023). "Pemicunya adalah drone. Peserta operasi adalah Belarus."
Penasihat pemimpin oposisi Belarus Fanak Viacorka mengatakan, serangan itu kreatif dan canggih.
"Itu sangat berani karena Belarus berada dalam situasi teror total", katanya.
Dia menambahkan bahwa pihak oposisi pasti dibantu oleh penduduk setempat dan militer untuk merusak pesawat.
Baik Kementerian Pertahanan Rusia dan Belarus belum mengomentari insiden tersebut secara terbuka.
Pusat Komando Lintas Udara
Secara terpisah, saluran pro-Kremlin, Tsargrad TV, mengonfirmasi serangan pesawat tak berawak di pangkalan udara, tetapi menyalahkan militer Ukraina. Konfirmasi juga melaporkan kerusakan pada A-50, tetapi tidak memberikan rincian spesifik.
Seorang ahli pertahanan udara Rusia, Yuri Knutov, mengatakan kepada saluran tersebut bahwa karena beberapa alasan, pangkalan udara tersebut tidak dilindungi oleh rudal anti-pesawat Rusia Pantsir.
Knutov menggambarkan A-50 sebagai pusat komando lintas udara yang digunakan untuk mengarahkan serangan udara Rusia.
BYPOL, kelompok Belarus yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pesawat tersebut, terdiri dari mantan petugas penegak hukum yang sekarang menentang Presiden Alexander Lukashenko.
Oleh pemerintah Lukashenko, BYPOL dicap sebagai organisasi teroris.
Sejauh ini, Belarus tidak secara langsung terlibat dalam perang Ukraina, namun Lukashenko mengizinkan wilayah negaranya menjadi landasan serangan pasukan Rusia.
Kedua negara juga telah berpartisipasi dalam latihan militer bersama selama beberapa bulan terakhir.
Advertisement