Dubes Korea Selatan untuk India Viral Usai Joget Lagu Naatu Naatu, Bikin Heboh Netizen

Dubes Korea Selatan untuk India viral usai joget lagu Naatu Naatu.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 01 Mar 2023, 20:40 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 20:40 WIB
Diplomat Korsel menari lagu "Naatu Naatu"
Kedutaan Besar Korea Selatan di India telah memikat orang-orang dengan video stafnya menari mengikuti lagu "Naatu Naatu". (SCREENGRAB/SOUTH KOREAN EMBASSY INDIA)

Liputan6.com, New Delhi - Duta Besar Korea Selatan di India memikat hati banyak orang lewat video tarian dengan lagu Naatu Naatu dari film Rise Roar Revolt atau RRR berbahasa Telugu.

Dalam video tersebut, Dubes Chang Jae Bok dan timnya terlihat melakukan gerakan mengikuti lagu secara berpasangan maupun kelompok yang lebih besar.

Video klip berdurasi 53 detik tersebut menjadi viral di media sosial dan berhasil mengumpulkan lebih dari empat juta orang (views) di Twitter pada Selasa (28/2/2023) dan mendapat banyak pujian dari netizen India.

Perdana Menteri India Narendra Modi menilai videonya tersebut merupakan usaha brilian dari tim Korsel dan gerakannya sangat menggemaskan", dilansir dari CNN, Rabu (1/3/2023).

Tarian ini juga menyita perhatian penulis skenario dan novelis India, Kulpreet Yadav.

"Aku suka sekali dengan hal ini," tulis penulis skenario dan novelis India, Kulpreet Yadav.

"Penghargaan pantas diberikan sebagai bentuk kuatnya hubungan bilateral. Terlihat bahwa sebuah lagu dan tarian bisa menyatukan," tulis pengguna Twitter lainnya bernama Bhargav Mitra.

Tanggapan positif dari warganet India terhadap video itu mencerminkan semakin populernya budaya Korea Selatan di negara tersebut, di mana jutaan orang telah terpapar budaya Korean Pop (K-pop) dan Korean Drama (K-drama) dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak orang India juga menembus industri hiburan Korea Selatan. Contoh, penyanyi Shreya Lenka yang menjadi bintang K-pop lokal pertama India ketika ia bergabung dengan girl group Blackswan tahun lalu. Sementara, aktor India Anupam Tripathy membintangi drama "Squid Game" yang tayang di Netflix.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Lagu Naatu Naatu

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India. (AFP Photo)

Naatu Naatu yang berarti "tarian tari" (dalam bahasa Indonesia) disusun oleh M.M. Keeravani, dengan lirik dari Chandrabose.

Dipuji karena koreografinya yang sederhana dengan nada yang menarik, lagu Naatu Naatu memenangkan Golden Globe pertama di India dalam kategori lagu orisinal terbaik bulan lalu dan difavoritkan untuk memenangkan lagu orisinal terbaik di Academy Awards ke-95 pada 12 Maret 2023.

Lagu aslinya menampilkan bintang Telugu Ram Charan dan N. T. Rama Rao Jr., dikenal sebagai Jr NTR. Video tersebut ditonton lebih dari 122 juta kali di YouTube.

Industri film India memproduksi puluhan ribu film setiap tahun dalam berbagai bahasa, dan "RRR" adalah film berpenghasilan kotor tertinggi keempat di India, menurut IMDb, menghasilkan hampir US$ 155 juta di seluruh dunia.

Film "RRR" menceritakan tentang perjuangan kemerdekaan India dari penjajahan Inggris dan menjadi film non-Inggris yang paling banyak ditonton di Netflix pada Juni 2022 lalu. 


Sejumlah Mahasiswa India Ditangkap Usai Pemutaran Film Dokumenter Terkait PM Narendra Modi

Atraksi Pesawat Tempur di Aero India 2023
Perdana Menteri India Narendra Modi memegang topinya saat dia berjalan untuk memberikan pidato kepada para delegasi saat peresmian Aero India 2023 di pangkalan udara Yelahanka, Bengaluru, India, Senin (13/2/2023). Aero India adalah acara dua tahunan dengan demonstrasi terbang oleh tim pengganti dan militer serta paviliun komersial tempat perusahaan penerbangan memamerkan produk dan teknologi mereka. (AP Photo/Aijaz Rahi)

Bicara soal film India, beberapa waktu lalu film dokumenter mengenai Perdana Menteri Narendra Modi tidak diperbolehkan.

Polisi berpakaian preman serta beberapa lainnya yang bersenjatakan gas air mata terlibat bentrok dengan mahasiswa di Jamia Millia Islamia University, New Delhi, India, pada Rabu (25/1/2023), di tengah upaya menghentikan pemutaran film dokumenter BBC "India: The Modi Question".

Sejumlah mahasiswa ditahan dalam insiden tersebut.

Adegan serupa dilaporkan terjadi di sejumlah universitas setelah itu. Pasalnya, film dokumenter BBC itu mengulas tentang sepak terjang Perdana Menteri Narendra Modi di kancah politik dan dugaan keterlibatannya dalam kerusuhan Gujarat pada 2002.

Pemerintah Modi murka merespons film dokumenter itu, menyebutnya propaganda. Mereka juga melarang penyiaran dan penyebaran tautannya di media sosial, kebijakan yang dipatuhi oleh Twitter, YouTube, termasuk juga pihak universitas.

Di University of Hyderabad, pihak kampus membuka penyelidikan terhadap sekelompok mahasiswa yang memutar film dokumenter tersebut pada awal Januari. Anggota Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Modi dikabarkan juga memprotes pemutaran film dokumenter di sebuah universitas di Kerala selatan.

Pada Selasa (24/1), Jawaharlal Nehru University di New Delhi gelap seketika menyusul pemadaman listrik dan internet untuk menghentikan pemutaran film dokumenter Modi.

"Jelas pemerintah yang memutus aliran listrik," kata mahasiswa bernama Aishe Ghosh seperti dikutip dari DW, Kamis (26/1). "Kami mendorong kampus-kampus di seluruh negeri untuk mengadakan pemutaran film sebagai tindakan perlawanan terhadap penyensoran ini."

Ghosh mengklaim anggota kelompok sayap kanan melukai beberapa siswa yang berkumpul untuk menonton film dokumenter tersebut dengan melemparkan batu bata ke arah mereka.


India: The Modi Question

Perdana Menteri India Narendra Modi
Perdana Menteri India Narendra Modi (Dok. AFP)

Melalui film dokumenter "India: The Modi Question", BBC mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menyoroti isu-isu penting dari seluruh dunia. Pemerintah India, sebut BBC, telah diberikan hak jawab, tapi menolak.

Seri pertama dokumenter melacak jejak pertama Modi di dunia politik, termasuk kebangkitannya di BJP hingga pengangkatannya sebagai menteri utama negara bagian barat Gujarat.

Film dokumenter yang menyoroti laporan yang belum pernah dipublikasikan, yang didapatkan BBC dari Kementerian Luar Negeri Inggris, menimbulkan pertanyaan tentang tindakan Modi selama kerusuhan Gujarat yang dipicu oleh pembakaran sebuah kereta yang membawa peziarah Hindu. Ada 59 orang tewas dalam peristiwa itu.

Dalam kekerasan lanjutan, lebih dari 1000 orang, yang kebanyakan muslim, dilaporkan tewas. Tragedi itu tercatat sebagai salah satu yang terburuk sejak kemerdekaan.

Laporan tersebut mengklaim bahwa Modi bertanggung jawab langsung atas iklim impunitas yang memungkinkan terjadinya kekerasan.

Modi telah lama menolak tuduhan bahwa dia bertanggung jawab atas kekerasan tersebut dan tidak meminta maaf. Pada 2013, panel Mahkamah Agung juga telah menyatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menuntutnya.

Salah satu pernyataan dalam dokumenter berdurasi 59 menit itu menyebutkan, "Serial dokumenter ini mengkaji ketegangan antara mayoritas Hindia dan minoritas muslim dan mengeksplorasi politik Modi dalam kaitannya dengan ketegangan tersebut."

"Itu diteliti dengan cermat dan berbagai suara, saksi, dan ahli didekati, dan kami menampilkan berbagai pendapat, termasuk tanggapan dari orang-orang BJP," ungkap pernyataan di dokumenter tersebut.

Laporan yang didapatkan BBC merupakan bagian dari penyelidikan yang diperintahkan oleh menteri luar negeri Inggris saat itu, Jack Straw.

"Tingkat kekerasan jauh lebih besar daripada yang dilaporkan dan tujuan kerusuhan adalah untuk membersihkan umat Islam dari wilayah Hindu," ungkap laporan tersebut.

Straw dalam dokumenter itu mengatakan, "Ini adalah klaim yang sangat serius bahwa Tuan Modi telah memainkan peran proaktif dalam menarik mundur polisi dan secara diam-diam menyemangati ekstremis Hindu. Itu adalah contoh keterlibatan politik yang sangat mengerikan untuk mencegah polisi melakukan tugas mereka melindungi umat Hindu dan muslim."

Berbicara tentang tindakan apa yang dapat diambil oleh pemerintah Inggris pada saat itu, Straw menjelaskan, "Pilihannya... terbatas, kami tidak akan memutuskan hubungan diplomatik dengan India, tetapi itu jelas menodai reputasinya (Modi)."

Bagian pertama dari dua seri film dokumenter ini tayang di Inggris pada Selasa (17/1). Dan bagian berikutnya rilis pada Selasa (24/1).

Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India
Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya